Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

PBSI Gelar Simulasi Piala Thomas/Uber 2020, Seperti Apa?

26 Agustus 2020   08:23 Diperbarui: 28 Agustus 2020   09:11 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jelang tampil di Piala Thomas dan Piala Uber 2020 di Denmark pada 3-11 Oktober mendatang, PBSI menggelar simulasi. Tim proyeksi Piala Thomas dan Piala Uber dibagi menjadi empat tim untuk saling berhadapan. Termasuk ada ganda putra ranking 1 dunia, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya. Simulasi akan dimulai awal September nanti| (DOK. BADMINTON INDONESIA) via kompas.com

Gelaran Piala Thomas dan Piala Uber 2020 yang akan digelar di Aarhus, Denmark, kini tinggal menghitung hari. Bila dihitung mulai Rabu (26/8), kejuaraan bulutangkis beregu dua tahunan ini tinggal 36 hari lagi.

Dalam kondisi normal, dengan hari H turnamen hanya kurang 36 hari, para pebulutangkis yang akan dikirim ke sana, seharusnya sudah dalam kondisi siap tempur.

Kondisi fisik, mental, dan feeling game mereka sudah terasah usai berjibaku di turnamen BWF World Tour selama beberapa bulan terakhir. Termasuk di bulan Agustus ini.

Namun, pandemi telah mengubah segalanya. Jelang tampil di Piala Thomas dan Piala Uber 2020, para pemain justru sama sekali tidak tampil di turnamen resmi. Bukan hanya pemain-pemain Indonesia, tetapi juga pemain dari negara lain yang menjadi kontestan Piala Thomas/Uber 2020.

Dampak dari pandemi, sejak pertengahan Maret hingga September nanti, jadwal turnamen BWF World Tour ditiadakan. Imbasnya, para pemain tidak bisa melakukan 'pemanasan' di pertandingan resmi.

Para pebulutangkis di Pelatnas pun hanya berlatih dan terus berlatih untuk menjaga level permainan, membenahi yang masih perlu dibenahi, dan meningkatkan ketahanan fisik.

Ada kekhawatiran, bila terus berlatih tanpa bermain di pertandingan sebenarnya, para pemain akan merasa 'kaget' ketika tampil di turnamen resmi yang tentu saja sarat tekanan.

Hanya berlatih juga bisa membuat pemain dilanda kejenuhan. Dampak yang dikhawatirkan, kejenuhan itu bisa merusak semangat pemain.

Semua kemungkinan yang tidak diinginkan itu rupanya dibaca oleh PBSI. Induk organisasi bulutangkis di tanah air ini lantas bersiasat agar para pemain bisa merasakan gambaran persaingan di Piala Thomas/Uber.

Mulai awal September nanti, PBSI akan menggelar simulasi Piala Thomas dan Piala Uber 2020 di Pelatnas Cipayung. Dimulai dengan simulasi Piala Thomas pada 1-3 September 2020. Lalu dilanjutkan dengan simulasi Piala Uber pada 8-10 September 2020.

Untuk simulasi ini, PBSI kembali menggandeng Mola TV seperti ketika menggelar 'home tournament yang mempertandingkan lima sektor (tunggal putra/putri, ganda putra/putri, ganda campuran) pada Juni-Juli lalu.

Seperti apa pertandingan simulasinya?
Simulasi yang dikemas dengan format persis seperti Piala Thomas/Uber ini diharapkan bisa menjadi pemanasan yang sempurna bagi tim putra/putri Indonesia sebelum berangkat ke Denmark.

Oleh PBSI, pemain-pemain Pelatnas dikelompokkan menjadi empat tim putra dan empat tim putri. Satu tim terdiri dari tujuh pemain. Yakni tiga pemain tunggal dan dua pasangan pemain ganda, serta dua pelatih yang terdiri dari pelatih tunggal dan pelatih ganda.

Keempat tim tersebut akan saling berhadapan guna memperebutkan posisi teratas. Mereka akan bertanding dengan sistem setengah kompetisi. Tim dengan nilai kemenangan terbanyak akan keluar sebagai juara dalam simulasi ini.

Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org beberapa hari lalu, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti menyampaikan, pembagian pemain di tim simulasi tersebut, dilakukan berdasarkan penilaian bersama tim pelatih.

"Kami mengatur agar keempat grup (tim) punya kekuatan yang imbang. Misalnya satu grup punya ganda dengan rangking tertinggi, maka di grup itu tidak akan ada pemain tunggal yang rangkingnya paling tinggi juga," ujar Susy Susanti dikutip dari Badminton Indonesia.

Ya, ini yang menarik. Siapa saja pemain yang berada di empat tim yang diberi nama Rajawali, Banteng, Harimau, Garuda tersebut, sudah ditata oleh PBSI agar simulasi berlangsung ketat. Karena sudah diatur, maka tidak ada tim yang lebih kuat, juga lebih lemah dari tim lainnya.

Semisal di tim yang memiliki pemain tunggal dengan ranking teratas BWF, pemain gandanya merupakan pasangan ranking bawah. Sebaliknya, tim yang dihuni pasangan ganda top, tidak memiliki pemain tunggal rangking atas.

Aturan lainnya dari PBSI, dalam satu tim, tunggal pertama, kedua, hingga tunggal ketiga sudah ditentukan urutan mainnya. Begitu juga untuk pasangan ganda pertama dan ganda kedua.

Jadi, susunan pemain yang turun sudah bisa dipastikan. Untuk itu, tim tidak dapat mengubah urutan pemain atau merombak pasangan ganda yang mereka miliki.

Inilah empat tim untuk simulasi Piala Thomas/Uber 2020
Melansir dari badmintonindonesia.org, untuk simulasi Piala Thomas, di Tim Rajawali ada Jonatan Christie, Karono, Bobby Setiabudi sebagai tunggal pertama, kedua, dan ketiga, lalu ganda pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan Yeremia Erich Yoche Rambitan/Pramudya Kusumawardhana.

Lalu di Tim Banteng ada Shesar Hiren Rhustavito, Gatjra Piliang Cupu, Yonathan Ramlie di sektor tunggal, dan pasangan senior Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan M. Reza Pahlevi Isfahani/Sabar Karyaman Gutama di sektor ganda.

Kemudian Tim Harimau beranggotakan tiga pemain tunggal Chico Aura Dwi Wardoyo, Firman Abdul Kholik, Christian Adinata. Untuk ganda, ada pasangan ranking 1 dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, serta Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Amri Syahnawi.

Sementara di Tim Garuda ada Anthony Sinisuka Ginting, Ikhsan Leonardo Rumbay, Syabda Perkasa, dan pasangan ganda Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana.

Untuk simulasi Piala Uber, komposisi tim yang diatur juga sangat berimbang.

Seperti di Tim Banteng, tiga pemain tunggal yakni Ruselli Hartawan, Choirunnisa, danEster Nurumi Tri Wardoyo. Lalu ganda terkuat, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, dan Amallia Cahaya Pratiwi/Rachel Allessya Rose.

Lalu di Tim Garuda, ada tunggal putri Indonesia dengan rangking tertinggi, Gregoria Mariska Tunjung, serta Stephanie Widjaja, dan Aisyah Sativa. Plus pasangan Yulfira Barkah/Febby Valencia Diwjayanti dan Jesita Putri Miantoro/Lanny Tria Mayasari.

Tim Rajawali beranggotakan Fitriani, Saifi Rizka Nur Hidayah, dan Komang Ayu Cahya Dewi, serta pasangan ganda kedua Indonesia, Ribka Sugiarto/Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan Tryola Nadia/Melani Mamahit.

Serta, Tim Harimau yang dihuni tiga pemain tunggal, Putri Kusuma Wardani, Asty Dwi Widyaningrum, Bilqis Prasista dan pasangan ganda Febriana Dwipuji Kusuma/Putri Syaikah serta Agatha Imanuela/Nita Violina Marwah.

Ingat, simulasi hanya pemanasan, tetap jaga kondisi
Merujuk pada pembagian tim tersebut, bisa dibayangkan simulasi nanti akan berjalan ketat. Sebab, dengan aturan lima pertandingan, tim butuh tiga kemenangan untuk bisa menang.

Bila begitu, tim tidak bisa hanya mengandalkan satu dua pemain saja. Namun, mereka harus saling memotivasi dan percaya dengan rekannya agar tim bisa menang. Inilah esensi simulasi dan seperti itulah cerminan Piala Thomas/Uber nanti.

Menurut sampean, siapa yang akan unggul di simulasi Piala Thomas dan Piala Uber PBSI nanti?

"Melihat pembagian grup, akan sulit untuk memperkirakan siapa juaranya. Karena kekuatannya bisa dibilang merata. Pemilihan tunggal dan ganda ketiga pun tetap kami pertimbangkan agar merata semua," sambung Susy.

Ya, Susy Susanti yang peraih medali emas Olimpiade saja mengaku sulit untuk memperkirakan siapa juaranya. Apalagi saya yang bisa nya menulis dan memainkan bulutangkis levelnya di kompleks perumahan.

Tapi justru, dengan adanya persaingan ketat simulasi ini, akan bagus bagi persiapan pemain-pemain sebelum tampil di Piala Thomas/Uber 2020 yang akan dimulai pada 3 Oktober hingga 11 Oktober 2020 mendatang.

Tapi perlu diingat, pemain juga jangan terlalu over semangat tampil di simulasi sehingga mengabaikan kondisi. Jangan sampai ada pemain yang mengalami cedera yang tentu saja berdampak buruk bagi persiapan tim Indonesia.

Sebab, meski simulasi penting dan juga ada hadiah Rp 100 juta untuk tim pemenang dan Rp 50 juta untuk tim runner-up, tetapi bagaimanapun, tujuan simulasi ini hanya sebagai ajang pemanasan.

Sebagai pecinta bulutangkis simulasi ini diharapkan bisa membuat pemain-pemain Pelatnas jadi siap secara fisik dan mental untuk tampil di turnamen yang sesungguhnya. Sehingga, kerinduan agar Piala Thomas dan Piala Uber bisa dibawa kembali ke tanah air, bisa menjadi kenyataan. Salam bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun