Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Tampil Serius di Europa League, MU Kini Realistis di Liga Inggris?

19 Februari 2021   10:22 Diperbarui: 20 Februari 2021   08:28 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skuad Manchester United saat merayakan salah satu gol ke gawang Real Sociedad pada leg pertama 32 besar Liga Europa yang berlangsung di Juventus Stadium, Jumat (19/2/2021) dini hari WIB.| Sumber: AFP/MARCO BERTORELLO via Kompas.com

MELIHAT penampilan Manchester United di leg pertama babak 32 besar Europa League, Jumat (19/2) dini hari tadi, jangan kaget bila nanti mendapati kabar United bakal tampil di babak final pada beberapa bulan ke depan.

Dari penampilan solid yang berujung kemenangan telak itu, kita bisa menyebut, kompetisi "kelas dua" di Eropa ini kini menjadi target prioritas Tim Setan Merah di sisa kompetisi musim 2020/21.

Ada beberapa alasan untuk menguatkan dugaan bahwa Europa League kini menjadi incaran utama Manchester United (selanjutnya saya tulis MU). Dari alasan sakit hati dan penasaran. Hingga alasan gengsi dan realistis.

Sakit hati?

Benar. Masih lekat dalam ingatan pemain-pemain MU dan juga fans MU di manapun, bagaimana rasa sakit tersingkir dari kompetisi Eropa ketika sudah sangat dekat dengan peluang meraih gelar.

Bila sampean (kalian) belum lupa, musim lalu, MU nyaris tampil di laga final Europa League 2020. Sudah sangat dekat.

Sayangnya, meski diunggulkan, mereka tersingkir di semifinal. MU kalah 1-2 dari Sevilla. Tim Spanyol itu yang akhirnya jadi juara.

Kekalahan itu masih diingat Pelatih MU, Ole Gunnar Solskjaer. Dia masih belum move on. Ole mungkin masih sulit melupakan kekalahan itu.

"Kalah di semifinal musim lalu sungguh menyakitkan. Tentu saja, kami ingin melakukan yang lebih baik di musim ini," ujar Solskjaer dikutip dari uefa.com.

Menang 4-0 atas Real Sociedad, MU Berpeluang ke Babak 16 Besar

Bruno Fernandes dan kawan-kawan merayakan gol yang dicetak ke gawang Real Sociedad. Manchester United menang 4-0 atas Sociedad di laga Leg I babak 32 besar Liga Europa, Jumat (19/2) dini hari tadi/Foto: www.skysports.com
Bruno Fernandes dan kawan-kawan merayakan gol yang dicetak ke gawang Real Sociedad. Manchester United menang 4-0 atas Sociedad di laga Leg I babak 32 besar Liga Europa, Jumat (19/2) dini hari tadi/Foto: www.skysports.com
Sebenarnya, MU di musim 2020/21 ini tidak langsung tampil di Europa League--yang oleh netizen acapkali disebut liga malam Jumat. MU mengali penampilan di Liga Champions. Kompetisi nomor satu bagi klub-klub elit di Eropa.

Namun, suratan nasib rupanya membawa MU kembali ke Europa League. Itu setelah mereka hanya finish di peringkat 3 di fase grup Liga Champions. MU gagal lolos ke babak gugur Liga Champions. Mereka 'turun kelas'. Tampil di babak 32 besar Europa League.

Toh, penurunan dari Liga Champions ke Europa League sejatinya tidak melulu mengecewakan. Sebab, MU masih berpeluang meraih trofi Eropa. Setidaknya untuk menuntaskan sakit hati di musim lalu.

Dan begitulah yang terjadi pagi tadi. MU langsung mengamuk di pertandingan perdana mereka di Europa League 2020/21.

Mereka menang 4-0 atas tuan rumah Real Sociedad pada leg I babak 32 besar yang dimainkan di Turin, Italia.

Tim Spanyol yang saat babak pengundian babak 32 besar pada Desember lalu, dianggap jadi "lawan berat" bagi MU karena sempat memimpin klasemen Primera Liga, nyatanya tidak ada apa-apanya.

Nama-nama top yang bermain di Sociedad seperti David Silva, Asier Illaramendi, Nacho Monreal, hingga Adnan Januzaj ternyata tak berkutik menghadapi Harry Maguire dan kawan-kawannya.

MU mampu mendominasi. Solksjaer juga menurunkan hampir semua pemain terbaiknya sebagai starter. Hanya minus kiper David De Gea yang diistirahatkan. Dia memainkan kiper muda Dean Henderson. Dan itu juga jadi bukti keseriusan MU.

Bruno Fernandes mencetak dua gol di menit ke-27 dan 57. Dua gol itu memperlihatkan betapa bagusnya naluri gol pemain tengah asal Portugal itu.

Di menit ke-65, Marcus Rashford mencetak gol ketiga lewat tendangan placing keren. Proses gol ini apik. Hanya lewat dua kali sentuhan saja.

Kiper Dean Anderson melempar bola ke Fred. Lantas, pemain asal Brasil itu menggiring bola untuk kemudian mengirim umpan jauh ke Rashford. Bole digocek sebentar, lalu ditendang melengkung ke gawang. Gol.

Lantas, di penghujung laga, Daniel James menuntaskan aksi solo run dengan menempatkan bola di sela kaki kiper Sociedad, Alex Remiro. MU pun menang 4-0.

Kemenangan telak itu membuat MU menjadi headline. Mereka tim paling sukses dari 32 tim di leg I babak 32 besar Europa League. Hampir pasti, MU lolos ke babak 16 besar.

Sebab, rasanya mustahil, MU bakal kalah 0-5 saat giliran menjamu Real Sociedad di laga leg II pada 26 Februari nanti. Atau, kalah 0-4 lantas kalah lagi dalam babak adu penalti. Mungkin hanya haters akut MU yang bakal bilang begitu.

Tanpa mendahului takdir, rasanya pertandingan leg kedua nanti hanya akan menjadi formalitas. Sekadar menunaikan jadwal.

Tidak hanya di babak 16 besar, MU rasanya bakal melaju jauh di kompetisi ini.

Sebab, selain tidak ingin sakit hati lagi seperti musim lalu, MU juga ingin kehilangan mukanya di kompetisi ini. Ada gengsi. Kalau sudah turun di kompetisi ini, kenapa nggak sekalian juara.

Realistis, MU sulit juara di Premier League

Ya, gengsi itulah alasan kedua yang membuat MU bakal habis-habisan di kompetisi ini.

Apalagi, memasuki Februari ini, Ole Solskjaer pasti sudah mulai berpikir realistis. Bahwa, peluang timnya di Premier League mulai menipis. MU sulit juara seiring penampilan ganas Manchester City.

Lha wong di klasemen Liga Inggris, MU yang ada di peringkat 2 dengan 46 poin, tertinggal 10 poin dari Manchester City (56 poin) yang "kedinginan" di pucuk klasemen.

Memang, Liga Inggris 2020/21 masih menyisakan 14 pertandingan. Masih ada kemungkinan 42 poin (bila menang terus) yang bisa diraih.

Artinya, apapun masih bisa terjadi. Namun, dengan fakta Manchester City kini selalu menang di 12 laga terakhir di Premier League, sulit membayangkan MU bisa mengejar City. Jadi, MU memang harus realistis.

Meski, realistis bukan berarti melepas Liga Inggris. MU jelas masih akan mengincar kemenangan demi kemenangan di 14 laga sisa di Liga Inggris. Siapa tahu ada keajaiban untuk mereka. 

Pada akhirnya, walau bukan Liga Champions, bukan pula Premier League, tetapi Europa League pun tidak masalah. Toh, yang penting ada trofi di akhir musim. Mungkin begitu pemikiran Solskjaer.

Sebagai pelatih, Solskjaer tentu mendamba bisa mengangkat trofi seperti halnya pelatih sukses lainnya. 

Dulu ketika menjadi pemain, Solskjaer yang dijuluki The Baby Face Assassin karena wajahnya yang imut-imut, sudah bolak-balik ikut meraih trofi untuk MU. Malah, dia jadi penentu saat MU juara Liga Champions 1999 lewat kemenangan super dramatis atas Bayern Munchen di final.

Kini, tentu dia berharap bisa memberi klub yang telah membesarkan namanya itu trofi ketika menjadi pelatih. Apalagi, sebagai pelatih, trofi bukan hanya untuk klub. Tapi juga sebagai personal branding kariernya. 

Harapan itu seperti yang diucapkan Solskjaer di webiste resmi uefa. 

"Kami ingin melangkah di kompetisi ini sejauh mungkin (juara)". Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun