Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Ditarget Juara di Swiss, Hafiz/Gloria Malah Tersingkir di Babak Pertama

3 Maret 2021   10:06 Diperbarui: 3 Maret 2021   22:13 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria yang diharapkan bisa juara di Swiss Open, malah langsung tersingkir di babak pertama/Foto: Kompas.com

DALAM menetapkan target, apakah sampean (Anda) lebh senang yang realistis atau yang sesuai porsi?

Realistis bisa dikonotasikan dengan tidak memasang target berlebihan. Target yang masuk akal. Tentunya disesuaikan dengan kemampuan diri, kalkulasi peluang, dan juga kompetitor yang ada.

Sementara target yang sesuai porsi itu dimaknai sudah seharusnya. Bilapun memasang target tinggi, ya itu sudah seharusnya. Sebab, sudah disesuaikan dengan kemampuan dan perhitungan peluang.

Lebih bagus mana? Bergantung cara menyikapinya.

Target realistis seharusnya bisa membuat yang menjalani lebih rileks. Dijalani saja. Sementara target sesuai porsi seharusnya bisa menjadi motivasi bagi yang menjalani. Bersemangat untuk merealisasi target.

Sebaliknya, bila dimaknai keliru, maka target itupun malah akan jadi beban. Apalagi bila yang menjalaninya tidak percaya diri.

Analogi target realistis dan sesuai porsi itu mendadak 'menggoda' saya seiring kabar mengejutkan dari Basel, Swiss. Kabar dari perjuangan pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia di Swiss Open 2021.

Rabu (3/3) dini hari tadi, pasangan ganda campuran nomor 2 Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Widjaja langsung tersingkir di hari pertama turnamen BWF Super 300 tersebut.

Hafiz/Gloria kalah dua game langsung (straight game) dari ganda campuran India, Satwiksairaj Rankireddy/Ashwini Ponnappa, 18-21, 10-21. Dari skor itu, kita bisa menyimpulkan, Hafiz/Gloria tampil kurang maksimal.

Hafiz/Gloria gagal revans kekalahan dari lawan yang mengalahkan mereka di putaran pertama Yonex Thailand Open pada Januari lalu.

Padahal, beberapa hari sebelum laga di Swiss tersebut, mereka mengaku sudah mengevaluasi kekalahan di Thailand. Yang terjadi, penampilan mereka malah tidak lebih baik. 

Nyataya, skor yang mereka dapat di Yonex Thailand Open pada 12 Januari lalu, masih lebih bagus. Mereka kalah rubber game. Mereka sempat menang di game kedua.

Tersingkirnya Hafiz/Gloria di babak pertama itu mengecewakan. Pahit. Sebab, pada pertengahan Februari 2020 lalu, pelatih ganda campuran Pelatnas, Richard Mainaky menargetkan pasangan Hafiz/Gloria jadi juara di turnamen Swiss Open 2021.

"Target ya juara. Soal hasil nanti seperti apa dilihat. Kalau masuk final, akan lebih mudah meraih. Yang penting harus bisa sampai puncak,'' kata pelatih Richard Mainaky dikutip dari Jawapos.

"Bukan beban ya, ini sebagai tantangan," sambung Richard.

Target juara sebenarnya sudah 'sesuai porsi'

Berkorelasi dengan kalimat pembuka tulisan ini, apakah target itu realistis atau sesuai porsi? Menurut saya, dua-duanya benar.

Ya, sudah seharusnya mereka ditarget juara. Bahkan, ada banyak alasan untuk memperkuat target itu sudah tepat.

Pertama, Hafiz/Gloria diplot sebagai unggulan 2 di turnamen ini. Sebab, mereka masih tercatat sebagai pasangan ganda campuran peringkat 8 dunia dalam ranking BWF.

Kedua, dari tiga pasangan ganda campuran yan diberangkatkan PP PBSI ke Swiss, Hafiz dan Gloria merupakan yang paling senior. Mereka juga butuh hasil bagus untuk mengamankan posisi di kualifikasi Olimpiade 2020.

Ketiga, persaingan di ganda campuran di Swiss Open sejatinya tidak terlalu ketat. Tidak ada pasangan ranking 1-2 dunia asal China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yilu/Huang Dongping karena China memang tidak ikut di turnamen ini.

Tidak ada ganda terkuat Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. Ganda Korea, Seo Seung Jae/Chae Yu Jung juga absen. Juga ganda Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino.

Termasuk rekan mereka di Pelatnas, Praveen Jordan/Melati Daeva yang merupakan ganda campuran nomor 1 Indonesia saat ini, juga tidak ikut tampil di Swiss.

Bila harus menyebut nama, pesaing terkuat Hafiz/Gloria hanyalah pasangan senior Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dan ganda Inggris, Marcus Ellis/Lauren Smith.

Keempat, mereka sudah terlalu lama tidak juara. Hafiz dan Gloria kali terakhir juara pada 2018 lalu. Yakni di Thailand Open Super 500. Seharusnya, Swiss Open menjadi jalan untuk kembali naik podium. Seharusnya,rasa rindu juara itu memotivasi mereka.

Namun, yang terjadi terjadilah. Semua keuntungan yang ada itu ternyata tidak mampu dimaksimalkan Hafiz/Gloria. Mereka gagal menjawab tantangan yang diberikan pelatih.

BL Indonesia menyoroti kekalahan Hafiz/Gloria

Kekalahan yang dialami Hafiz/Gloria di babak pertama Swiss Open 2021 itu menjadi sorotan para Badminton Lovers alias BL Indonesia. Di beberapa akun Instagram yang mengabarkan kekalahan mereka, ada banyak komentar BL. Seperti di akun IG badmintalk_com, ada 1478 komentar.

Para pecinta bulutangkis merespons pedas. Ribuan komentar mereka bisa dikelompokkan menjadi dua besar. Ada yang berharap agar PP PBSI segera melakukan perombakan terhadap pasangan ini. Hafiz dan Gloria dipisah karena dianggap progresnya lambat.

Ada pula yang berkomentar pedas. Bahwa mereka seharusnya didegradasi dari Pelatnas. Mereka menilai penampilan Hafiz dan Gloria stagnan bahkan cenderung tidak memperlihatkan kemajuan.

Malah ada netizen yang nyinyir, penampilan Hafiz/Gloria di lapangan tidak sesuai dengan ranking mereka di 10 besar ranking dunia. Tidak terlihat sebagai pasangan kelas dunia yang sulit dikalahkan.

Bagi saya, komentar-komentar para BL itu bukanlah perundungan. Bukan pula tanda kebencian. Mereka sejatinya berharap pada pasangan ini. Namun, karena merasa terlalu sering dikecewakan dengan penampilan mereka, komentar pedas itu pun muncul.

Namun, apapun kritikan para BL, tentunya kembali ke PP PBSI. Kembali ke Richard Mainaky sebagai pelatih. Apakah memang akan merombak pasangan ini karena dinilai sudah mentok. Ataukah masih percaya karena melihat potensi mereka masih bisa berkembang.

Dini hari tadi, ada tiga pasangan ganda campuran Indonesia yang tampil di Swiss Open. Hanya pasangan Rinov Rivaldy/Pitha Mentari yang lolos ke putaran kedua.

Sementara pasangan Adnan Maulana/Mychelle Crhystinne Bandaso menyusul Hafiz/Gloria. Mereka juga dikalahkan ganda campuran Malaysia. Kalah 13-21, 12-21 dari Tak Kian Meng/Lai Pei Jing.

Hari ini, lima wakil Indonesia akan tampil. Yakni, tiga pasangan ganda putra, serta Shesar Hireen Rhustavito (tunggal putra) dan Ruselli Hartawan (tunggal putri). Semoga ada kabar bagus dari Basel. Salam bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun