Tapi, karena mereka memang masih bisa bersaing di level dunia. Mereka menjadikan kematangan sebagai senjata mematikan.
Ya, kematangan Hendra/Ahsan memang 'bicara' di pertandingan kemarin. Meski sempat kalah start dan ketinggalan 0-4 di awal pertandingan serta terus-menerus tertinggal dalam perolehan poin, mental mereka tidak drop.
Hendra dan Ahsan tetap tenang seperti ciri khas mereka. Kalem tapi mematikan. Perlahan-lahan, mereka mendapatkan poin. Hingga, berbalik unggul untuk kal pertama di angka 9-8.
Setelah itu, mereka tidak pernah lagi tertinggal. Meski, ganda India memberi perlawanan alot. Faktanya, Hendra/Ahsan tidak pernah unggul lebih dari tiga angka. Hanya dua kali mereka unggul tiga poin. Yakni di angka 11-8 dan 16-13.
Ganda India ini bahkan sempat bisa menyamakan skor 17-17, 18-18, dan 19-19. Ketat. Namun, angka 19 itu menjadi poin terakhir ganda India di game pertama. Hendra/Ahsan lantas menutup game pertama dengan kemenangan 21-19.
Di game kedua, Hendra dan Ahsan rupanya sudah bisa membaca serangan-serangan lawan. Kali ini, mereka berbalik mengontrol pertandingan sejak awal game hingga akhir.
Hendra/Ahsan selalu unggul dalam perolehan poin. Bahkan, mereka sempat unggul jauh, 15-9. Meski, ganda India lantas mendekat jadi 15-13, 17-15, 17-16.
Di momen krusial, Ahsan dan Hendra memperlihatkan kematangan mereka. Penempatan bola-bola sulit membuat Rankireddy/Shetty kesulitan mengembalikannya. Lantas kombinasi drop shot Hendra dan smash Ahsan menutup game kedua dengan skor 21-17.
Dilansir dari badmintonindonesia.org, Hendra mengaku dirinya dan Ahsan sempat melakukan banyak kesalahan. Termasuk sempat kecolongan di awal game. Padahal, dia mewaspadai 'ledakan' ganda India di awal laga.
"Setelah itu kami mencoba bermain dengan pola yang kami siapkan, bagaimana menurunkan bola dulu dan bermain sabar," terang Hendra.
"Menurut saya, pasangan India ini bagus sekali. Serangannya bagus, smashnya kencang dan cepat. Jadi bagaimana kami bermain untuk meredam mereka tadi," tambah Hendra.