Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Susi, Yuni, Yuliani, dan Foto Lawas yang Bikin Baper di HUT PBSI ke-69

7 Mei 2020   09:15 Diperbarui: 7 Mei 2020   12:21 2621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inilah foto jadul berisi para juara yang kini menjadi legenda bulutangkis Indonesia yang diposting Yuni Kartika bertepatan dengan momentum HUT PBSI ke-69. Semoga, foto itu memotivasi sektor putri bulutangkis Indonesia masa kini untuk lebih berprestasi/Foto: Instagram Yuni Kartika

Mantan pebulutangkis nasional, Yuni Kartika rupanya pandai membuat pecinta bulutangkis jadi bawa perasaan (baper). Dua hari lalu, di akun Instagramnya, Yuni memposting dua foto kenangan bersama para mantan pebulutangkis putri Indonesia. Para mantan yang kini menjadi legenda.

Pada Senin (4/5/2020) lalu, Yuni memposting foto lawas hitam putih empat pebulutangkis tunggal putri Pelatnas era 90-an. Ada foto dirinya bersama Susy Susanti, Yuliani Sentosa, dan Minarti Timur.

Sehari kemudian, Mbak Yuni Kartika yang kini lebih sering muncul di layar kaca sebagai presenter/komentator tayangan bulu tangkis, kembali memposting foto jadul (jaman dulu) para penghuni asrama putri Cipayung. Kali ini lebih banyak pesertanya. Ada dirinya, Finarsih, Lili Tampi, Yuliani Sentosa, Susy Susanti, Eliza Nathanael, Zelin Resiana, dan Minarti Timur.

Dua foto itu tidak sekadar foto. Tapi dua foto yang bikin baper. Rindu. Apalagi, foto itu dimunculkan sehari jelang dan juga bertepatan dengan peringatan HUT Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) ke-69 yang diperingati pada 5 Mei.  

Indonesia pernah berjaya di sektor bulutangkis putri
Ya, bila melihat foto jadul itu, sontak muncul kerinduan. Rindu pada masa ketika Indonesia memiliki beberapa pebulutangkis putri hebat yang mampu mendominasi. Mereka mendominasi tidak hanya di level Asia Tenggara maupun Asia, tetapi juga dunia.

Di masa mereka-lah, sektor putri bulu tangkis Indonesia bisa setara dan mengimbangi sektor putra yang memang sudah hebat sejak dulu. Di masa itu, sektor putri bulutangkis Indonesia punya juara SEA Games, juara Asia. Bahkan, juara dunia. Termasuk menjuarai Piala Uber.

Mari sejenak bernostalgia. Di masa itu, sektor tunggal putri meraih medali emas SEA Games 11 kali berturut-turut (1979-1999) dengan Susi tiga kali juara. Malah, ganda putri juara beruntun 14 kali (1977-2003) dengan Lili Tampi/Finarsih juara dua kali di tahun 1993 dan 1995. Dilanjut Eliza Nathanael/Zelin di tahun 1997. Minarti Timur juga juara di ganda campuran pada 1995.

Di level Asia, Yuliani Sentosa jadi juara Asia (Asian Championship) 1991 di usia 20 tahun. Juga Eliza/Finarsih di tahun 1996. Di Kejuaraan Dunia, Susi jadi juara di tahun 1993. Termasuk setahun sebelumnya, meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992.

Begitu pula Yuni Kartika yang merupakan bagian tim putri Indonesia saat juara Piala Uber 1994 di Jakarta usai menang 3-2 atas Tiongkok. Dua tahun kemudian di Hong Kong, tim putri kembali juara Piala Uber usai mengalahkan Tiongkok 4-1 dengan Finarsih dan Lili Tampi jadi penentu.

Pendek kata, mereka semua yang ada di foto jadul itu, adalah para juara. Mereka pernah mengharumkan bangsa dan membawa bulutangkis putri Indonesia ke level membanggakan.

Lalu, apa kaitannya foto jadul itu dengan perayaan HUT PBSI ke-69?

Mari kita menyimak ulang pidato Ketua Umum PP PBSI, Wiranto di momen HUT PBSI ke-69 pada 5 Mei lalu. Dalam pidatonya seperti dikutip dari badmintonindonesia.org, Pak Wir menyampaikan beberapa hal. Salah satunya, mengimbau dan mengajak keluarga besar PBSI untuk terus bersama-sama berjuang melawan Covid-19.

Ketua Umum PP PBSI, Wiranto/Foto: badmintonindonesia.org
Ketua Umum PP PBSI, Wiranto/Foto: badmintonindonesia.org
Pak Wir meminta agar PBSI untuk menaati dan membantu pemerintah memutus mata rantai Covid-19 dengan cara yang dapat dilakukan sendiri. Termasuk mengapresiasi para atlet dan pelatih yang tetap tinggal di pelatnas dan berlatih guna mempersiapkan diri ke turnamen yang akan datang.

Tidak lupa, meski semua turnamen bulutangkis BWF diliburkan akibat wabah Covid-19, termasuk Olimpiade yang ditunda, Pak Wir tetap menyinggung soal prestasi. Dia berujar begini:

"PBSI berulang tahun ke-69, 69 adalah angka yang istimewa, angka 69 dibolak-balik tetap 69. Artinya dalam kondisi apapun, dalam kesulitan apapun, PBSI akan tetap menghadirkan prestasi yang membanggakan seluruh bangsa indonesia," ujar Wiranto seperti dikutip dari badmintonindonesia.org.

Foto kejayaan masa lalu dan potret pebulutangkis Indonesia masa kini
Nah, bicara prestasi bulutangkis Indonesia, sorotan paling tajam tertuju pada sektor putri. Utamanya pada tunggal putri. Ketika sektor tunggal putra, ganda putra, ganda campuran, mulai rajin meraih gelar turnamen BWF, sektor tunggal putri kita masih seperti 'jalan di tempat'.

Faktanya, selain pencapaian yang belum maksimal di lapangan, rangking BWF tunggal putri Indonesia terus melorot. Pada rangking BWF sebelum dibekukan pada 17 Mei lalu, posisi tertinggi tunggal putri Indonesia ada di rangking 21 atas nama Gregoria Mariska Tunjung. Lalu Fitriani ada di rangking 33 dan Ruselli Hartawan di rangking 35.

Andai Olimpiade tetap digelar tahun ini, dengan penampilan yang angin-anginan, rasanya akan sulit melihat salah satu apalagi dua tunggal putri Indonesia bisa tampil di Olimpiade Tokyo 2020. 

Maklum, 'tiket' menuju Olimpiade memang berdasarkan rangking BWF yang poinnya berdasarkan penampilan sang atlet di serangkaian turnamen BWF. Di mana satu negara maksimal hanya bisa mengirimkan dua atlet di setiap sektor.

PP PBSI sebenarnya tidak tinggal diam. Mereka paham, sektor tunggal putri memang yang paling harus digenjot. Bahkan mungkin dicambuk. Itu demi untuk bisa mengejar prestasi sektor-sektor lainnya.

Salah satu upaya, PBSI sudah mendatangkan pelatih Rionny Mainaky. Pelatih yang sebelumnya sukses mengasah tunggal putri Jepang ke level elit dunia seperti Nozomi Okuhara (juara dunia 2017) dan Akane Yamaguchi ini diharapkan bisa memoles Gregoria Mariska dkk.

Tetapi memang, perubahan itu tidak mudah. Terkadang, perubahan butuh waktu panjang. Apalagi di olahraga. Perubahan tidak hanya bergantung pada sang atlet. Tapi juga dipengaruhi bagaimana level persaingan di sektor mereka bermain. Karenanya, kita pun harus sangat sabar demi menunggu hasil akhir yang manis.

Apalagi, kita tahu, para tunggal putri Indonesia masa kini, masih berupaya bergelut dengan masalahnya sendiri-sendiri. Masalah yang terlihat mencolok dalam beberapa penampilan mereka sejak tahun 2019 lalu. Bahkan berlanjut hingga awal tahun 2020 ini sebelum wabah corona membuat bulutangkis 'mati suri'.

Seperti Gregoria yang sudah mampu mengimbangi pemain top dunia, terkadang masih bermasalah dengan kebugaran. Sehingga, dia acap kali kalah rubber game karena tidak mampu tampil garang seperti game sebelumnya. 

Lalu Fitriani masih harus memulihkan rasa percaya dirinya. Bahkan, PBSI sempat tidak mengirimkan Fitri ke beberapa turnamen karena dirasa masih krisis PeDe. Sementara Ruselli yang terkadang tampil bagus tapi berbeda di lain waktu, harus mampu tampil lebih konsisten.

Karenanya, semoga postingan foto jadul dari Mbak Yuni tersebut, mampu memberikan motivasi bagi para pebulutangkis putri Indonesia masa kini. Mampu menyemangati mereka agar bisa berprestasi seperti para seniornya dulu.

Tentu saja, sebuah foto tidak akan bisa sekejap mengubah penampilan mereka menjadi luar biasa. Namun, dengan adanya motivasi besar, dengan terus berlatih selama masa 'libur' turnamen akibat wabah, plus usia mereka yang masih 20-21 tahunan, kita tidak boleh kehilangan harapan.

Ya, masih ada optimisme, kelak mereka bisa tampil lebih bagus di tahun-tahun mendatang. Sebab, jauh di tahun-tahun mendatang ketika mereka sudah pensiun seperti Mbak Yuni sekarang, Gregoria Mariska. Fitri, dan Ruseli, pastinya akan bangga bila bisa memposting foto lawas tentang masa-masa kejayaan mereka. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun