Tapi menurut saya, yang keliru adalah bila itu menjadi satu-satunya motivasi. Sehingga, bila tidak ada honornya, jadi malam menulis.
Kala itu, sekira enam tujuh tahun silam, Kompasiana sebenarnya sudah memberikan peluang bagi para penulisnya untuk mendapatkan duit. Namun, bukan 'gratisan'. Tapi harus berkompetisi dulu. Tepatnya lewat kompetisi blog yang bila tulisannya menang akan mendapatkan hadiah duit.
Dalam hal ini, upaya saya kala itu untuk menjadi mak comblang bagi Kompasiana, tidak selalu berhasil. Kadang berhasil. Ada kawan yang tertarik menayangkan tulisannya. Tapi, sebulan berikutnya sudah tidak pernah lagi menulis.
Kisah seorang kawan yang "berjodoh dengan Kompasiana"
Tetapi memang, untuk menjadi 'mak comblang' Kompasiana yang sukses, itu ada syaratnya. Bahwa, yang dicomblangi memang harus senang menulis dan apa yang ia cari, bisa didapatkan di Kompasiana.
Bila dua syarat itu terpenuhi, maka yang dicomblangi pasti akan berjodoh dengan Kompasiana. Sukses itu yang saya rasakan di awal tahun ini. Ketika ada seorang kawan yang saya tahu 'doyan menulis', curhat tentang kehidupan yang dialaminya.
Pendek kata, dia butuh 'perahu baru' setelah perahu lamanya tenggelam. Dia ingin menemukan sebuah perahu yang bisa membawanya mendapatkan pemasukan baru. Dalam bahasa denotatif, dia ingin mendapatkan sumber pemasukan baru yang bisa rutin didapat setiap bulan.
Tanpa berpikir panjang, saya menyarankan agar dia menulis di Kompasiana. Awalnya dia juga bertanya apakah di Kompasiana ada duitnya. Setelah saya jelaskan perihal adanya program K-Reward, Blog Competition, dan peluang lainnya, dia lantas bersemangat menulis di Kompasiana.
Saya cukup sering mampir ke 'lapaknya'. Dari situ saya tahu, setiap hari, dia bisa memproduksi tiga hingga lima tulisan. Dari tulisan politik, sosial budaya, fiksi, hingga olahraga.
Hasilnya, sejak bergabung hingga terakhir bulan September kemarin, dia selalu berhasil mendapatkan K-Reward. Setiap bulan, dia kini bisa mendapatkan pemasukan tambahan. Bahkan, jumlahnya tidak sedikit. Dia pernah mendapatkan satu juta lebih.
Tentu saja, saya yang awalnya mengenalkan dia dengan Kompasiana, ikut senang. Mak comblangnya bahagia. Kami juga saling berbagi motivasi. Semisal bila tulisan sepi pembaca, apa yang perlu dilakukan. Juga obrolan tulisan tema apa saja yang disukai.