Kompetisi sepak bola paling elit di Jerman, Bundesliga, resmi kembali bergulir, Sabtu (16/5/2020) malam. Tadi malam, ada enam pertandingan digelar yang merupakan jadwal pekan ke-26 dari total 34 pekan di musim 2019/20.
Bundesliga menjadi liga elit pertama di Eropa yang bisa move on dari pandemi Covid-19 yang membuat sepak bola mati suri. Sebelumnya, menyusul wabah Covid-19 di Jerman, pihak otoritas Liga Jerman (DFL) dan pemerintah setempat memutuskan kompetisi Bundesliga dan Bundesliga 2 musim 2019/20 dihentikan pada 13 Maret lalu.
Lalu, bagaimana pertandingan di Bundesliga tadi malam? Apakah pemain-pemainnya memakai masker? Apakah pemain-pemain di lapangan menerapkan physical distancing alias tidak boleh berdekatan satu sama lain?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut memang sempat muncul di benak saya. Juga saat mengobrol daring bersama kawan-kawan sebelum Bundesliga kembali bergulir. Pertanyaan yang membuat penasaran.
Pendek kata, kami penasaran dengan bagaimana tampilan wajah sepak bola setelah wabah Covid-19 ini. Maklum, sepak bola bukan olahraga yang pemain-pemainnya harus menjaga jarak ketika bermain.
Kejanggalan-kejanggalan yang terjadi di laga Dortmund-Schalke
Nah, tadi malam, penasaran itu akhirnya terjawab. Sekaligus melepas kangen pada sepak bola yang menghilang lebih dari dua bulan.
Saya ikut menonton langsung pertandingan pembuka 'Bundesliga move on' antara tuan rumah Borussia Dortmund menghadapi Schalke 04 yang dimainkan di Signal Iduna Park, pukul 20.30 waktu Indonesia Bagian Barat (WIB). Langsung maksudnya menonton siaran langsung dari layar televisi.
Dari menonton pertandingan tersebut, bisa dilihat bahwa tidak ada yang berubah dari pertandingan di lapangan. Maksudnya, pemain kedua tim dan wasit serta hakim garis, tidak ada yang memakai masker.
Selama pertandingan, juga kerapkali terjadi gesekan fisik antar pemain ketika berebut bola. Termasuk ketika men-tackling lawan. Tidak ada jaga jarak. Dan memang, malah akan aneh bila melihat sepak bola harus jaga jarak.
Namun, saya mendapati beberapa kejanggalan yang tidak biasa terjadi di lapangan sepak bola. Kejanggalan dalam artian, sebelumnya, di sepak bola tidak ada kejadian seperti itu. Kecuali bila ada situasi khusus.
Kejanggalan pertama, tentu stadion yang kosong tanpa penonton. Meski, ini memang syarat wajib bila Bundesliga bergulir. Bahwa pertandingan digelar tanpa penonton.
Sejatinya, pertandingan tanpa penonton bukan hal baru di sepak bola. Semisal laga usiran, acapkali digelar sepi tanpa penonton. Namun, di Bundesliga Jerman dan Eropa, itu hal janggal.
Terlebih untuk Signal Iduna Park. Sekadar informasi, fans Dortmund merupakan salah satu kelompok suporter paling kreatif di Eropa. Mereka pernah mendapat gelar suporter terbaik dari UEFA. Setiap Dortmund tampil, Signal Iduna Park seperti berguncang karena saking meriahnya suasana di stadion.
Kejanggalan kedua, pemain cadangan yang selama ini duduk di kursi berdekatan, kini harus duduk "jaga jarak". Ada jarak satu meter lebih yang memisahkan mereka.
Karenanya tidak ada lagi cerita, kamera televisi menyoroti bench pemain cadangan sementara pemainnya terlihat tengah mengobrol ataupun bercanda satu sama lain.
Kejanggalan ketiga adalah ketika gol tercipta. Dortmund yang di laga itu menang 4-0, mengawali 'pesta gol' saat Erling Haaland mencocor bola umpan crossing Thorgan Hazard di menit ke-29.
Yang terjadi kemudian, Haland, bocah asal Norwegia berusia 19 tahun yang kini jadi incaran klub-klub top Eropa, seperti kikuk saat merayakan golnya. Dia menari sendiri. Sementara pemain-pemain Dortmund lainnya bertepuk tangan sembari menjaga jarak. Kalaupun ada aksi tos, itupun memakai siku.Â
Itulah selebrasi gol ala physical distancing. Selebrasi gol janggal juga terjadi ketika Raphael Guerreiro mencetak gol kedua Dortmund di menit ke-45. Diikuti gol Thorgan Hazard di menit ke-48 dan Guerreiro di menit ke-63.
Tidak ada lagi selebrasi gol seperti dulu. Ketika pemain-pemain saling berangkulan ataupun menaiki punggung rekan setimnya demi merayakan terciptanya gol. Â Ada media Jerman bahkan menulis: "gol tapi seolah tidak terjadi apapun di lapangan".
Selain itu, hal baru lainnya yang tidak terlihat di kamera televisi, pemain dan wasit yang akan tampil di pertandingan, harus menjalani tes kesehatan untuk memastikan mereka 'boleh main' di lapangan.
Inikah kenormalan baru di sepak bola?
Â
Tentu saja, melihat kejanggalan-kejanggalan seperti itu sangat tidak biasa. Aneh melihat wajah sepak bola seperti itu. Namun, sepak bola memang harus adaptif dengan situasi pandemi yang terjadi.
Sepak bola tidak akan bisa menjadi seperti yang dulu, setidaknya untuk beberapa bulan ke depan atau mungkin hingga akhir tahun nanti. Wabah virus telah mengubah wajah sepak bola. Toh, ketika Bundesliga kembali bergulir, itu sudah luar biasa.
Perihal alasan mengapa DFL dan pemerintah Jerman memutuskan untuk menggulirkan kembali Bundesliga di tengah pandemi, monggo disimak tulisan saya sebelumnya: Bundesliga Kembali, Upaya Penyelamatan Klub-klub dari Kebangkrutan).
Kembali ke kejanggalan-kejanggalan yang terjadi di pertandingan Dortmund melawan Schalke tadi malam, bukan tidak mungkin itu akan menjadi "new normal" di sepak bola.
Ya, beberapa situasi yang awalnya dinilai janggal itu, sangat mungkin akan menjadi kenormalan baru di sepak bola bila wabah virus ini memang masih menjadi momok. Tatanan "new normal" itu akan terus diterapkan di sepak bola bila memang kondisinya belum kembali normal seperti dulu.
Jadi, penggemar sepak bola tak perlu nggumun alias heran ketika menyaksikan Liga Eropa kini bakal sepi tanpa penonton. Lalu, pemain cadangan duduk berjauhan.
Hingga selebrasi gol 'jaga jarak' yang di masa dulu, media mungkin bakal menghakimi bahwa hubungan antar pemain di tim tersebut kurang asyik.
Sebab, ke depannya, semua itu akan menjadi kenormalan di sepak bola. Lama-lama, kita akan terbiasa melihatnya. Seperti kita yang awalnya janggal saat bertemu kawan tidak salaman, kini sudah terbiasa. Â
Hasil di pekan ke-26 Bundesliga
Terpenting, terlepas dari kejanggalan tersebut, sepak bola telah kembali. Toh, kalaupun tanpa penonton, sepak bola tidak akan pernah kesepian. Dengan bantuan kamera yang berada di tepi lapangan dan dengan adanya tayangan langsung, warga Jerman bisa menyaksikan kembalinya Bundesliga. Termasuk kita di Indonesia.
Lalu, bagaimana hasil pertandingan tadi malam?
Kemenangan 4-0 Dortmund atas Schalke membuat mereka kini ada di peringkat 2 dengan 54 poin. Dortmund kini hanya berselisih satu poin dengan tim pemuncak klasemen, Bayern Munchen. Bayern baru akan bermain Minggu (17/5) malam melawan tuan rumah Union Berlin.
Sementara RB Leipzig yang sebelumnya ada di peringkat 3, turun ke peringkat 4 setelah tadi malam hanya bermain 1-1 dengan tamunya Freiburg. Leipzig mengumpulkan 51 poin.
Leipzig yang merupakan wakil Jerman di Liga Champions musim ini, dipaksa turun oleh Borussia M'gladbach yang menang 1-3 atas tuan rumah Eintracht Frankfurt dan kini mengumpulkan 52 poin.
Andai Munchen nanti malam bisa meraih kemenangan di markas Union, poin mereka akan menjadi 58 poin atau berselisih 4 poin dari Dortmund.
Nah, dengan Bundesliga musim 2019/20 masih menyisakan 8 pertandingan, perburuan trofi juara masih akan ketat. Termasuk perebutan empat 'tiket' ke Liga Champions musim 200/21. Sebab, jarak poin masih memungkinkan terjadi salip-menyalip. Apapun masih bisa terjadi dalam 8 laga sisa.
Saya ingin menutup tulisan ini dengan mengutip postingan FC Barcelona di akun Instagramnya. "Hi there Bundesliga. Thanks for bringing Football Back ! Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H