Nyataya, skor yang mereka dapat di Yonex Thailand Open pada 12 Januari lalu, masih lebih bagus. Mereka kalah rubber game. Mereka sempat menang di game kedua.
Tersingkirnya Hafiz/Gloria di babak pertama itu mengecewakan. Pahit. Sebab, pada pertengahan Februari 2020 lalu, pelatih ganda campuran Pelatnas, Richard Mainaky menargetkan pasangan Hafiz/Gloria jadi juara di turnamen Swiss Open 2021.
"Target ya juara. Soal hasil nanti seperti apa dilihat. Kalau masuk final, akan lebih mudah meraih. Yang penting harus bisa sampai puncak,'' kata pelatih Richard Mainaky dikutip dari Jawapos.
"Bukan beban ya, ini sebagai tantangan," sambung Richard.
Target juara sebenarnya sudah 'sesuai porsi'
Berkorelasi dengan kalimat pembuka tulisan ini, apakah target itu realistis atau sesuai porsi? Menurut saya, dua-duanya benar.
Ya, sudah seharusnya mereka ditarget juara. Bahkan, ada banyak alasan untuk memperkuat target itu sudah tepat.
Pertama, Hafiz/Gloria diplot sebagai unggulan 2 di turnamen ini. Sebab, mereka masih tercatat sebagai pasangan ganda campuran peringkat 8 dunia dalam ranking BWF.
Kedua, dari tiga pasangan ganda campuran yan diberangkatkan PP PBSI ke Swiss, Hafiz dan Gloria merupakan yang paling senior. Mereka juga butuh hasil bagus untuk mengamankan posisi di kualifikasi Olimpiade 2020.
Ketiga, persaingan di ganda campuran di Swiss Open sejatinya tidak terlalu ketat. Tidak ada pasangan ranking 1-2 dunia asal China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yilu/Huang Dongping karena China memang tidak ikut di turnamen ini.
Tidak ada ganda terkuat Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. Ganda Korea, Seo Seung Jae/Chae Yu Jung juga absen. Juga ganda Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino.