Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tanaman Hias, PHK, dan Cara Sederhana Mengusir Stres

21 September 2020   22:07 Diperbarui: 21 September 2020   22:52 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merawat tanaman hias di masa pandemi Covid-19, bisa menjadi cara mudah untuk megusir stres akibat dampak pandemi/Foto pribadi


Dalam buku "50 Resep Makanan Untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh" (2010), Lenny Jusup menyebut cara meningkatkan daya tahan tubuh bisa dilakukan dengan penerapan pola hidup sehat.

Melansir dari Kompas.com, lulusan sekolah gizi di Jerman itu menyebut beberapa saran. Menariknya, di poin pertama, Lenny menyarankan untuk menghindari stress dan bersikap rileks atau santai seperti dikutip dari https://health.kompas.com/read/2020/04/25/193100668/10-cara-meningkatkan-daya-tahan-tubuh?page=all, ahli gizi.

Sebab, stres merupakan salah satu sumber penyakit. Semakin tinggi stres, maka sistem imunitas atau daya tahan tubuh semakin lemah. Ketika sistem imun dalam kondisi lemah, maka tubuh akan mudah terserang penyakit.

Apalagi, di masa pandemi ini, imunitas yang buruk kerapkali dikaitkan dengan risiko terinfeksi Covid-19.

Masalahnya, tidak mudah menjaga pikiran untuk bebas dari stres di masa pandemi yang telah berdampak luas pada banyak aspek kehidupan. Ada saja cobaannya. Utamanya berkaitan dengan pekerjaan.

Merawat tanaman hias di masa sulit

Tadi siang, saya bertamu ke rumah seorang kawan. Teman lama semasa dulu sama-sama menjadi jurnalis. Sebenarnya, rumahnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya.

Namun, karena kesibukannya bekerja di media dan juga melanjutkan kuliah, kami jadi jarang bertemu. Nah, mumpung dia di rumah dan mengajak bertemu, saya pun mengiyakan ajakan tersebut.

Cukup lama tidak bertamu ke rumahnya membuat saya terkejut. Kawan yang  pembawaannya sejak dulu serius, kini berubah. Halaman rumahnya kini dipenuhi pot berisi berbagai jenis tanaman hias. Ada Aglonema, Daun Bahagia, hingga Sirih Gading. Termasuk beberapa tanaman yang ditanam di sebidang tanah di luar pagar. 

Termasuk beberapa burung yang berdiam di sangkar. Padahal dulu, di teras rumahnya palingan hanya ada tumpukan koran, tempat dia bekerja.

"Aku sengaja membeli banyak tanaman hias supaya tidak stres, mas. Jadi setiap pagi ada hiburan, ya menyirami tanaman ini," ujarnya mengawali pembicaraan.

Sebelumnya, saya sebenarnya sudah mendengar kabar gonjang-ganjing media tempat kawan saya bekerja itu. Konon, karena imbas pandemi yang berpengaruh pada pemasukan (income) media, ada cukup banyak awak medianya yang pensiun dini atau bahkan dipensiunkan cepat.

Namun, rumor yang beredar itu, hanya mereka yang usianya di atas 40 tahun yang masuk 'gerbong' pensiun tersebut. Sementara kawan saya itu usianya belum 40 tahun.

Yang terjadi, pada Agustus kemarin, dia mendadak mendapatkan kabar dari kantor bila dirinya juga masuk dalam daftar 'di-pensiunkan'. Dia pun mengaku shock berat.

Meski mendapat pesangon dalam jumlah cukup besar, tetapi baginya itu tidak bisa menjamin masa depan. Berbeda bila ada pemasukan yang kontinyu setiap bulan seperti sebelumnya.

Dia juga sadar, memutar uang pesangon untuk memulai usaha dalam situasi serba sulit seperti sekarang, sangat berisiko. Bila tidak cermat, uang yang diputar bisa tidak kembali. Karenanya, tidak sedikit orang yang lebih senang menyimpan uang daripada dikeluarkan.

"Beli tanaman-tanaman hias ini juga mengambil sedikit dari uang pesangon mas. Mungkin dengan merawat tanaman ini, pikiran bisa lebih segar dan stress jadi hilang," sambung dia.

Menurutnya, bagi dirinya yang di masa lalu tidak pernah punya riwayat mengoleksi tanaman hias lantas mendadak menyukainya, ada banyak manfaat yang dirasakannya.

Dia mencontohkan ketika menyiram sembari memandangi aneka bentuk dan warna daun tanaman hias, ada rasa adem yan dirasa. Stres karena pekerjaan pun menyingkir. Dari merawat tanaman hias, dia juga mengaku jadi lebih sabar dan telaten.

Tak hanya soal pemutusan hubungan kerja (PHK) di masa pandemi, oObrolan kami pun berlanjut kepada banyak hal.

Dari gaya hidupnya yang mulai berubah di masa pandemi ini semisal lebih banyak berdiam di rumah dan hampir tidak pernah lagi 'ngemall', hingga ajakan untuk merintis usaha bersama beberapa kawan di bidang yang kami tekuni selama ini.

Bisnis tanaman hias tengah jadi tren

Saya lantas memotivasi dia, mengapa tidak sekalian menjadikan hobi merawat tanaman hias itu sebagai ladang penghasilan. Apalagi, berbisnis tanaman hias kini tengah tren. Permintaan pasar kepada pengusaha tanaman hias sedang tinggi. Termasuk di wilayah tempat tinggal saya.

Kebetulan, akhir pekan kemarin, saya sempat berbincang dengan salah satu pemilik usaha bisnis tanaman hias. Dia bercerita, awalnya menggeluti tanaman hias karena hobinya merawat tanaman. Lantas, kini menjadi bisnis yang cukup menguntungkan.

Terlebih di masa pandemi, angka permintaan tanaman hias tersebut sangatlah tinggi, baik dari pemasaran online ataupun penjualan langsung.

Walau di masa pandemi harganya bisa naik berkali-kali lipat, ternyata tidak menyurutkan minat para penghobi tanaman hias. Peminatnya dari remaja, ibu-ibu, hingga bapak-bapak.

"Mungkin masyarakat bosan di rumah terus selama masa pandemi, akhirnya mereka banyak yang mengalihkan kesibukan untuk merawat tanaman," ujar pemilik usaha bisnis tanaman hias tersebut.

Pada akhirnya, dari bertamu tersebut, saya berkesimpulan, di masa pandemi ini, stres bisa dengan mudah menyerang siapa saja. Terlebih mereka yang terbelit masalah ekonomi.

Namun, ada banyak cara yang mudah dilakukan untuk menjauhi stres dan meningkatkan imunitas tubuh. Salah satunya dengan merawat tanaman hias. Apalagi bila hobi itu kemudian bisa dirawat menjadi "ATM hidup", stres sepertinya bakal pergi jauh. Salam sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun