Ketika kasus corona mulai sering diberitakan oleh awak media pada awal tahun lalu, kebanyakan warga di tempat tinggal saya di Sidoarjo, mungkin masih menganggapnya sekadar 'kabar jauh'. Kabar yang memang jauh dari mereka. Hanya bisa dilihat di layar televisi.
Awal tahun lalu, ketika ada Tenaga Kerja Wanita yang dirujuk dari kota tetangga  ke RSUD Sidoarjo karena diduga terpapar Corona usai pulang dari Hongkong, warga masih menanggapinya biasa. Belum banyak yang perhatian dengan kabar tersebut. Apalagi, ternyata hasil uji lab menyatakan pasien tersebut negatif. Ternyata sekadar flu biasa.
Malah, beberapa orang masih sempat bercanda dengan menyebut "Corona itu panganan (makanan) opo (apa)?" ketika ada banyak orang yang memperbincangkannya. Seolah corona itu dianggap guyonan.
Ada pula yang dengan santainya berujar "sudah lha, nggak perlu terlalu paranoid dengan corona, biasa saja. Yang penting pikiran positif nggak akan terjadi apa-apa".
Namun, akhir pekan kemarin, kehebohan terjadi di kota tetangga Surabaya ini. Itu setelah Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyampaikan bila ada satu warga Sidoarjo yang positif Corona.Â
Sebelumnya, muncul informasi resmi bila ada 13 warga Sidoarjo yang masuk kategori Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan sebanyak 11 orang merupakan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) serta satu orang positif. Bahkan, hingga kemarin, jumlahnya bertambah menjadi tiga orang yang positif, 12 PDP dan 16 ODP.
Entah siapa yang mengawali, pada Minggu (22/3) kemarin, sejak siang, mendadak muncul pesan broadcast berisi keterangan hasil rapat dinas terkait perihal evakuasi pasien, plus data diri lengkap warga yang diketahui positif coronavirus disease (Covid-19) tersebut.Â
Ya, data lengkap. Ada nama lengkap (bukan insial). Alamat rumah. Usia. Hingga pekerjaan. Data lengkap.
Pesan broadcast itu juga dilengkapi beberapa foto tim medis yang berpakaian 'ala astronot' dan membawa mobil ambulance. Mereka datang ke rumah warga yang menurut informasi media, merupakan PNS di Dinas Perhubungan Jawa Timur tersebut.
Pesan ini lantas menyebar ke grup-grup WhatsApp. Dari beberapa grup WA yang saya ikuti, muncul pesan yang diteruskan tersebut. Ada beberapa kawan dari grup WA berbeda yang berkirim broadcast pesan sama tersebut. Kabar itu juga menjadi konsumsi berita media arus utama.
Malam harinya, beredar pesan broadcast dari pasien tersebut. Dalam keterangannya, dia menyampaikan bila kedatangan petugas kesehatan ke rumahnya tersebut bukan untuk mengevakuasi dirinya. Sebab, Â sejak seminggu lebih, dirinya sudah dirawat di RSUD Sidoarjo. Bukan di rumah. Sementara ambulance itu untuk mengevakuasi keluarganya. Dia juga berujar merasa aneh dirinya terkena di mana seperti dikutip dari https://www.ngopibareng.id/timeline/positif-corona-di-sidoarjo-bantah-hanya-isolasi-diri-di-rumah-4044180 .Â