Kejuaraan bulutangkis tertua di dunia, All England, bakal menyapa para badminton lovers mulai Rabu (17/3) petang nanti. Turnamen BWF Super 1000 yang digelar di Birmingham Inggris ini akan berlangsung hingga Minggu (21/3) nanti.
Dibanding penyelenggaraan di tahun-tahun sebelumnya, All England kali ini berbeda. Sebab, ada banyak pemain top dunia yang terpaksa tidak tampil di salah satu turnamen level tertinggi BWF World Tour ini.
Untuk kali pertama, Tiongkok tidak mengirimkan wakilnya. Padahal, Tiongkok punya banyak pebulutangkis top dunia. Chen Yufei dan kawan-kawan belum diperbolehkan bermain di luar negeri karena pertimbangan situasi pandemi di Eropa yang belum sepenuhnya clear.
Tak hanya Tiongkok, Taiwan pun mengambil keputusan tidak mengirimkan atlet-atlet terbaiknya karena pertimbangan serupa. Termasuk juga Korea.
Artinya, kita tidak akan menyaksikan kiprah tunggal putra ranking 1 dunia yang juga juara bertahan, Tai Tzu Ying. Juga rising star asal Korea, An Se-young. Lalu tunggal putra ranking 4 dunia, Chou Tien-chen. Serta ganda putra Lee Yang/Wang Chi-lin yang Januari lalu meraih hat-trick juara di Thailand.
Daftar bertambah panjang dengan tidak tampilnya finalis ganda campuran All England 2020 asal Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. Serta Carolina  Marin. Tunggal putri asal Spanyol yang jadi unggulan 1 ini mengalami cedera sehingga mengundurkan diri.
Toh, meski ada banyak pemain top yang tidak tampil, bukan berarti All England 2021 bakal berjalan hambar. Sebab, masih ada pemain-pemain top asal Indonesia, Jepang, Malaysia, juga Eropa.
Merujuk drawing turnamen, ada beberapa pertandingan besar di lima sektor (tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran) yang layak ditunggu para badminton lovers (BL).
Dari hasil 'oprek-oprek' drawing tersebut, saya mencatat ada tujuh 'skenario' pertandingan di All England tahun ini yang paling menarik ditunggu. Tentu, sampean (Anda) boleh setuju. Tapi juga monggo bila memiliki versi sendiri pertandingan yang layak ditunggu.
Ginting vs Momota di semifinal tunggal putra
Di tunggal putra (MS), kembali tampilnya MS ranking 1 dunia asal Jepang, Kento Momota, bakal menjanjikan laga seru. Utamanya kemungkinan pertemuannya dengan tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting.
Para BL menunggu pertemuan mereka. BL bahkan punya julukan 'sayang' untuk menyebut duel Momota vs Ginting: Momogi. Itu merupakan gabungan dari nama mereka.
Kenapa duel mereka paling ditunggu?
Sebab, pertemuan mereka sebelumnya seperti di final China Open 2018 dan semifinal Asian Games 2018, berlangsung seru, ketat, bahkan dramatis. Keduanya senang menyerang tapi bertahan juga oke sehingga pertandingan tidak membosankan. Apalagi bila keduanya sedang dalam form terbaik.
Dari drawing All England, Ginting dan Momota sama-sama berada di pool atas MS. Mereka bisa bertemu di babak semifinal. Tentunya bila keduanya berhasil mengalahkan lawan-lawan di babak sebelumnya.
Jojo vs Axelsen di perempat final
Masih di sektor tunggal putra, duel yang juga tidak kalah menarik adalah kemungkinan bertemunya tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie dan pemain asal Denmark, Viktor Axelsen yang merupakan juara bertahan.
Kenapa duel Jonatan vs Axelsen menarik ditunggu?
Sebab, Jojo (panggilan Jonatan) bisa melakukan revans. Sebelumnya, Jojo kalah dari Axelsen di Thailand Open pada Januari lalu. Bahkan, Jojo hanya mendapat 5 angka dalam kekalahan itu.
Pasca kekalahan itu, Jojo sempat 'diparkir' oleh PP PBSI. Fokus latihan sembari memperbaiki aspek yang harus diperbaiki. Dia baru kembali tampil di All England.
Merujuk hasil drawing, keduanya ada di pool bawah MS. Jojo bisa bertemu Axelsen di perempat final. Dengan catatan, Jojo harus punya start bagus. Sebab, di putaran pertama, dia langsung bertemu lawan tangguh. Yakni anak muda asal Thailand, Kunlavut Vitidsars (19 tahun) yang dua pekan lalu mencicipi final Swiss Open.
Sindhu vs Okuhara di final tunggal putri
Di sektor tunggal putra, tidak tampilnya Tai Tzu-ying dan Carolina Marin memang mengurangi greget persaingan di WS. Namun, masih ada 'skenario' pertandingan seru.
Salah satunya kemungkinan perjumpaan tunggal putri Jepang, Nozomi Okuhara melawan tunggal putri India, Pusarla Venkata Sindhu.
Okuhara dan Sindhu pernah berduel dalam salah satu pertandingan paling diingat di sektor WS. Yakni ketika final Kejuaraan Dunia 2017 di Glasgow. Kala itu, Okuhara menang rubber game dengan skor super ketat, 21-19, 20-22, 22-20.
Lantas, dua tahun kemudian, Sindhu berhasil revans dengan mengalahkan Okuhara di final Kejuaraan Dunia 2019 lewat skor telak, 21-7, 21-7.
Namun, untuk melihat keduanya tampil pertama kali di final All England, bergantung hasil mereka di laga sebelumnya. Utamanya saat Sindhu kemungkinan bertemu Akane Yamaguchi di perempat final dan Okuhara bersua Ratchanok Intanon di semifinal.
Endo/Watanabe vs Hendra/Ahsan di semifinal ganda putra
Di sektor ganda putra, pertemuan pasangan Jepang, Yuta Watanabe/Hiroyuki Endo melawan ganda senior Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan akan menjadi 'laga klasik' di All England. Selama ini, duel mereka selalu menarik ditonton.
Peragaan permainan menyerang dan seni bertahan plus ketenangan dalam bermain, menjadi bumbu pertemuan mereka. Seperti ketika Hendra/Ahsan mengalahkan Yuta/Endo di final BWF World Tour FInals 2019 dan final New Zealand Open 2019.
Pertemuan terakhir kedua pasangan ini tersaji di perempat final All England 2020. Kala itu, Yuta/Endo berhasil menang dengan skor tipis 21-19, 21-18.
Nah, di All England 2021 ini, keduanya ada di pool bawah. Bila tampil bagus sesuai standar mereka, keduanya berpotensi bertemu di babak semifinal.
Endo/Watanabe vs Marcus/Kevin di final ganda putra
Skenario final ini bukan berarti mengecilkan peluang menang Hendra/Ahsan andai bertemu Yuta/Endo di semifinal. Namun, kemungkinan bertemunya Yuta/Endo melawan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya di final ganda putra All England 2021, bakal sangat menarik.
Kita tahu, Marcus/Kevin kalah dari Yuta/Endo di final All England tahun 2020 lalu. Mereka kalah rubber game 18-21, 21-12, 19-21.
Itu untuk kesekian kalinya, Marcus/Kevin kalah dari pasangan Jepang ini. Mereka bahkan pernah kalah dengan skor yang sulit dipercaya di final Kejuaraan Asia 2019. The Minnions kalah 18-21, 3-21. Ya, mereka hanya mendapat 3 poin saja.
Menariknya, kedua pasangan ini akan kembali tampil setelah setahun penuh tidak turun di turnamen BWF. Januari lalu, mereka tidak ikut tampil di Thailand Open dan BWF Word Tour Finals. Pertemuan di final All England 2020 pada 15 Maret, merupakan kali terakhir keduanya tampil.
Mungkinkah keduanya bisa melenggang ke final? Bila keduanya bisa langsung menemukan permainan terbaiknya, skenario itu bisa terjadi. Tentu, BL Indonesia berharap kali ini Marcus/Kevin bisa mengalahkan Yuta/Endo.
Greysia/Apri vs Yuki/Sayaka di semifinal ganda putri
Tidak ikut tampilnya ganda putri Tiongkok dan Korea membuat persaingan di sektor ini kurang seru. Namun, masih ada pertandingan yang layak ditunggu. Utamanya bagi BL Indonesia.
Yakni, kemungkinan bertemunya ganda putri andalan Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu melawan ganda putri Jepang Yuki Fukushima/Sayaka Hirota yang merupakan juara bertahan. Kedua pasangan ini bisa bertemu di babak semifinal.
Namun, Greysia/Apri yang tahun lalu langsung out di putaran pertama, kali ini tentu harus tampil lebih oke. Mereka sangat mungkin bertemu pasangan Eropa dari putaran pertama hingga perempat final.
Di masa lalu, Greysia/Apri kesulitan mengalahkan Yuki/Sayaka. Salah satunya di final Malaysia Masters 2019. Namun, kali ini, Greysia/Apri 'lebih panas'. Mereka juara di Thailand Openpada Januari lalu. Sementara Yuki/Sayaka belum tampil di turnamen BWF sejak kemenangan di All England tahun lalu.
Praveen/Melati vs Thom/Delphine di semifinal ganda campuran
Laga terakhir yang menurut saya menarik ditunggu adalah kemungkinan pertemuan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti melawan ganda muda Prancis, Thom Gicquel/Delphine Delrue.
Memang, sebagai unggulan 1, Praveen/Melati yang merupakan juara bertahan, bisa bersua pasangan Jepang unggulan 2 yang juga juara All England 2018, Yuta Watanabe/Arisa Higashino.
Namun, duel Praveen/Melati melawan Thom/Delphine akan menarik. Sebab, ganda Prancis ini sedang 'naik daun'. Thom dan Delphine yang baru berusia 22 tahun, dua pekan lalu juara di Swiss Open 2021. Saya pernah mengulas kiprah mereka di tulisan ini.
Sebelumnya, di Toyota Thailand Open, ganda Prancis ini juga sempat mengalahkan Praveen/Melati di putaran pertama pada 19 Januari 2021 lalu. Meski, kondisi Praveen kala itu kurang fit.
Nah, di All England Open 2021, merujuk pada hasil drawing sektor ganda campuran, kedua pasangan ini bisa bertemu di babak semifinal.
Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org, Praveen yang sempat mengalami cedera bahu, mengaku sudah fit. Dengan persiapan maksimal, Praveen dan Melati berharap mempertahankan gelar, meski tidak mau terbebani.
"Tidak ada tekanan sebagai juara bertahan. Saya mencoba untuk tidak menjadikannya beban. Dibawa rileks saja seperti pertandingan-pertandingan lain, tapi tetap fokusnya dijaga dan targetnya juara," ujar Melati dikutip dari sini.
Itulah tujuh 'skenario' pertandingan di All England 2021 yang paling menarik versi saya. Tentu saja, saya berharap pemain-pemain Indonesia bisa tampil maksimal. Bisa mempertahankan tradisi juara.
Sebagai informasi, dalam empat tahun terakhir (sejak 2017) pemain Indonesia selalu juara di All England. Selengkapnya, sampean bisa singgah ke tulisan ini.
Tahun 2020 lalu, Praveen/Melati jadi juara. Hendra/Ahsan juara di tahun 2019. Dan Marcus/Kevin juara tahun 2018 dan 2017. Siapa tahu, di All England tahun ini, Indonesia bisa meraih dua gelar. Semoga. Semangat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H