Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Inter Milan Menjemput Scudetto ke-19 Lewat "Jalur Cepat"

5 Maret 2021   11:30 Diperbarui: 7 Maret 2021   00:54 1976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, permainan menyerang Inter akhirnya membuahkan hasil. Adalah penyerang asal Chile, Alexis Sanchez yang kali ini menjadi 'jimat keberuntungan' Inter. Di menit ke-54, Sanchez meneruskan sodoran Lukaku. Bola sepakannya mengarah ke gawang sebelum dibuang bek Parma.

Tapi, wasit Fabrizio Pasqua memutuskan gol. Dia menganggap bola sudah melewati garis gawang. Dan memang, tayangan ulang memperlihatkan bila bola sepakan Sanchez itu sudah sempurna melewati gawang.

Toh, delapan menit kemudian, di menit ke-62, Sanchez kembali membuat gol. Dan kali ini gol cantik. Lagi-lagi, Lukaku menunjukkan dirinya memang pemain penting di Inter.

Pemain asal Belgia ini men-dribble bola melewati beberapa bek Parma sebelum menyodorkan bola ke Sanchez. Di sini, Sanchez memperlihatkan jam terbang panjangnya sebagai penyerang yang pernah bermain di Barcelona, Arsenal, dan Manchester United. Eksekusinya dingin. Kalem.

Parma sempat memperkecil skor di menit ke-71. Namun, itu hanya "gol PHP" agar laga tetap seru. Hingga akhir laga, Inter bisa mempertahankan keunggulan. Menang di markas Parma.

"Ini pertandingan yang sulit. Parma bermain bagus. Tapi, jangan lupa, kami berjuang untuk Scudetto dan kami ada di jalur yang tepat," ujar Sanchez kepada Sky Sport dilansir dari Football Italia.

Sanchez menjadi sorotan. Penyerang berusia 32 tahun yang dianggap sudah habis ini ternyata masih bisa garang. Bahkan, dalam wawancara dengan Sky Sport, Sanchez menyebut dirinya selama ini bak singa yang terkurung. Dia ingin terus bermain.

"Saya pemain berpengalaman, pelatih percaya saya dan itu membuat saya gembira. Tentu saja, saya selalu ingin bermain dan memberikan kemampuan terbaik untuk tim ini," sambung Sanchez.

Sanchez benar, semangat memburu Scudetto membuat pemain-pemain Inter kini seperti lapar menang. Mereka ingin selalu menang.

Maklum, Inter sudah lama tidak juara Liga Italia. Kali terakhir mereka juara di musim 2009/10 saat dilatih Jose Mourinho dan meraih treble. Itu gelar ke-18 Inter di Serie A.

Inter diuntungkan labilnya Milan dan Juventus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun