Merebaknya Virus corona membuat aktivitas olahraga di beberapa negara Eropa lumpuh. Seperti Italia yang untuk sementara menyetop Liga sepak bola Serie A Italia.
Sebelumnya, empat turnamen bulu tangkis BWF World Tour juga menjadi "korban" kepanikan virus  Covid-19. Salah satunya turnamen German Open 2020 yang seharusnya digelar pekan lalu, juga ditunda.
Namun, penundaan itu tidak berlaku bagi All England Open 2020.
Ya, turnamen bulutangkis tertua di dunia ini akan tetap digelar sesuai jadwal. Turnamen bulutangkis yang sudah digelar 1899 ini tetap on schedule setelah pemerintah Inggris mengeluarkan "Coronavirus Action Plan". Meski, mereka sangat berhati-hati sebelum mengambil keputusan tersebut pada 3 Maret lalu.
Pihak Asosiasi Badminton Inggris juga mengaku siap menghadapi penyebaran wabah semacam ini. Termasuk dengan menempatkan keselamatan dan kesehatan atlet, ofisial, sukarelawan, fans, dan pekerja di All ENgland sebagai prioritas.
Meski begitu, nuansa turnamennya akan berbeda dari tahun-tahun lalu. Semisal diberlakukannya aturan pemain yang akan bertanding tidak harus bersalaman dengan pemain lainnya. Termasuk dengan empire/pengadil pertandingan. Ini sebagai bentuk prevensi penularan virus corona. Aturan ini juga sudah diberlakukan di Kejuaraan Beregu Asia di Filipina pada Februari lalu.
Ikut tampil, rombongan tim China sudah tiba di Inggris sejak pertengahan Februari
Apapun itu, mulai hari ini, Rabu (11/3) hingga Minggu (15/3), All England BWF Super 1000 yang merupakan satu dari tiga turnamen BWF dengan level paling tinggi di dunia (selain Indonesia Open dan China Open), akan mulai digelar.
Hampir semua negara yang memiliki track record bagus di bulutangkis, mengirimkan pemain-pemain terbaiknya ke turnamen yang menyediakan poin melimpah untuk "rod to Olympic 2020 alias lolos ke Olimpiade 2020.
Termasuk tim Tiongkok (China) yang sejak merebaknya virus corona, seperti 'tiarap' dengan tidak mengirimkan atlet-atletnya ke beberapa turnamen. Diantaranya di Kejuaraan Beregu Badminton Asia 2020 di Filipina. China yang kotanya menjadi daerah endemik, bahkan membatalkan turnamen Lingshui China Masters 2020.
Namun, untuk All England 2020, China melakukan persiapan panjang. Pemain-pemain top China sudah tiba di Inggris sejak pertengahan Februari lalu. Mereka melakukan latihan khusus sekaligus memproteksi pemain dari ancaman corona.
Dikutip dari Kompas.com, para pebulu tangkis China sudah mendarat di Inggris pada 15 Februari lalu. Skuad bulutangkis China terbang ke Inggris hampir empat pekan sebelum All England digelar demi bisa tampil.Â
Kebetulan, Inggris dan Uni Eropa memang belum mengeluarkan larangan berkunjung bagi wisatawan China. Selama di Inggris, Shi Yu Qi dan kawan-kawannya menggunakan fasilitas Universitas Nottingham sebagai markas latihan.
Merujuk pada nama besar dan pencapaian tahun lalu, pemain-pemain China akan menjadi "player to beat" di All England Open 2020. Ya, di All England Open 2019 lalu, China menjadi "juara umum" dengan berhasil membawa pulang tiga gelar.
Tiga gelar itu berasal dari tunggal putri, Chen Yufei, ganda putri pasangan Chen Qingchen/ Jia Yifan dan ganda campuran lewan pasangan Zheng Siwei/Huang Yaqiong.
Indonesia menargetkan meriah minimal satu gelar
Bila China sangat serius menyambut All England, bagaimana dengan Indonesia?
Indonesia melalui PP PBSI mengirimkan 15 atlet yang akan tampil di lima sektor yang dimainkan di All England Open 2020. Ke-15 pemain itu yakni empat pemain di tunggal putra atas nama Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Shesar Hiren Rhustavito. Plus Tommy Sugiarto yang merupakan satu-satunya pemain non Pelatnas.
Di tunggal putri, Indonesia hanya diwakili Gregoria Mariska Tunjung. PBSI memutuskan tidak mengirim Fitriani menyusul performa labil pemain berusia 20 tahun kelahiran Garut, Jawa Tengah tersebut.
Di ganda putra, ada empat wakil. Yakni pasangan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf, serta Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan yang merupakan juara All England tahun 2019 lalu.
Lalu di sektor ganda putri, Indonesia mengirimkan dua wakil. Yakni pasangan Greysia Polii/Apriani Rahayu yang tahun ini sudah meraih dua gelar di Indonesia Masters Super 500 dan Spain Masters Super 300. Serta pasangan muda, Siti Fadia Silva (19 tahun) dan Ribka Sugiarto (20 tahun).
Plus, empat pasangan di ganda campuran. Yakni Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, Hafiz Faizal/Gloria Widjaja, Rinov Rivaldy/Pitha Mentari, dan Adnan Maulana/Mychelle Chrystine Bandaso.
Tentu saja, ke-15 pemain/pasangan itu dikirim jauh-jauh ke Birmingham di Inggris, bukan sekadar untuk plesir. Mereka jelas diharapkan meraih target.
PP PBSI melalui Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi, Susy Susanti menyebut hanya menargetkan meraih satu gelar juara dari lima sektor yang dimainkan. Target ini seperti capaian di tahun lalu.
"Target kami tetap satu gelar. Tapi saya tidak menyebutkan sektor mana karena tidak ingin membebani atlet tertentu," ujar Susy dikutip dari badmintonindonesia.org
Toh, meski Susy tidak menyebutkan secara spesifik sektor tersebut, kita sebagai pecinta bulu tangkis di Indonesia pastinya paham, sektor mana yang dimaksud Susy tersebut.
Ya, saya pun akan langsung menyebut ganda putra adalah sektor yang paling berpeluang meraih gelar dibandingkan sektor lainnya. Maklum, Indonesia punya pasangan ganda putra ranking 1-2 dunia.
Apalagi, dalam tiga tahun terakhir, ganda putra Indonesia selalu bisa juara di All England. Marcus/Kevin juara di tahun 2017 dan 2018. Lalu Hendra/Ahsan juara tahun 2019.
Meski begitu, sektor tunggal putra juga memiliki peluang juara yang tidak kalah besar merujuk penampilan bagus Ginting di awal tahun ini. Ginting juara di Indonesia Masters dan menjadi pemain kunci Indonesia saat juara di Kejuaraan Beregu Asia pada Februari lalu.
Apalagi, sektor tunggal putra kali ini tidak ada, Kento Momota di All England 2020. Pemain Jepang ranking 1 dunia yang juga juara bertahan ini masih dalam proses pemulihan cedera setelah mengalami kecelakaan mobil di Malaysia pada Januari lalu.
Sektor ganda putri dan ganda campuran juga punya peluang. Itu bila Greysia/Apri dan Praveen/Melati tampil dalam top form nya. Bila begitu, mereka bisa mengalahkan pemain-pemain unggulan.
Tahun lalu, Praveen/Melati membuat kejutan dengan melaju hingga semifinal usai menyingkirkan beberapa unggulan. Sayangnya, di semifinal, mereka kalah rubber game dari Siwei/Yaqiong. Padahal, Praveen/Melati menang di game pertama, lalu unggul 20-17 di game kedua. Siapa sangka, mereka malah terkejar dan lantas kalah di game ketiga.
Mungkin hanya sektor tunggal putri yang masih "belum waktunya". Memang, apapun bisa terjadi di lapangan. Namun, rasionalitas kita akan bicara. Bahwa, Gregoria Mariska (20 tahun) untuk saat ini masih sebatas merepotkan pemain top dunia.
Selama ini, ketika menghadapi pemain top dunia, juara dunia junior 2017 ini sebenarnya bisa mencuri menang di satu game. Namun, Gregoria lantas drop dan lebih sering kalah di game penentuan. Â
Siaran langsung TVRI
Digelarnya All England di tengah kepanikan dunia akibat merebaknya virus corona, jelas menjadi kabar gembira bagi para pecinta bulutangkis. All England akan menjadi pengobat rindu bagi kita yang sudah lama tidak menyaksikan kiprah atlet-atlet bulutangkis Indonesia.
Kabar baiknya lagi, kita tidak hanya akan memantau All England lewat skor berjalan alias pantauan livescore. Tapi, kita bisa menyaksikan siaran langsung pertandingan dari lapangan di Birmingham.
Rencananya, stasiun TVRI akan menayangkan All England Open 2020. Para badminton lover di Indonesia wajib bersyukur karena turnamen bulutangkis All England ini masih masuk kategori "tayangan yang sesuai dengan jati diri bangsa". Ungkapan ini sempat mencuat ketika Dewas TVRI mempersoalkan tayangan Liga Inggris. beberapa waktu lalu  Â
Dari informasi yang bisa dilihat di akun Instagram Badmintalk, TVRI akan menayangkan All England Open sejak awal. Dari babak 32 besar, Rabu (11/3) hingga babak final (15/3). Meski nanti, untuk siapa saja pemain yang ditayangkan langsung, tentunya akan mengikuti jadwal jam turnamennya.
Nah, merujuk pada jadwal resmi yang dirilis di bwftournamentsoftware, laga hari pertama nanti akan dimulai pukul 09.00 waktu Inggris atau pukul 16.00 waktu Indonesia.
Di jam pertama, tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie akan menghadapi pemain Malaysia, Lee Zii Jia. Ini pertandingan yang menarik. Dua tunggal putra peraih medali emas SEA Games 2017 dan 2019, akan berduel di lapangan.
Ke-15 pemain Indonesia akan langsung tampil di hari pertama nanti. Beberapa langsung bertemu pemain top yang menjadi unggulan. Seperti ganda putra Wahyu Nayaka/Ade Yusuf yang akan bertemu unggulan 3 dari China, Li Jinhui/Liu Yuchen.
Pada akhirnya, teruntuk para badminton lover, saya mengucapkan selamat melepas kangen dengan penampilan atlet-atlet bulutangkis Indonesia di All England Open 2020.
Salam bulu tangkis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H