Saya pun dulu sempat berpikir bila masjid ini terbilang baru. Belum masuk hitungan abad. Ya, meski cukup sering melintas di kawasan tersebut, utamanya ketika mengantar anak berangkat ke sekolah, saya tidak terpikir bila usia masjid itu ternyata sudah sangat tua.
Tetapi memang, bila dilihat dari luar, kesan tua masjid ini sama sekali tidak terlihat. Bahkan, bila dilihat dari dalam masjid, jamaah mungkin juga tidak mendapatkan ada kesan bahwa masjid ini sudah berusia ratusan tahun.
Kok bisa begitu?
Itu karena Masjid Jami' Al Abror Sidoarjo ini memang telah mengalami beberapa kali pemugaran alias bangunannya ditata ulang. Setidaknya, pernah tiga kali telah dipugar. Terakhir pada 2009 lalu.
Bangunan gapura yang masih asli
Namun, meski beberapa kali dipugar, tetapi kita tetap bisa menemukan 'jejak tertinggal' bahwa masjid ini memang salah satu masjid yang paling awal berdiri di Sidoarjo.
Dikutip dari laman Sidoarjonews.id, satu-satunya bukti yang tersisa dari sejarah Masjid Jami' Al Abror adalah gapura yang berada pintu Utara. Inilah jejak dan juga satu titik yang tidak diubah dari masjid ini.
Bangunan gapura dengan warna putih ini masih terlihat kokoh. Berdinding tebal dengan ornamen bagian atas yang khas kerajaan masa lalu.
Setiap melintas di jalan tersebut, kita bisa melihat bangunan gapura tersebut. Meski mungkin, tidak semua orang sadar bahwa ternyata bangunan tersebut adalah gapura masjid.