Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Belajar dari Cara Pioli "Mengambil Hati" Bos Galak AC Milan

3 Agustus 2020   15:59 Diperbarui: 3 Agustus 2020   20:56 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stefano Pioli (kanan), awalnya tidak disukai manajemen Milan dan bakal dipecat di akhir musim. Namun, seiring prestasinya membawa Milan tampil bagus, Pioli mendapat kesempatan terus melatih MIlan di musim depan/Foto: Eurosport.com

Bila kita bisa menyikapinya benar dengan tetap bekerja profesional dan memperlihatkan hasil kerja bagus, atasan juga tidak akan menutup mata. Pada akhirnya, tidak suka itu bisa berubah menjadi reward. Dan itulah yang dilakukan Pioli di Milan.

Ketika dia dalam situasi "dislike oleh atasan", Pioli melihatnya sebagai tantangan. Bagaimanapun, ketika seseorang tidak disukai yang mungkin sering dicari-cari kesalahannya, sebenarnya dia sedang diperhatikan. Bila seperti itu, dia ibarat sedang ada di tengah panggung dan menjadi pusat perhatian.

Bila sudah seperti itu, Anda hanya perlu tetap menjalani pekerjaan dengan perasaan yang gembira. Anda hanya perlu untuk menunjukkan spirit dan totalitas kerja yang semakin besar pula. Bahwa dislike dan spirit itu harus berbanding lurus.

 Pada akhirnya, prestasi mengalahkan rasa tidak suka atasan. Bila sudah prestasi yang bicara, atasan yang sebelumnya tidak suka, sangat mungkin akan berubah. Dari tidak suka, malah menjadi bergantung dengan Anda.

Tentu saja, sangat sulit untuk tampil di panggung ketika penonton seolah mencemooh Anda. Butuh mental yang super kuat untuk menghadapinya. Lantas, membuat prestasi. Pada akhirnya, mengubah rasa tidak suka atasan menjadi suka. Itulah yang dilakukan Pioli. Dan kita bisa belajar darinya. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun