Namun, bagaimanapun cara yang dipilih Tontowi untuk pensiun, dunia akan tetap mengenangnya sebagai atlet hebat. Para pecinta bulutangkis tidak akan pernah melupakan pencapaian dan jasa-jasa besarnya pada bangsa melalui bulutangkis.
Mengenang jejak karier hebat Tontowi
Ya, Tontowi adalah salah satu atlet bulutangkis Indonesia dengan pencapaian gelar 'nyaris komplet'. Hanya medali emas Asian Games saja yang terlewat.
Tentu saja, tidak banyak atlet bulutangkis Indonesia yang bisa meraih gelar di banyak kejuaraan bergengsi seperti atlet kelahiran Banyumas, Jawa Tengah ini.
Mengawali 'belajar' bulutangkis di klub PB Djarum pada 2005 silam, Tontowi mulai tampil membela Indonesia di turnamen BWF International Challenge di tahun 2006. Kala itu, usianya baru 19 tahun. Dia bermain di ganda campuran, berpasangan dengan Yulianti. Di tahun itu, mereka dua kali berhasil ke final, tapi hanya menjadi runner-up.
Baru di tahun 2007, pasangan Tontowi/Yulianti bisa meraih gelar. Mereka juara di Smiling Fish International 2007 dan Indonesia International 2007. Bahkan, mereka berhasil juara di level Grand Prix (lebih tinggi dari International Challenge) di Vietnam Open
Di awal-awal kariernya, selain berpasangan dengan Yulianti, Tontowi juga pernah bermain dengan Richi Puspita Dili dan juga Shendy Puspa Irawati. Namun, kita tahu, pasangan terbaik Tontowi adalah Liliyana Natsir yang usianya dua tahun lebih tua darinya.
Owi dan Liliyana mulai dipasangkan pada penghujung 2010. Bila tidak salah ingat, momen ketika mereka dipasangkan ini pernah ditampilkan dalam scene sebuah iklan. Yang jelas, kala itu, Liliyana yang baru berusia 25 tahun, sudah menjadi 'superstar' di PBSI.
Sebelumnya, berpasangan dengan Nova Widianto, Liliyana memenangi dua gelar juara dunia 2005 dan 2007, dan medali perak Olimpiade Beijing 2008. Plus gelar juara Asia dan medali emas SEA Games.
Pendek kata, Tontowi kala itu dituntut untuk bisa mengimbangi seniornya itu. Harapan PBSI kala itu, Owi-Liliyan tentu diharapkan bisa bertumbuh hebat seperti Nova-Liliyana.
Namun, Tontowi-Liliyana tidak langsung berjaya. Memang, mereka  tampil menjanjikan dengan bisa langsung meraih beberapa gelar di level Grand Prix. Tapi, di level Super Series--level tertinggi BWF kala itu, mereka masih kesulitan.
Apalagi, di masa itu, China punya duo pasangan ganda campuran, Zhang Nan/Zhao Yunlei dan Xu Chen/Ma Jin yang mendominasi turnamen BWF. Tontowi/Liliyana pernah dipermalukan Zhang/Zhao di final Indonesia Open 2011.