Adapun laga semifinal (yang undiannya juga digelar 10 Juli), akan dimainkan pada 1819 Agustus. Lantas, final akan dimainkan pada 23 Agustus.
Meski sudah menentukan tanggal, tetapi UEFA belum memutuskan lokasi pertandingan laga 16 besar leg II tersebut. UEFA masih menimbang, apakah digelar di stadion tim tuan rumah ataukah di stadion netral di Portugal.
Tetapi yang jelas, untuk laga perempat final, semifinal hingga final nanti, UEFA sudah memutuskan akan menggelarnya di tempat netral. Yakni di Portugal. Pertandingannya akan digelar dengan sistem single match alias satu pertandingan.
Artinya, laga perempat final dan semifinal kali tidak akan memberlakukan laga home and away. Tidak ada lagi keseruan hitung-hitungan agregat gol seperti tahun-tahun sebelumnya.
Juga, sangat mungkin, laga perempat final, semifinal, dan final yang ditunggu-tunggu itu, bakal digelar tanpa penonton di stadion. Meski, keputusannya bergantung pada pemerintah setempat.
Inilah wajah baru Liga Champions di masa pandemi ini. Kompetisi paling elit di Eropa yang diikuti tim-tim papan atas dari liga-liga terbaik di Eropa ini dipaksa mengubah kebiasaannya. Dari situasi hingar bingar, kini digelar dalam kesunyian. Sepi.
Liga Champions sempat jadi tertuduh penyebaran Covid-19
Â
Wajar bila UEFA sangat berhati-hati dalam menggelar restart Liga Champions ini. Pasalnya, Liga Champions sempat menjadi 'tertuduh' penyebaran wabah Covid-19 di beberapa negara Eropa.
Awal April lalu, ketika kasus virus Corona di Prancis cukup tinggi, media setempat menyebut hal itu disebabkan karena Liga Champions. Ada klaim, laga Lyon vs Juventus di Liga Champions yang dimainkan pada 26 Februari, menjadi awal mula penyebarannya.
Pasalnya, Juventus berasal dari Italia. Beberapa suporter mereka ikut mendukung perjuangan Cristiano Ronaldo dkk di Prancis. Dan kala itu, Italia menjadi negara yang paling terdampak virus corona. Beberapa pihak menyebut laga itu seharusnya tidak digelar.
"Pertandingan leg pertama babak 16 besar pada 26 Februari dan masuknya pendukung Italia mungkin bisa menyebarkan Covid-19 di sekitar Rhone," tulis L'Equipe, seperti dilansir dari Kompas.
Data yang ditunjukkan John Hopkins University, lonjakan kasus Covid-19 di Prancis, memang terjadi pasca laga Lyon vs Juventus. Dari di bawah 50 kasus di akhir Februari, menjadi hampir 200 kasus di awal Maret.