Gol kedua Lyon juga berawal dari umpan kurang akurat Joao Cancelo yang bisa diintersep pemain Lyon. Dari tengah, Houssem Aouar lantas memberikan umpan terobosan yang bisa diselesaikan Dembele.
City nya Guardiola selalu gagal di Liga Champions
Hasil itu membuat harapan Guardiola untuk bertemu Bayern Munchen, tim yang pernah dilatihnya di semifinal, menjadi ambyar.
Lebih dari itu, kegagalan ini menegaskan bahwa Manchester City yang dilatih Guardiola, masih belum cukup hebat bila tampil di Liga Champions.
Memang, sejak datang di musim 2016/17, Guardiola bisa membuat City tampil hebat di Liga Inggris dengan juara di musim 2017/18 dan 2018/19. Dia juga membawa City juara Piala FA 2019 dan meraih hat-trick juara Piala Liga.
Namun, di Liga Champions, tidak ada yang berubah dari City sejak Guardiola masuk. Guardiola yang pernah membawa Barcelona juara di musim 2009 dan 2011, tak mampu mengubah mentalitas City di Eropa.
Manchester City tetaplah tim yang seperti dulu. Tim yang sulit tampil hebat di pertandingan menentukan di panggung Eropa.
Faktanya, kekalahan dari Lyon ini merupakan kegagalan Manchester City nya Guardiola dalam empat musim beruntun. Lucunya, City justru kerapkali kalah melawan tim yang sebenarnya bisa mereka atasi.
Di musim 2016/17, City disingkirkan AS Monaco di babak 16 besar. Padahal, mereka sempat unggul 5-3 di leg pertama. Di musim 2017/18, City dihajar Liverpool di perempat final. Lalu, di musim 2018/19 lalu, City dikalahkan Tottenham, juga di perempat final.
Guardiola paling maksimal hanya mampu membawa Manchester City ke perempat final. Dia bahkan tidak lebih baik dari pelatih City yang ia gantikan, Manuel Pellegrini yang pernah membawa City ke semifinal di musim 2015/16 sebelum dihentikan Real Madrid lewat agregat 0-1.
"Tahun yang berbeda tetapi yang terjadi masih sama. Kami memang harus banyak belajar," ujar Kevin De Bruyne.