Tidak ada yang aneh ketika Barcelona menunjuk pelatih asal Belanda, Ronald Koeman sebagai pelatih. Koeman sudah diperkenalkan ke publik pada Rabu (19/8) lalu.
Koeman yang sebelumnya melatih Timnas Belanda, menggantikan Quique Setien yang dipecat setelah kekalahan melakukan Barca, 2-8 dari Bayern Munchen di perempat final Liga Champions (14/8).
Ya, tidak ada yang aneh. Sebab, ini bukan kali pertama, pelatih asal Belanda melatih Barcelona. Malah, penunjukan Koeman (57 tahun) seperti menghidupkan kembali nostalgia tentang koneksi Barca-Belanda di masa lampau.
Di masa lalu, ada empat pelatih asal Belanda yang pernah melatih Blaugrana--julukan Barca. Ada mendiang Rinus Michels dan Johan Cruyff. Lalu Louis van Gaal dan terakhir Frank Rijkaard.
Keempatnya terbilang sukses. Semuanya berhasil mempersembahkan setidaknya satu trofi. Seperti Rijkaard ketika membawa Lionel Messi meraih trofi Liga Champions pertamanya pada 2006.
Malah, Cruyff membawa Barca juara La Liga Spanyol 4 kali dan juara Liga Champions untuk kali pertama pada tahun 1992 usai mengalahkan Sampdoria 1-0. Menariknya, pahlawan kemenangan Barca kala itu adalah Koeman yang terkenal dengan tendangan geledeknya.
Cinta Koeman pada Barcelona
Fakta itu tentu menjadi tantangan bagi Koeman untuk juga bisa meraih trofi. Toh, Koeman sudah punya modal awal. Modal bernama cinta. Ya, orang ini sangat mencintai Barcelona.
Bagaimana tidak cinta bila dia memilih mundur dari Timnas Belanda karena tak mau membuang kesempatan melatih Barcelona. Dalam sebuah wawancara, Koeman pernah mengaku memang menunggu 'dipanggil Barca'.
Bahkan, ketika melatih Belanda, Koeman meminta klausul khusus. Bahwa, meski kontraknya sampai 2022, tapi bila Barcelona datang kepadanya  ketika masih melatih Belanda, federasi (KNVB) diminta memberi jalan.
"Sebuah kehormatan melatih Timnas Belanda. Namun, semua orang tahu, Barcelona adalah klub impian saya. Rasanya spesial bisa melatih mereka," ujarnya dikutip dari Marca.
Namanya cinta, tentu siap berkorban. Namanya cinta, apapun siap dilakukan demi membuat yang dicinta bahagia. Namanya cinta, Â pasti tidak ingin klub yang dicinta merana seperti musim ini yang tidak meraih satu pun gelar.
Koeman pun begitu. Pernah enam tahun menjadi pemain Barca (1989-1995) dan pernah menjadi asisten Louis van Gaal (1998-2000) membuatnya ingin kembali ke sana.
Tentu saja, di sepak bola, modal cinta pada klub saja tidak cukup. Untuk membesarkan sebuah klub, butuh banyak syarat. Harus ada perencanaan yang kuat, tim yang solid, dan juga kebersamaan yang berdampak pada penampilan bagus di lapangan.
Membangun Barca rasa Belanda
Nah, tiga hal inilah yang tengah digagas Ronald Koeman untuk membangun kembali Barcelona yang musim ini bak hancur berkeping. Ia ingin Barca kembali tampil disegani di musim 2020/21 mendatang.
Koeman datang dengan perencanaan jelas. Dalam jumpa pers pertamanya sebagai pelatih Barca, Koeman langsung menyinggung "Dutch-Connection" yang kuat antara Belanda dan Barcelona. Dia menyebut sejumlah kesuksesan terbaik Barca diraih saat dilatih orang Belanda.
Dia berencana menerapkan filosofi sepak bola Belanda, yakni gaya permainan total football seperti para pendahulunya di Barca. Utamanya Johan Cruyff yang merupakan sang penggagas strategi menyerang total itu.
"Orang Belanda suka memegang bola. Saya ingin tim ini memegang bola, mendominasi dan memenangi pertandingan," ujarnya.
Itu sinyal yang jelas dari Koeman. Bahwa dia ingin mengubah Barcelona menjadi "rasa Belanda". Koeman siap mendatangkan beberapa pemain Belanda ke Camp Nou. Bukan pemain 'asal-asalan'. Tapi pemain Timnas Belanda.
Rumor di media-media eropa, ada tiga nama pemain Timnas Belanda yang pernah diasuh Koeman, akan dibawa ke Barcelona. Yakni, Georginio Wijnaldum, Donny van de Beek dan Memphis Depay. Ketiganya pemain top.
Van de Beek merupakan pemain Ajax Amsterdam yang sejak musim lalu jadi incaran Real Madrid. Memphis Depay adalah kapten dan pemain berpengaruh Olympique Lyon yang musim ini sukses melaju hingga semifinal Liga Champions.
Wijnaldum? Kita tahu, dia pemain tengah Liverpool yang enerjik, pekerja keras, dan piawai bikin gol. Kisah Liverpool saat meng-come back Barcelona di semifinal Liga Champions musim lalu, tidak lepas dari dua gol Wijnaldum.
Dari ketiga nama itu, Wijnaldum sangat mungkin merapat pertama. Kontraknya di Liverpool tersisa satu tahun. Media-media di Inggris bahkan menyebut Koeman telah memengaruhi Wijnaldum untuk tidak memperpanjang kontraknya di Liverpool.
Media Belanda, AD menyebut Koeman menganggap Wijnaldum sebagai salah satu pondasi membangun kembali Barca. "Koeman sees Wijnaldum 'as a building block for Barca's resurrection'.
Rencana Koeman itu tidaklah aneh. Bahkan, hal yang sangat wajar. Di sepak bola, ada banyak pelatih yang melatih di negara lain, lantas membawa pemain negaranya ke klub yang dilatihnya. Faktor kesamaan bahasa dan sudah mengenal permainan pemain tersebut, menjadi alasan utamanya.Â
Saat Frank Rijkaard membawa Barca juara Liga Champions 2006, juga ada dua pemain Belanda yang menjadi pemain inti. Yakni Giovanni van Bronckhorst dan Mark van Bommel.
Yang paling terkenal adalah kisah sukses pelatih asal Prancis, Arsene Wenger di Arsenal karena membawa pemain-pemain negaranya. Dari mulai Patrick Vieira, Nicolas Anelka, Robert Pires, Emmanuel Petit, Sylvain Wiltord, hingga Thierry Henry.
Nah, andai Gini--panggilan Wijnaldum bisa diajak Koeman, Barca akan memiliki dua gelandang Belanda jempolan. Dia akan bertandem dengan Frenkie De Jong yang sudah menjadi bagian Blaugrana sejak musim lalu. Plus pemain asal Serbia, Miralem Pjanic yang sudah direkrut dari Juventus.
Apa rencana Koeman memasangkan De Jong-Gini di lini tengah ?
Melansir dari Marca, dia menyebut pelatih Barca musim kemarin, tidak paham bagaimana memainkan De Jong di posisi terbaiknya. Koeman menyebut mantan pemain Ajax Amsterdam itu perlu diberi 'kebebasan' di lapangan. Rencananya mungkin, Gini lebih bertahan dan De Jong lebih ke depan. "Dia tidak boleh bermain terlalu jauh dari pertahanan," ujarnya.
Teka-teki masa depan Messi
Lalu, bagaimana dengan pemain-pemain lawas Barcelona?
Santer diberitakan, Barca akan "cuci gudang" dengan melepas beberapa pemain tenar. Utamanya pemain yang berusia 'senja'. Seperti Ivan Rakitic, Arturo Vidal. Juga Rafinha, Samuel Umtiti, dan Martin Braithwaite. Luis Suarez juga dikabarkan tengah jadi incaran Juventus.
Bagaimana dengan Lionel Messi?
Tentu saja, ini menjadi bagian yang paling menarik dari menebak 'wajah baru' Barca di musim depan. Maklum, Messi adalah pemain paling top yang menjadi ikonnya Barcelona dalam 15 tahun terakhir.
Menariknya, kabar tentang Messi masih simpang siur. Masih belum jelas. Apakah Messi akan menjadi pusat strategi Koeman di musim depan, ataukah sebaliknya.Beberapa media juga 'terbelah' dalam memberitakan masa depan Pemain Terbaik Dunia 2019 ini.
Ada yang menyebut Messi tetap di Barcelona bahkan siap memperpendek masa liburannya demi bekerja sama dengan Koeman. Namun, ada media yang menginformasikan bila Messi akan berpindah ke 'lain hati'.
Malah, stasiun radio Catalan RAC1 dilansir dari media Spanyol, AS pada Kamis (20/8) malam, menyebut bahwa Messi sudah bertemu dengan Koeman dan mengatakan bila keinginan untuk keluar lebih besar daripada bertahan di Barca.Â
"Messi tells Koeman he sees himself more likely to leave Barcelona than to stay". Begitu judul kabar heboh yang dilansir AS seperti dikutip dari https://en.as.com/en/2020/08/20/football/1597948445_190087.html.
Terlepas dari rumor itu, Messi sendiri yang tahu jawabannya. Kita hanya tinggal menunggu akan seperti apa cerita Messi nanti. Apakah musim depan tetap menjadi kapten Barcelona atau malah ke Paris Saint Germain (PSG), Manchester City, Inter Milan atau Juventus.Â
Ya, ada banyak hal yang membuat fan Barcelona kini tengah dalam situasi harap-harap cemas. Selain penasaran dengan rencana Koeman menyulap Barca jadi rasa Timnas Belanda, juga tentang masa depan Messi. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H