Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

PR untuk Ginting dkk Jelang Tampil di Thailand Open "Sesi II"

19 Januari 2021   07:29 Diperbarui: 20 Januari 2021   08:28 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu gelar juara, satu finalis, dan dua semifinalis menjadi capaian Indonesia di turnamen bulutangkis BWF World Tour Yonex Thailand Open 2021 yang digelar pekan lalu.

Hasil itu terbilang bagus. Utamanya karena itu turnamen pertama setelah bulutangkis tidur panjang selama 10 bulan akibat pandemi. Belum lagi bertanding di masa pandemi dengan penerapan protokol kesehatan ketat.

Secara keseluruhan, Indonesia bahkan jadi 'juara umum'. Namun, meski bagus, pencapaian itu belum maksimal. Pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia seharusnya bisa meraih hasil lebih bagus dari itu.

Para badminton lovers (BL) Indonesia yang selama sepekan lalu meramaikan jagad media sosial melalui komentar-komentar mereka di sejumlah akun bulutangkis, berharap capaian gelar lebih.

Bahkan kalau bisa meraih empat gelar, yakni di nomor tunggal putra, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Sementara untuk tunggal putri harus realistis.

Harapan itu yang dikumandangkan para pecinta bulutangkis saat Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawna kembali tampil di Thailand Open 2021 'sesi II'.

Ya, pekan ini, Thailand Open bakal kembali digelar. Turnamen BWF World Tour Super 1000 ini digelar mulai Selasa (19/1) hingga Minggu (24/1). Bila pekan lalu, sponsornya Yonex, kali ini Toyota.

Pertanyaannya, bila pekan lalu Indonesia meraih satu gelar lewat pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriani Rahayu, bagaimana di Thailand Open edisi II ini?

Jawabannya akan banyak bergantung dari hasil introspeksi pemain dan evaluasi pelatih merujuk pada penampilan di Thaland Open pekan lalu.

Bahwa, Thailand Open sesi I menyisakan pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan, baik oleh pemain juga pelatih. Bila PR itu bisa  diberesi, capaian di Thailand Open sesi II bakal lebih baik.

Tunggal Putra Mudah Hilang Fokus

PR apa saja?

Mari kita bicara per sektor. Dimulai dari tunggal putra. Kita tahu, ada tiga tunggal putra Indonesia yang tampil di Thailand Open pekan lalu.

Hasilnya, Shesar Hireen Rhustavito tersingkir di putaran II. Jonatan Christie out di perempat final. Anthony Sinisuka Ginting terhenti di semifinal. Jonatan dan Ginting kalah dari pemain yang sama, Viktor Axelsen (Denmark) yang akhirnya jadi juara.

Sebenarnya, pencapaian tunggal putra lumayan oke. Hanya saja, kekalahan Jonatan dan Ginting dari Axelsen patut menjadi perhatian.

Jojo--panggilan Jonatan Christie kalah dengan skor 14-21 dan 5-21 melawan Axelsen. Skor di game kedua itu menjadi sorotan. Apa yang keliru sehingga pemain yang masuk top 10 raking dunia kalah dengan skor sejauh itu.

Padahal, di pertemuan terakhir di France Open pada 2019 lalu, Jojo mampu mengalahkan Axelsen dengan rubber game. Cerita ini sempat saya ulas di sini: Jojo, Ginting, dan Cerita Skor "Jaga Jarak" di Perempat Final.

Sementara Ginting kalah rubber game dari Axlesen, 19-21, 21-13, 13-21. Di game penentuan, Ginting sebenarnya punya peluang menang. Dia sempat unggul 7-3, 11-7, l. Lantas disamakan 11-11. Dari situ, entah apa yang terjadi dengan Ginting sehingga Axelsen menang mudah.

Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org, Ginting mengaku sempat hilang fokus setelah memimpin 11-7. Ditambah, dia membuat beberapa kesalahan dan Axelsen mulai bermain bagus.

"Saya mulai mengikuti permainannya. Tapi secara keseluruhan, saya sangat senang dengan cara saya bermain di turnamen ini karena ini adalah yang pertama dalam beberapa bulan," ujar pemain 24 tahun ini.

Ya, saya sepakat. Ginting memang tampil apik di Thailand Open pekan kemarin. Penampilannya stabil. Kecuali di interval kedua di game ketiga semifinal itu.

Bila begitu, Ginting seharusnya sudah tahu apa yang perlu diperbaiki jelang tampil di Thailand Open pekan ini. Toh, lawan-lawan yang dihadapi itu-itu saja.

Merujuk jadwal, Ginting kali ini beda pool dengan Axelsen. Bila keduanya sama-sama melaju mulus, mereka bisa bertemu Axelsen di final. Tapi, siapa tahu Shesar dan Jojo membuat kejuatan?

Tunggal putri perlu bermain lebih enjoy

Dari lima sektor yang ada, pencapaian tunggal putri yang paling minimalis. Dua wakil tungga putri, Gregoria Mariska dan Ruselli Hartawan langsung out di putaran pertama.

Gregoria kalah rubber game dari pemain senior Korea, Sun Ji-hyun. Sementara Ruselli dikalahkan pemain Thailand non unggulan, Supanida Kathetong.

Bicara peluang tunggal putri, mungkin terlalu muluk-muluk bila berharap Gregoria dan Ruselli bisa mencapai final. Sebab, persaingan di tunggal putri memang sangat ketat. Terlebih bila melihat penampilan ganas Carolina Marin kala mengalahkan Tai Tzu-ying di final Thailand Open kemarin.

Karenanya, Gregoria dan Ruselli hanya perlu bermain lebih rileks. Menikmati permainan. Utamanya Gregoria. Dia cukup sering menang di game pertama lantas kalah di dua game berikutnya. Itu juga terjadi saat kalah dari Sun Ji-hyun pekan lalu.

Selain leih rileks, faktor endurance dan foot work juga perlu lebih ditingkatkan. Sebab, lawan-lawan mereka, utamanya pemain unggulan, hampir semuanya memiliki kelebihan itu.

Menunggu kabar bagus dari ganda putra

Sektor ganda putra mengirimkan wakil terbanyak di turnamen ini. Ada lima wakil. Namun, tidak ada yang sampai final di Thailand Open pekan lalu. Pasangan senior, Hnedra Setiawan/Mohammad Ahsan out di perempat final. Lalu Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto terhenti di putaran II.

Kabar bagusnya, ganda muda, Leo Rolly Carnando/Daniel Martin bisa melaju hingga semifinal. Itu pencapaian bagus bagi pasangan juara dunia junior 2019 ini.

Meski tanpa pasangan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang tidak tampil karena Kevin sempat terpapar Covid-19 sebelum keberangkatan tim, ganda putra Indonesia seharusnya bisa meraih hasil lebih bagus.

Hendra/Ahsan dan Fajar/Rian seharusnya bisa tampil lebih garang. Okelah bila turnamen pekan lalu masih dianggap adaptasi. Pekan ini, tentu harus lebih oke. Meski, di Thailand Open pekan ini, merujuk jadwal mereka bisa bertemu di perempat final.

Ditunggu, konsistensi Greysia/Apri

Raihan gelar pekan kemarin pasti akan membuat ganda putri Greysia Polii/Apriani Rahayu lebih termotivasi. Mereka tentu ingin kembali juara di Thailand Open pekan ini.

Di sinilah PR pelatih. Utamanya bagaimana menjaga motivasi dan konsistensi permainan Greysia/Apri agar tetap bermain dengan standar seperti di Thailand Open pekan lalu.

Pekan lalu, Greysia/Apri tampil stabil. Dari lima pertandingan sejak putaran pertama, babak 16 besar, perempat final, semifinal, hingga semifinal, mereka hanya kehilangan satu game. Yakni di semifinal saat melawan ganda Korea, Lee So-hee/Shin Seung-chan.

Selebihnya, mereka selalu menang straight game. Termasuk di final saat mengalahkan ganda putri terbaik Thailand, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai.

Menariknya, di putaran pertama Thailand Open pekan ini, Greysia/Apri langsung bersua pemain tuan rumah. Kali ini, mereka bertemu pasangan
Sapsiree Taerattanachai/Putita Supajirakul.

Selain Greysia/Apri, kita juga berharap pasangan muda, Siti Fadia Silva/Ribka Sugiarto yang pekan lalu out di putaran pertama, pekan ini bisa tampil lebih oke.

Ganda campuran kali ini bisa juara

Sayang sekali, pasangan Praveen Jordan/Melati gagal juara di Thailand Open pekan lalu. Tetapi memang, penampilan mereka di final tidak seperti biasanya.

Smash-smash menggelegar Praveen dan permainan net ciamik Melati tidak keluar. Mereka seolah teralienasi permainan ganda Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree. Tentang ini, sempat saya tulis di sini: Greysia/Apri Juara dan "Misteri 3 Poin" Praveen/Melati di Final.

"Di ganda campuran Praveen/Melati memang seharusnya bisa menang tapi mungkin adaptasi dengan lapangan pertandingan belum maksimal," ujar Kabid Binpres PBSI, Rionny Mainaky dikutip dari badmintonindonesia.org.

Ya, boleh jadi, faktor adaptasi itulah yang membuat Praveen/Melati belum bisa 'meledak' pekan lalu. Penampilan juara All England 2020 ini belum maksimal.

Nah, di Thailand Ope sesi II ini, faktor adaptasi seharusnya sudah tidak lagi menjadi kendala. Sebab, mereka kembali turun di lapangan yang sama seperti pekan lalu.

Ganda campuran Indonesia tentunya tidak hanya Praveen/Melati. Masih ada tiga pasangan lainnya, yakni Hafiz Faizal/Gloria Widjaja, Adnan Maulana/Michelle Bandaso, dan Rinov Rivaldy/Pitha Mentari.

Di Thailand Open pekan lalu, ketiganya langsung terhenti di putaran pertama. Tentu, kita berharap, mereka bisa meraih hasil lebih bagus di pekan ini.

Meski, jadwal langsung mempertemukan Hafiz/Gloria dan Rinov/Pitha di putaran pertama. Sementara Praveen/Melati dan Adnan/Mychelle bertemu ganda asal Prancis.

Pada akhirnya, mari berkirim doa terbaik agar pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia tetap sehat bugar dan mampu menampilkan permainan terbaik mereka di Toyota Thailand Open 2021 pekan ini.

Menurut penerawangan sampean, kali ini Indonesia bisa meraih berapa gelar? Salam bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun