Sebab, kalau hanya alasan itu, pelatih Atletico, Diego Simeone malah pernah dua kali ke final Liga Champions (2014 dan 2016). Meski, dua-duanya berakhir pahit. Atletico dikalahkan tim sekota mereka, Real Madrid yang masih diperkuat Cristiano Ronaldo.
Chelsea punya catatan sejarah bagus seusai memecat pelatih
Lalu, bila Chelsea juara Liga Champions bukan sebuah kejutan, apa penyebutan yang tepat?
Saya lebih senang menyebutnya sebuah repetisi. Pengulangan sejarah. Bahwa, keputusan manajemen Chelsea untuk mengganti pelatih di tengah jalan, sekali lagi ternyata berdampak bagus.
Ya, ada fakta Chelsea di era Roman Abramovich. Bahwa, setiap ada pergantian pelatih di tengah kompetisi, seringkali mereka meraih trofi di akhir musim.
Simak fakta berikut.
Tahun 2009 lalu, Chelsea di bawah pelatih sementara, Guus Hiddink, sukses meraih Piala FA. Kala itu, Hiddink baru masuk pada Februari 2009 menggantikan Luiz Felipe Scolari yang dipecat. Tiga bulan kemudian, Piala FA berhasil diraih.
Yang paling fenomenal adalah tahun 2012 lalu. Ketika pelatih asal Itala, Roberto Di Matteo mengantar Chelsea tampil sebagai juara Liga Champions 2012 untuk kali pertama sejak klub itu berdiri pada 1905 silam.
Pencapaian itu diraih Di Matteo setelah hanya dua bulan "naik pangkat" sebagai pelatih kepala di Chelsea. Dia mengisi posisi Andre Villas Boas yang dipecat di tengah jalan.
Tidak berhenti di situ. Saat Chelsea juara Liga Europa pada 2012-13, sang pelatih Rafael Benitez, juga berstatus pelatih pengganti. Benitez ditunjuk menggantikan Roberto Di Matteo yang dipecat setelah lima bulan memenangi Liga Champions.
Mungkinkah Tuchel akan menyusul jejak mereka? Meraih sukses di Chelsea sebagai pengganti Chelsea yang dipecat?