Ketika memutuskan pensiun dini dari bekerja kantoran pada akhir 2017 silam demi memulai karier sebagai penulis lepas, saya membayangkan akan lebih banyak memiliki waktu longgar. Waktu bersama keluarga. Lha wong saya akan bisa mengatur sendiri waktu kerja. Tidak lagi diatur oleh aturan kantor maupun atasan.
Saya membayangkan, sebagai freelance writer, waktu selama sepekan akan lebih banyak dihabiskan dengan bekerja menulis dari rumah di Sidoarjo. Mungkin satu dua hari ke kota tetangga di Surabaya.
Lantas, di akhir bulan bisa liburan bersama istri dan dua anak saya yang baru kelas 3 dan kelas 1 SD. Membayangkan berlibur ke Yogyakarta lantas menginap di hotel selama dua atau tiga hari. Itu sungguh rencana yang sempurna.
Namun, ketika sudah menjalani pekerjaan sebagai penulis lepas, ternyata yang terjadi tidak seindah gambaran itu. Karena keinginan untuk mendapatkan penghasilan lebih demi keluarga, saya memutuskan mengambil beberapa tawaran pekerjaan menulis. Â
Mulai menjadi editor di majalah pemerintah yang terbit bulanan, menjadi penulis di dua majalah rumah sakit yang terbit dua dan tiga bulanan. Lalu menulis buku sebagai 'penulis hantu' alias ghost writer. Belum lagi aktivitas sebagai dosen tamu di sebuah perguruan tinggi swasta di Sidoarjo. Plus, menulis di Kompasiana.
Pekerjaan menulis yang beraneka rupa itu membuat saya malah jarang memiliki waktu longgar. Rasanya, seminggu selalu menulis. Tanpa jeda. Niatan untuk bisa liburan setiap akhir bulan bersama keluarga, kini sekadar jadi angan-angan yang entah kapan bisa kesampaian.
Berharap merasakan staycation nyaman bersama keluarga di Yogyakarta
Saya paham, otak ini butuh liburan. Butuh jeda. Tapi bila membayangkan mengatur waktu liburan untuk berempat, mengurus tiket transportasi menuju destinasi liburan, hingga harus mencari tempat menginap yang nyaman tapi cocok dengan isi kantong, malah jadi malas sendiri. Khawatirnya urusannya ribet. Akhirnya berpikir, mending di rumah saja.
Lantas, ketika muncul tawaran 'bikin konten berhadiah gratis staycation selama setahun" dengan rekomendasi menginap di hotel Omega Hotel, angan-angan untuk kembali bisa liburan itu pun kembali muncul. Ya, ini tawaran yang sulit dilewatkan. Menulis berhadiah liburan. Keren.
Terlebih, ketika tahu bila Yogyakarta termasuk salah satu hadiah destinasi berwisata yang masuk dalam rencana perjalanan. Itu seperti impian yang sedang melambaikan tangan. Pertanda minta dijemput.
Mengapa harus Yogyakarta?Â
Terlepas punya kenangan masa lalu yang sulit dilupakan, bagi saya, Yogyakarta itu istimewa. Ia punya destinasi wisata yang sangat lengkap untuk dikunjungi bersama istri dan anak-anak.