Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menengok Rahasia Sukses "Pelatih Lokal" Italia di Liga Eropa

5 Agustus 2020   15:50 Diperbarui: 5 Agustus 2020   18:44 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Claudio Ranieri saat juara Liga Inggris 2015/16 bersama Leicester City/Foto: sfctoday.com

Dari Sir Alex Ferguson yang orang Skotlandia, hingga Juergen Klopp yang asal Jerman. Padahal, beberapa klub Premier League dilatih pelatih lokal, termasuk di musim ini.

Kali terakhir pelatih asli Inggris bisa juara liga adalah ketika Howard Wilkinson membawa Leed United juara pada musim 1991/92. Kala itu, Liga Inggris masih bernama Football League First Division.

Faktor yang membuat pelatih Italia sukses di rumahnya sendiri

Lalu, mengapa pelatih asal Italia bisa sukses di negaranya sendiri? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada beberapa faktor yang bisa dimunculkan.

Pertama jumlah pelatih asli Italia yang memang mendominasi di Liga Italia. Di Serie A musim 2019/20 ini, dari 20 tim, ada 16 tim yang dilatih oleh pelatih asli Italia.

Hanya ada empat tim saja yang dilatih oleh pelatih luar Italia. Salah satunya AS Roma yang dilatih pelatih asal Portugal, Paulo Fonseca. Bandingkan dengan Liga Inggris. Dari 20 tim kontestan Premier League, hanya ada 9 tim yang dilatih pelatih asli Inggris.

Dengan jumlah lebih banyak, kemungkinan pelatih lokal untuk juara jadi lebih besar. Meski, kemungkinan itu tidak selalu benar karena masih bergantung faktor lainnya.

Faktor kedua, di Italia, tim-tim besar yang bersaing memburu gelar, dilatih oleh pelatih lokal. Seperti Sarri di Juve, Antonio Conte di Inter Milan, Gian Piero Gasperini di Atalanta, juga Simone Inzaghi di Lazio. Semuanya Italiano.

Dalam beberapa tahun terakhir, memang jarang ada pelatih top Eropa yang melatih di Serie A. Boleh jadi karena pamor Liga Italia yang tak lagi semegah dulu. Atau juga alasan finansial di mana klub Italia tidak jor-joran dalam membangun tim dan menggaji pelatih seperti di Inggris.

Faktor ketiga adalah kualitas pelatih. Menurut saya, dari dua faktor sebelumnya, yang ketiga ini paling menentukan. Bukan kuantitas, juga bukan karena melatih klub besar.

Lha, bukannya memang klub besar yang mendominasi juara?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun