Konon, katanya All England itu turnamen yang punya aura berbeda dibandingkan turnamen-turnamen bulutangkis lainnya.
Bahkan, meski kini ditambahi kata "Open" dan dilabeli BWF Super 1000 sehingga levelnya sama seperti Indonesia Open dan China Open, tetapi gengsi dan aura All England tetap berbeda.
Faktanya, beberapa pemain dalam komentarnya di website resmi BWF, pernah menyampaikan kekaguman sekaligus penasaran mereka pada All England. Mereka punya mimpi untuk juara di turnamen ini.
Dan memang, tidak bisa dipungkiri bahwa sejarah panjang sebagai turnamen tertua di dunia, membuat All England memang beda. Siapa yang juara, namanya akan tercatat bersama para legenda sejak tahun 1899 silam. Itu akan abadi sampai nanti.
Karenanya, setiap pemain termotivasi untuk tampil bagus di turnamen tahunan ini. Terlebih pemain yang tidak masuk dalam daftar unggulan. Mereka tidak ingin sekadar berpartisipasi.
Bila seperti itu, jangan kaget bila ada banyak kejutan yang terjadi di All England tahun ini. Faktanya, ada cukup banyak kejutan yang terjadi di hari pertama All England 2020 yang digelar mulai Rabu (12/3) pagi hingga malam waktu Inggris atau mulai pukul 16.00 waktu Indonesia hingga Kamis (13/3) dini hari tadi.
Sayangnya, kejutan itu justru "memakan korban" pemain Indonesia. Ya, kejutan yang langsung membuat pecinta bulutangkis alias badminton lovers (BL) Indonesia langsung patah hati.
Bagaimana tidak patah hati, lha wong beberapa pemain andalan Indonesia yang diharapkan bisa juara di All England tahun ini karena sedang tampil bagus, justru langsung tersingkir di hari pertama.
Kabar paling pahit  datang dari tunggal putra.
 Siapa sangka, dua tunggal putra andalan Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, langsung tumbang. Ginting yang menjadi unggulan 4 dan Jonatan jadi unggulan 6, dikalahkan pemain non unggulan.
Jonatan dikalahkan pemain Malaysia, Lee Zii Jia dua game langsung, 15-21, 13-21. Hasil ini mengejutkan. Lha wong head to head kedua pemain, dalam empat pertemuan sebelumnya, Jonatan selalu menang.
Namun, Jojo--panggilan Jonatan Christie rupanya belum bisa move on dari permainan labilnya ketika tampil di Kejuaraan Beregu Asia pada Februari lalu. Kala itu, Jonatan yang dimainkan sebagai tunggal kedua, tiga kali mengalami kekalahan.