Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Cerita Pembuat Masker Agar "Dapur Tetap Mengepul" di Tengah Wabah

19 April 2020   10:18 Diperbarui: 20 April 2020   06:58 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbekal kemampuan menjahit istrinya setelah mengikuti pelatihan di Pahlawan Ekonomi (program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang digagas oleh Pemkot Surabaya), skill menjahit itu lantas dioptimalkan. Sekira dua pekan lalu, dalam sehari, istrinya mulai bisa memproduksi rata-rata 10 masker kain dengan corak keren.

Berbekal kemampuan menjahit dari pelatihan "Pahlawan Ekonomi", istri Wahyu kini memproduksi masker pesanan tetangga dan rekan kerja di rumahnya/Foto: istimewa
Berbekal kemampuan menjahit dari pelatihan "Pahlawan Ekonomi", istri Wahyu kini memproduksi masker pesanan tetangga dan rekan kerja di rumahnya/Foto: istimewa
Oleh Wahyu, masker bikinan istrinya itu lantas dipasarkan melalui media sosial. Baik ke teman-temannya di kantor tempatnya bekerja, maupun di beberapa grup chat WhatsApp yang dia ikuti. Hasilnya, responnya lumayan. Dia menerima cukup banyak pesanan.

"Kemarin bahkan sempat ada pesanan 100 masker dari ibu-ibu PKK di tempat tinggal saya. Tapi, istri belum bisa memproduksi sebanyak itu. Apalagi masih ada anak kecil di rumah," ujarnya.

Ketika mengantar masker pesanan saya, bapak dua anak ini bercerita, sebenarnya, akan bagus bila istrinya bisa berkolaborasi dengan tetangga yang juga punya kemampuan menjahit. Namun, kata dia, para tetangganya kini juga berusaha membuat masker sendiri di rumah.

"Ada beberapa orang yang juga membuat masker sendiri mas. Ya memang ini peluang untuk mencari tambahan pemasukan. Kalau kata teman-teman, mencoba tetap bertahan hidup di tengah situasi sulit seperti sekarang," imbuhnya.

Sebelumnya, pria yang sehari-hari bekerja sebagai 'tukang shooting' di instansi pemerintah ini membuka warung kopi untuk menambah penghasilan. Namun, itu tidak berjalan seperti harapannya.

Terlebih ketika pemerintah menyerukan physical distancing agar masyarakat tidak berkumpul di satu tempat, yang membuat warung kopi kini sepi pengunjung. Karenanya, dia mencoba menangkap peluang lain.

Kuncar dan Wahyu hanyalah dua contoh dari mereka yang berupaya menangkap peluang usaha di tengah wabah. Sejak bulan lalu, beberapa kawan, kerabat, dan juga beberapa tetangga di tempat tinggal saya, mulai menjadikan masker sebagai peluang untuk mendapatkan pemasukan tambahan.

Meski tidak memproduksi sendiri tetapi sekadar menjadi re-seller dengan membeli masker dari 'pihak pertama', untuk kemudian dijual kembali. Tentu saja, keuntungan yang didapat tidak sebesar semisal memproduksi sendiri dengan mengandalkan kemampuan jahit dan kain.

Namun, semua itu, upaya untuk menyediakan masker untuk orang lain, perlu diapresiasi. Minimal, mereka jauh lebih baik dari mereka yang tega menimbun masker dalam jumlah banyak untuk kemudian dijual dengan harga berlipat-lipat. 

Ikhtiar berjualan dan membuat masker sendiri itu tidak hanya tentang cerita demi menjaga asap dapur agar tetap mengepul. Tetapi juga bagaimana memastikan orang lain agar bisa tetap bekerja dan mendapatkan penghasilan untuk keluarganya di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja seperti yang kita lihat dari berita di media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun