Bila kita bisa menyikapinya benar dengan tetap bekerja profesional dan memperlihatkan hasil kerja bagus, atasan juga tidak akan menutup mata. Pada akhirnya, tidak suka itu bisa berubah menjadi reward. Dan itulah yang dilakukan Pioli di Milan.
Ketika dia dalam situasi "dislike oleh atasan", Pioli melihatnya sebagai tantangan. Bagaimanapun, ketika seseorang tidak disukai yang mungkin sering dicari-cari kesalahannya, sebenarnya dia sedang diperhatikan. Bila seperti itu, dia ibarat sedang ada di tengah panggung dan menjadi pusat perhatian.
Bila sudah seperti itu, Anda hanya perlu tetap menjalani pekerjaan dengan perasaan yang gembira. Anda hanya perlu untuk menunjukkan spirit dan totalitas kerja yang semakin besar pula. Bahwa dislike dan spirit itu harus berbanding lurus.
 Pada akhirnya, prestasi mengalahkan rasa tidak suka atasan. Bila sudah prestasi yang bicara, atasan yang sebelumnya tidak suka, sangat mungkin akan berubah. Dari tidak suka, malah menjadi bergantung dengan Anda.
Tentu saja, sangat sulit untuk tampil di panggung ketika penonton seolah mencemooh Anda. Butuh mental yang super kuat untuk menghadapinya. Lantas, membuat prestasi. Pada akhirnya, mengubah rasa tidak suka atasan menjadi suka. Itulah yang dilakukan Pioli. Dan kita bisa belajar darinya. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H