Rabu (23/12) kemarin, Presiden Joko Widodo melantik para menteri baru di Istana Negara. Mungkin tidak banyak yang tahu, pemilihan hari perombakan kabinet pada Rabu Pon tersebut ternyata sesuai weton pak presiden.
Bahkan, dikutip dari Kompas.com, pemilihan hari reshuffle yang bertepatan dengan weton itu sudah menjadi kebiasaan mantan Wali Kota Solo ini sejak periode pertamanya menjadi kepala negara (2014-2019).
Namun, terkait perombakan menteri kali ini, rasanya sudah ada banyak yang tahu bahwa ada enam menteri baru yang dilantik. Termasuk siapa saja para menteri baru tersebut, sudah banyak yang tahu.
Mulai Tri Rismaharini yang menjabat Menteri Sosial menggantikan Juliari Batubara, Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama menggantikan Fachrul Razi, dan Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan menggantikan Terawan Agus Putranto.
Lalu Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan menggantikan Edhy Prabowo, Muhammad Lutfi selaku Menteri Perdagangan menggantikan Agus Suparmanto. Serta, Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan Wishnutama Kusubandio.
Dari perombakan kabinet kali ini, kiranya pergantian Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang paling melankolis. Juga menjadi salah satu yang paling mendapat sorotan media seiring masuknya Sandiaga ke pemerintahan. Kita tahu, Sandiaga Uno merupakan mantan pasangan cawapres Prabowo yang berkompetisi dengan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 lalu.
Saya menyebutnya melankolis karena sehari sebelum pelantikan, ketika presiden mengenalkan nama-nama menteri baru, Wishnutama memajang foto bareng bersama Sandiaga di akun Instagramnya.
Dalam postingan yang di-like lebih dari 195 ribu warganet dan mendapat 8745 komentar tersebut, kentara bila Wishnutama berlapang dada dirinya lengser dari kabinet. Selain memberi selamat, dia juga mendoakan Sandiaga agar sukses membawa Kemenparekraf lebih maju.
"Saya yakin, di bawah kepemimpinan Mas Sandi, pariwisata dan ekonomi kreatif dapat segera bangkit bahkan bisa jauh lebih baik dari sebelumnya," tulis Wishnutama.
Selain postingan tersebut, Wishnutama juga memajang foto ketika dirinya memimpin rapim terakhir sebagai menteri pariwisata dan ekonomi kreatif secara hybrid. Serta, foto "serah terima" kepemimpinan Menparekraf.
Di postingan terakhir dari 'trilogi' postingan perombakan kabinet tersebut, ada banyak optimisme, harapan dan doa yang disampaikan Wishnutama kepada Sandiaga.
"Sejak lama saya sangat kagum dengan prestasi hebat dan semangat beliau".
"Di bawah kepemimpinan Mas Sandi, saya yakin Kemenparekraf akan banyak inovasi dan terbosan agar pariwisata dan ekonomi kreatif dapat segara bangkit dan jauh lebih baik dari sebelumnya".
Permintaan dari Warganet untuk Wishnutama
Perihal perombakan kabinet, terkait pergantian Wisnutama ke Sandiaga, tentu saja itu kewenangan Pak Presiden. Namun, saya tertarik untuk menggarisbawahi kata inovasi dan terobosan. Termasuk juga kata kreatif.
Selama ini, tiga kata ini seolah menjadi 'trade mark' dari Wishnutama dan Sandiaga. Tidak sedikit orang yang menganggap dua figur muda, cerdas, dan enerjik ini memang sosok yang inovatif dan kreatif.
Dari situ, kita boleh berharap, Mas Menteri Sandiaga dalam memimpin Kemenparekraf akan mampu memunculkan banyak inovasi dan terobosan kreatif demi membangkikan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang selama tahun 2020 ini sangat terdampak pandemi Covid-19. Â
Sementara bagi Wishnutama, meski tidak lagi berada di jajaran kabinet, rasanya bagi figur kreatif dan hebat seperti dia, masih ada banyak tempat baginya untuk berkarya dan menghasilkan karya-karya keren bagi bangsa ini.
Mengutip salah satu komentar warganet di kolom komentar postingan di Instagram Wishnutama: "berlian ditempatkan di manapun tetaplah berlian. Tetap bersinar mas".
Nah, menariknya, perihal ke mana Wishnutama setelah tidak lagi menjadi menteri, banyak warganet yang menyuarakan harapan agar pria yang memiliki semboyan "urip iku urup" ini kembali ke televisi. Tepatnya, kembali ke NET TV.
Di kolom komentar dari "trilogi" postingan Wishnutama di Instagram terkait perombakan kabinet, tidak sulit menemukan komentar netizen yang berharap agar dia come back ke panggung pertelevisian.
Ada komentar "Mas Tama balik lagi aja ke NET TV. Bikin NET TV sekeren dulu lagi" dan komentar sejenis lainnya. Bila dihitung, ada ratusan bahkan mungkin ribuan netizen yang berkomentar.
Mungkinkah Wishnutama balik ke NET TV?
Saya tidak bisa membaca pikiran Mas Wishnutama. Namun, sebagai warga yang dulu menikmati televisi tapi kini sudah sangat jarang menonton televisi, kemungkinan itu terdengar bagus. Saya ikut mengamini harapan warganet.
Dulu, saya merupakan salah satu penikmat NET TV. Saya menikmati acara-acaranya yang menurut saya segar dan berbeda dari acara-acara di stasiun TV lainnya yang serasa mulai membosankan.
Beberapa tahun yang lalu, ketika masih menjadi pekerja kantoran yang mengharuskan ngantor pagi, sebelum berangkat saya terbiasa menonton tayangan berita Indonesia Morning Show (IMS). Itu bak menjadi rutinitas pagi.
Bagi saya, IMS yang kala itu menampilkan dua pembawa berita, menjadi gebrakan acara berita yang segar dan tidak kaku. Di mana, pembaca beritanya tidak hanya siaran satu arah, tetapi bisa berdialog dengan sesama pembawa berita saat siaran langsung. Mereka  berdialog terkait berita yang tayang dengan porsi yang pas.
Lalu ketika pulang kerja, biasa menonton acara ringan yakni kuis Berpacu Dalam Melodi yang dikemas dengan 'gaya baru' dengan presenter David Naiff. Serta komedi sitkom 'Tetangga Masa Gitu' yang selalu sukses membuat ketawa.
Termasuk juga beberapa acara keren seperti "Ini Talkshow" yang kini sudah "pindah rumah" ke stasiun televisi lainnya. Juga acara "Ini Sahur" yang menjadi pilihan utama saat bersantap sahur bersama keluarga.
Â
Itu semua terjadi di era ketika Wisnhutama masih menjadi nahkoda NET TV. Tagline "Televisi Masa Kini" diusung NET TV kala itu, kiranya sangat pas dengan sejumlah program acara mereka yang memang kekinian alias selaras dengan gerak zaman.
Lantas, setelah NET TV ditinggal Wishnutama, saya tidak lagi terlalu sering menonton NET TV dan televisi umumnya. Meski, sebenarnya bukan hanya itu penyebab saya mulai malas menonton TV.
Khusus NET TV, malam ketika jeda dari bekerja menulis, sesekali saya menengok NET TV. Namun, aktivitas menonton itu hanya bertahan beberapa menit. Karena memang, program acara yang kebetulan saya tonton, tidak membuat saya tertarik untuk berlama-lama menontonnya.
Dan memang, dari informasi yang disampaikan oleh teman-teman, penampilan NET TV sejak kepergian Wishnutama, acaranya tidak lagi sekeren dulu. Meski setiap orang punya selera acara masing-masing, tetapi tidak bisa dipungkiri, keluarnya Wishnutama menjadi alasannya. Bahwa, kreativitas Wishnutama tidak lagi ada di stasiun televisi yang dulu menjadi favorit milenial itu.
Karenanya, tidak mengherankan bila kemudian ada banyak warganet yang meminta Wishnutama untuk kembali ke NET TV. Namanya juga warganet, bebas menyuarakan aspirasi yang mereka inginkan melalui tulisan.
Tetapi memang, menarik untuk diulik. Bahwa, keinginan warganet agar Wishnutama kembali ke Net TV itu bukannya tanpa alasan. Warganet yang masih muda-muda itu mungkin rindu melihat ada stasiun televisi di Indonesia yang punya program acara keren.
Program keren karena di belakang layarnya memang dihuni orang-orang kreatif. Dan orang-orang kreatif itu pastinya bakal bekerja gas pol bila memang chief nya orang yang kreatif. Munginkah harapan warganet itu menjadi kenyataan. Monggo ditanyakan ke Pak Wishnutama. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H