Kabid Humas dan Media PP PBSI, Broto Happy menyampaikan, melalui manajer tim di Orleans, yaitu Harry Hartono, PBSI sudah meminta swab test PCR ulang untuk memastikan hasil tersebut.
Namun, sambung Broto, ternyata peraturan yang diterapkan di Prancisberbeda. Ternyata, tidak ada pengulangan swab test PCR.
"Jadi kami menerima hasil swab test PCR yang dikeluarkan panitia setempat. Kami sudah meminta Febriana dan Amalia untuk menjalani  karantina sesuai aturan yang berlaku," jelas Broto.
Sebenarnya, Pelatnas Cipayung selama ini sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, sebelum berangkat, para pemain sudah mendapatkan vaksinasi dan selalu melakukan Swab Test PCR berkala. Hal itu ditegaskan oleh tim dokter di Pelatnas PBSI, dokter Octaviani.
"Di Pelatnas PBSI sudah menerapkan protokol kesehatan ketat untuk menangkal penyebaran virus Covid-19. Kami juga melakukan Swab Test PCR secara berkala untuk seluruh penghuni Pelatnas Cipayung," tegas dr. Octaviani.
"Sebelum keberangkatan ke Orleans pun, Ana dan seluruh tim sudah menjalani Swab Test PCR yang hasilnya negatif," sambung dia.
Pemain Indonesia lainnya masih bisa tampil
Kabar adanya pemain Indonesia yang akan tampil di turnamen internasional dinyatakan yang positif sehingga harus dikarantina, jelas membuka kembali ingatan pada All England. Memori kelam yang hendak ditutup itu, ternyata malah terjadi lagi.
Meski, kejadian di Orleans Masters ini tidak sampai se-tragis di All England di mana semua pemain Indonesia dilarang tampil karena alasan satu pesawat dengan penumpang positif saat perjalanan dari Istanbul (Turki) ke Birmingham (Inggris).
Sebab, mundurnya Febriana/Amalia karena Covid-19 tidak serta merta mempengaruhi wakil Indonesia yang lain. Delapan wakil Merah-Putih lain tetap melanjutkan berlaga di turnamen level Super 100 ini.
Kemarin, tunggal Putra Chico Dwi Wardoyo menang di babak pertama. Dia mengalahkan pemain Vietnam yang kini membela Irlandia, Nhat NGuyen dengan skor 21-13-21-8.