Nama Didi Kempot kini sedang hits. Penyanyi lagu-lagu Jawa bernama asli Dionisius Prasetyo ini jadi pembicaraan se-Indonesia setelah menggelar konser amal dari rumah yang ditayangkan langsung Kompas TV, Minggu (12/42020) lalu.
Kita tahu, konser amal yang bahkan mendapatkan apresiasi dari Presiden Joko Widodo yang menelpon langsung ketika acara berlangsung, bertujuan untuk menggalang donasi dari masyarakat.
Konser amal dari rumah ini merupakan bentuk kepedulian Didi Kempot untuk membantu mereka, utamanya masyarakat yang kehilangan pekerjaan akibat dampak dari wabah Corona. Donasi yang terkumpul, akan disalurkan untuk membantu mereka seperti yang saya tuliskan dalam tulisan sebelumnya.
Respons luar biasa masyarakat di acara konser amal dari rumah itu bak sebuah puncak pengakuan penikmat musik di negeri ini terhadap musisi kelahiran Surakarta 31 Desember 1966 ini.
Meski menyanyikan lagu-lagu berbahasa Jawa, tapi karya Didi Kempot disukai tidak hanya kalangan orang Jawa. Dalam laman komentar lagunya di channel Youtube, ada banyak komentar dari warga Sunda, Batak, juga masyarakat dari Indonesia Timur yang menyukai lagu Didi Kempot.
Pendek kata, Didi Kempot bisa diterima oleh segala lapisan masyarakat. Dari generasi zaman kolonial, hingga generasi milenial. Karenanya, tepat bila dia yang tampil dalam konser amal itu.
Bila bukan Didi Kempot, mungkin antusiasme masyarakat tidak sebesar itu. Nyatanya, informasi terbaru, donasi yang terkumpul dalam konser amal itu sudah mencapai 7 miliar lebih.
Konser amal itu juga bentuk dedikasi Didi Kempot kepada bangsanya melalui jalan yang sudah ditekuninya sejak tahun 1984 silam ketika memulai karier sebagai musisi jalanan di Surakarta.
Ya, sudah 36 tahun, "Lord" Didi konsisten mengenalkan lagu-lagu Jawa. Meski, selama itu, dia tidak selalu mendapatkan apresiasi selayaknya dari publik. Baru dalam beberapa tahun terakhir, penyanyi berusia 53 tahun ini benar-benar merasakan buah dari perjuangan dan kesabarannya.
Namanya 'meledak'. Lagu-lagunya hits. Dia juga diundang tampil konser di mana-mana. Video Didi kempot di Youtube juga ditonton jutaan orang.
Kemunculan Para Penerus Didi Kempot
Menariknya, ketika Didi Kempot menikmati periode gilang gemilang kariernya, beberapa nama juniornya kini mulai meretas jalan sebagai 'penerus sukses' Didi di ranah lagu Jawa.
Ya, ada beberapa anak muda yang mengikuti jejak Didi Kempot dengan tampil menyanyikan lagu Jawa. Ada yang bersolo karier alias bernyanyi tunggal. Ada yang memainkan musik kelompokan alias sebagai band.
Mereka mulai menapaki jalan sukses. Lagu-lagu mereka disukai oleh penggemar lagu-lagu Jawa. Terbukti, lagu-lagu mereka yang diunggah di channel Youtube, ditonton oleh jutaan viewer. Lagu-lagu mereka juga acapkali dinyanyikan di kafe-kafe.
Tentu saja, mereka harus berterima kasih kepada Didi Kempot. Sebab, kemunculan mereka mulai tahun 2019 lalu, sangat tepat. Anak-anak muda penerus Didi Kempot itu muncul ketika Didi Kempot sedang digandrungi banyak orang.
Tidak berlebihan bila menyebut kehadiran mereka diuntungkan oleh ketenaran Didi Kempot. Sebab, ada yang membawakan ulang lagu Didi Kempot versi mereka. Meski, ada juga yang menyanyikan lagu mereka sendiri dan ngetop.
Namun, apapun itu, mereka muncul di saat tepat. Ketika eranya lagu-lagu Jawa populer, disuka banyak orang. Â
Denny Caknan Jadi Idola Baru, Pintar Menulis Lagu dan Punya Channel Youtube
Dari beberapa nama anak muda yang bisa disebut sebagai penerus Didi Kempot, nama Denny Caknan yang paling ngetop. Sejak tahun 2019 lalu, anak muda asal Ngawi, Jawa Timur dengan nama asli Denny Setiawan ini sudah mulai ngetop.
Beberapa lagunya jadi hits dan viral. Seperti lagu Kartonyono Medot Janji, Sugeng Dalu, hingga Sampek Tuwek. Semua lagu itu enak didengar. Semuanya punya cerita.
Denny Caknan juga sempat tampil di malam final ajang pencarian bakat Indonesian Idol edisi terakhir. Dia berduet dengan finalis asal Jember, Jawa Timur, Tiara, untuk menyanyikan lagu Kartonyono Medot Janji.
Kelebihan Denny Caknan, selain logat Jawanya memang kental sehingga intonasi pengucapan lirik Jawanya terasa luwes, dia juga bisa menulis lagu sendiri.
Hebatnya, lirik-lirik lagunya simpel tapi mengena ke yang mendengarkan. Lagu-lagunya Denny Caknan juga selaras dengan kisah asmara yang dialami anak muda era kekinian. Tentang cinta dan perasaan galau karena patah hati.
Semisal lirik Kartonyono Medot Janji yang berkisah tentang cinta yang dikhianati. Ketika ada pria yang telah memberikan segalanya kepada perempuan yang dicintanya. Namun, yang didapat hanya luka. Dalam.
Karenanya, lagu-lagu Denny bak menjadi magnet tersendiri bagi generasi milenial. Mereka merasa terwakili dengan lirik lagu-lagu Denny.
Denny juga melek teknologi. Dia memiliki channel YouTube sendiri dengan memiliki 1.49 juta subscriber. Bahkan, lagu Kartonyono Medot Janji pun awalnya ia unggah di Youtubenya pada 5 Mei 2019 lalu.
Sampai saat ini, lagu berdurasi 4.28 menit ini sudah ditonton lebih dari 133 juta viewer. Sebuah 'rekor baru' bagi lagu Jawa di Youtube.
Guyon Waton, Band Pop Dangdut Berbahasa Jawa Asal Kulonprogo
Ada pula nama Guyon Waton. Berbeda dengan Denny Caknan yang bersolo karier, Guyon Waton merupakan band asal Kulonprogo, Yogyakarta. Di Yogyakarta dan sekitarnya, nama mereka sudah tenar sebagai band yang mengusung lagu pop dangdut berbahasa Jawa.
Dikutip dari Okezone, Guyon Waton yang berdiri sejak tahun 2015, awalnya rekan satu 'cangkrukan' di Kulonprogo. Mereka berenam senang bermain alat musik dan ada yang suaranya bagus.Â
Mereka senang meng-cover lagu kemudian di unggah ke Instagram. Termasuk lagunya Didi Kempot. Lantas, sering tampil di media sosial sebagai ruang mengekspresikan karya musik.
Dua tahun berkarya, Guyon Waton telah menciptakan beberapa lagu dangdut berbahasa Jawa yang enak didengar dan ngetop. Selain Ora Masalah, ada Karma, Penak Konco, Takkan Kembali, Lungaku, dan Korban Janji.
Kelebihan Guyon Waton ada pada lirik lagu mereka yang menyentuh dan cocok dengan kisah cinta-cintaan anak muda kekinian. Lirik lagu itu diiringi perpaduan musik pop dan dangdut yang easy listening.
Meski bergenre dangdut, sajian musik mereka lembut ala pop. Suara gitar, melodi, ketipung/kendang, ukulele, terkadang biola, serta suara vokalis merdu, berpadu menjadi sajian manis.
"Lagu pop itu ada di awal, masuk ke tengah akan terasa dangdutnya. Karena dua genre itu memang merakyat. Sementara kenapa Jawa ya karena Guyon Waton asli Yogyakarta dan bangga dengan bahasa daerah," ujar Ardhi Prasetyo, selaku Road Manager Guyon Waton seperti dikutip dari Okezone.
Dari beberapa lagu Guyon Waton, yang paling populer di Youtube adalah Korban Janji, Karma, juga Lungaku. Lagu Korban Janji, sejak diunggah pada 14 April 2018, sudah ditonton lebih dari 71 juta viewer. Lalu lagu Karma sejak diunggah 1 Juli 2018, kini sudah dilihat oleh 29.9 juta viewer. Lungaku yang diunggah paling akhir, 1 Januari 2019, sudah ditonton 37 juta viewer.
Mengapa lagu-lagu Guyon Waton digemari di Youtube?
Salah satu alasannya adalah karena tampilan video musik lagu-lagu Guyon Waton yang dikonsep dengan bagus. Ada ceritanya yang diperankan talent-talent "bening".
Utamanya untuk lagu Korban Janji, Karma, dan Lungaku. Ada cerita tentang kegalauan, patah hati, dan pembalasan yang selaras dengan lirik lagunya.
Selain Guyon Waton, di Yogya juga ada Ndarboy Genk. Meski muncul belakangan, Ndarboy Genk bukanlah penyanyi baru. Musisi ini memiliki karya-karya yang bagus seperti lagu berjudul Tibo Mburi, Aku Sing Nduwe Ati.
Dan, lagu mereka yang paling hits adalah Balungan Kere. Di Youtube, sejak diunggah pada 2 Mei 2019 lalu, lagu dengan lirik galau akut dan menusuk hati ini sudah ditonton lebih dari 27 juta viewer.
Tidak sulit menyukai lagu ini. Baru mendengar pertama kalinya, sampean (Anda) bisa langsung suka. Selain liriknya sederhana dan mengena, video klipnya juga mengiris hati bagi mereka yang pernah gagal dalam urusan asmara.
Jangan lupakan nama Hendra Kumbara. Musisi asal Pati, Jawa Tengah ini juga sedang hits. Seperti Denny Caknan, Hendra juga bersolo karier. Lagunya yang terkenal ada Dalan Liyane.
Sejak diunggah di Youtube pada 30 November 2019 lalu, lagu "Dalan Liyane" yang ditulis dan dinyanyikan Hendra, sudah ditonton lebih dari 15 juta penikmat lagu-lagu Jawa. Ada ratusan komentar warganet yang mendukung.
Menariknya, dari ratusan komentar yang merespons positif lagunya Hendra, ada Denny Caknan. Ya, sebagai sama-sama musisi pelantun lagu Jawa, mereka rupanya saling mendukung.
Pada akhirnya, merujuk pada slogan setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya, dalam musik pun begitu. Tapi yang jelas, untuk saat ini, lagu-lagu Jawa tengah digemari dan jadi trending. Bukan hanya karena lagu dan musiknya enak didengar, tapi liriknya juga mengena di hati. Maju terus lagu-lagu Jawa. Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI