Hasil paling tidak diduga adalah tumbangnya Ginting. Berbeda dengan Jonatan, Ginting sejatinya dalam form bagus. Di awal tahun, dia juara Indonesia Masters 2020. Dia juga jadi kunci tim putra Indonesia juara di Kejuaraan Beregu Asia dengan selalu menang.
Karenanya, sulit dipercaya bila kemudian Ginting yang kini menempati ranking 3 dunia, justru dikalahkan pemain Denmark rangking 20 dunia, Rasmus Gemke, 14-21, 18-21.
Padahal, All England 2020 ini menjadi kesempatan bagus bagi Ginting maupun Jonatan untuk meraih gelar, sekaligus menghentikan penantian panjang tunggal putra yang tidak pernah lagi juara di sana sejak Haryanto Arbi juara pada 1995 silam.
Pasalnya, pemain rangking 1 dunia asal Jepang yang juga juara bertahan, Kento Momota tidak ikut tampil. Momota masih menjalani masa pemulihan setelah mengalami kecelakaan mobil di Malaysia. Sayangnya, absennya Momota yang selama ini menjadi "monster turnamen", justru tidak bisa dimaksimalkan oleh Ginting dan Jonatan.
Dikutip dari badmintalk, Ginting mengaku kecewa karena sudah lima kali main di All England tetapi tidak pernah bisa bermain maksimal. Menurutnya, sebenarnya tidak ada tekanan yang dia rasakan.
"Tekanannya sebenarnya sama saja dengan turnamen lainnya, mungkin harapannya saja yang berbeda. Karena di All England kita mau mainnya bagus," sebut Ginting.
Hasil pahit juga terjadi di sektor ganda putri. Pasangan ganda putri andalan Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu, ternya juga langsung tersingkir di putaran pertama. Greysia/Apri yang menjadi unggulan 8, takluk dari pasangan non unggulan asal Korea, Chang Ye-na/Kim Hye-rin 17-21, 15-21.
Tersingkirnya Greysia/Apri memang mengejutkan. Betapa tidak, penampilan mereka di awal tahun ini sedang bagus-bagusnya. Mereka sudah meraih dua gelar di Indonesia Masters Super 500 2020 dan Spain Masters Super 300 2020. Bahkan, di pertemuan terakhir melawan ganda putri Korea tersebut di Malaysia Masters Januari lalu, Greysia/Apri mampu menang.
Namun, apa mau dikata, Greysia/Apri tumbang. Mereka masih harus memendam mimpi menjadi juara di All England dan menjadi ganda putri Indonesia yang bisa juara sejak Verawaty/Imelda Wiguna jadi juara pada tahun 1979 silam.
Deg-degan dengan kemenangan Minnions dan Daddies
Tidak hanya itu, BL juga dibuat deg-degan oleh hasil mendebarkan yang diraih dua pasangan ganda putra andalan Indonesia. Siapa sangka, pasangan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang jadi unggulan 1-2, langsung merasakan laga mendebarkan di hari pertama.
Minnions--julukan Marcus/Kevin dipaksa bermain rubber game oleh ganda putra Canada, Jason Ho Shue/Nyl Yakura 21-18, 20-22, 21-14. Sementara Daddies--julukan Hendra/Ahsan menang rubber game dramatis atas pasangan Jepang, Akiro Koga/Taichi saito 12-21, 21-13, 25-23.