Dari pernyataan pak Sekjen PBSI tersebut, walaupun tidak menyebut nama pemainnya, tetapi kita tentu tahu siapa yang dimaksud.
Ya, untuk sektor tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie yang menjadi harapan Indonesia dan sangat mungkin tampil di Olimpiade merujuk ranking BWF mereka sekarang yang ada di 8 besar, ternyata penampilannya masih labil.
Ginting yang menjadi unggulan 4 dan Jonatan yang menjadi unggulan 6, malah langsung tersingkir di putaran pertama. Itu hasil mengejutkan. Namun, apa mau dikata bila hasilnya memang begitu.
Padahal, Januari lalu, Ginting jadi juara Indonesia Masters 2020. Kala itu, di semifinal, dia menang mudah atas pemain Denmark, Viktor Axelsen yang akhirnya menjadi juara All England 2020. Sementara Jonatan mengaku masih bermasalah dengan motivasinya usai tampil buruk di Kejuaraan Beregu Asia pada Februari lalu.
Nah, bila saja Olimpiade digelar tahun ini, dengan penampilan yang masih labil, rasanya sulit membayangkan Ginting maupun Jonatan akan bisa menyamai pencapaian Taufik Hidayat saat meraih medali emas di Olimpiade 2004 Athena. Â
Karenanya, anggap saja penundaan Olimpiade 2020 ini menjadi kabar bagus bagi tunggal putra Indonesia. PBSI jadi punya waktu lebih lama untuk mempersiapkan pemain. Dan, pemain juga punya kesempatan untuk mengevaluasi apa yang kurang dari mereka lantas diperbaiki.
Marcus dan Kevin juga punya waktu mencari strategi baruÂ
Selain tunggal putra, sektor ganda putra yang sangat diandalkan, juga bisa "bernafas" dengan penundaan Olimpiade. Terlebih, pasangan ganda putra andalan Indonesia, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya.
Kita tahu, pasangan ganda putra ranking 1 dunia ini masih kesulitan mengalahkan musuh terberat mereka, yakni ganda Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe. Dalam enam pertemuan terakhir, Marcus/Kevin selalu kalah. Termasuk kekalahan di All England 2020.
Ya, kita belum lupa, Marcus dan Kevin kalah dari Endo/Watanabe di final All England. Meski, penampilan Marcus dan Kevin di final tersebut sejatinya tidak buruk. Mereka malah mendominasi. Meski akhirnya kalah dalam perebutan poin di periode menentukan.
Kepala Pelatih Ganda Putra PBSI Herry Iman Pierngadi menyebut waktu setahun ke depan akan dimanfaatkan Herry untuk mengevaluasi performa tim ganda putra. Khususnya pasca kekalahan beruntun yang dialami Kevin/Marcus atas Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
Herry menyebut ada banyak evaluasi. Dia menyebut bukan hanya kekalahan tapi harus dilihat bagaimana kalahnya, proses ini yang menurutnya lebih penting untuk pembelajaran.