Di sinilah PR pelatih. Utamanya bagaimana menjaga motivasi dan konsistensi permainan Greysia/Apri agar tetap bermain dengan standar seperti di Thailand Open pekan lalu.
Pekan lalu, Greysia/Apri tampil stabil. Dari lima pertandingan sejak putaran pertama, babak 16 besar, perempat final, semifinal, hingga semifinal, mereka hanya kehilangan satu game. Yakni di semifinal saat melawan ganda Korea, Lee So-hee/Shin Seung-chan.
Selebihnya, mereka selalu menang straight game. Termasuk di final saat mengalahkan ganda putri terbaik Thailand, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai.
Menariknya, di putaran pertama Thailand Open pekan ini, Greysia/Apri langsung bersua pemain tuan rumah. Kali ini, mereka bertemu pasangan
Sapsiree Taerattanachai/Putita Supajirakul.
Selain Greysia/Apri, kita juga berharap pasangan muda, Siti Fadia Silva/Ribka Sugiarto yang pekan lalu out di putaran pertama, pekan ini bisa tampil lebih oke.
Ganda campuran kali ini bisa juara
Sayang sekali, pasangan Praveen Jordan/Melati gagal juara di Thailand Open pekan lalu. Tetapi memang, penampilan mereka di final tidak seperti biasanya.
Smash-smash menggelegar Praveen dan permainan net ciamik Melati tidak keluar. Mereka seolah teralienasi permainan ganda Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree. Tentang ini, sempat saya tulis di sini:Â Greysia/Apri Juara dan "Misteri 3 Poin" Praveen/Melati di Final.
"Di ganda campuran Praveen/Melati memang seharusnya bisa menang tapi mungkin adaptasi dengan lapangan pertandingan belum maksimal," ujar Kabid Binpres PBSI, Rionny Mainaky dikutip dari badmintonindonesia.org.
Ya, boleh jadi, faktor adaptasi itulah yang membuat Praveen/Melati belum bisa 'meledak' pekan lalu. Penampilan juara All England 2020 ini belum maksimal.
Nah, di Thailand Ope sesi II ini, faktor adaptasi seharusnya sudah tidak lagi menjadi kendala. Sebab, mereka kembali turun di lapangan yang sama seperti pekan lalu.