Ingat, Bayern lolos ke perempat final usai menang agregat 7-1 atas Chelsea di babak 16 besar. Di fase grup, mereka juga pernah menang 7-2 atas Tottenham Hotspur, tim finalis Liga Champions musim lalu.
Dan, yang terjadi di perempat final, Sabtu (15/8) dini hari tadi, Vidal dan Barcelona merasakan ganasnya amukan Bayern. Barcelona dibuat bernasib seperti Chelsea dan Tottenham Hotspur.
Bayangkan, tim macam apa yang bisa membuat Barcelona yang diperkuat pemaim terbaik dunia, kalah dengan skor 2-8 hanya dalam satu pertandingan.
Di babak pertama, Bayern sudah unggul 4-1 lewat dua gol dari Thomas Muller, juga Ivan Perisic, dan Serge Gnabry. Bahkan, lima gol itu semuanya dicetak pemain Bayern. Sebab, satu gol Barca merupakan gol bunuh diri bek Bayern, David Alaba.
Di awal babak kedua, Barca sempat punya asa saat Luis Suarez mencetak gol dan membuat skor jadi 2-4. Namun, gol Joshua Kimmich di menit ke-64 dan gol Robert Lewandowski di menit ke-82 membuat pemain-pemain Barca tertunduk. Termasuk Messi.
Bahkan, Bayern rupanya belum puas. Mereka terus saja menyerang pertahanan Barca bak gelombang tsunami menyapu daratan. Di lima menit terakhir, Philippe Coutinho menambah dua gol lagi.
Sebuah hasil yang sangat pahit bagi Barca dan seluruh pendukungnya. Barca ibarat orang yang baru saja dihajar sehingga wajahnya babak belur dan lebam-lebam.
Lagi-lagi, media-media di Eropa sana, menampilkan foto kesedihan Lionel Messi selepas laga itu. Messi berjalan gontai ke luar lapangan dengan wajah tertunduk seperti halnya musim lalu ketika disingkirkan Liverpool di Anfield.
Sebelumnya, ketika jeda babak pertama, beredar foto Messi duduk di ruang ganti dengan pandangan sayu. Sementara kiper Marc Andre Ter Stegen berdiri lesu di pintu ruang ganti.
Inikah akhir era cerita hebat Messi dan Barcelona di Liga Champions?
Bisa jadi. Faktanya, sejak kali terakhir menjadi juara Liga Champions pada 2015 silam--dan sebelumnya juara empat kali dalam 10 tahun--Barcelona tidak pernah mampu lagi juara. Jangankan juara, ke final saja mereka tak bisa.