Pertanyaannya,sebenarnya, mengapa banjir di dua sekolah tersebut 'awet'?
Jawabannya, karena dua desa di mana sekolah itu berada, banjirnya juga awet. Bahkan, beberapa warga di sana menyebut ini banjir terparah di musim penghujan kali ini.
Tentu saja, kalimat ini bukan jawaban. Tetapi juga mengundang pertanyaan lain. Mengapa banjir di dua desa tersebut juga lama surutnya?
Dari penuturan beberapa kawan dan juga referensi di media yang saya baca, salah satu penyebabnya, berbagai upaya yang dilakukan belum membuahkan hasil sesuai harapan. Semisal proses penyedotan air yang dilakukan dengan pompa untuk menyedot air, mengalami kendala. Sebab, sungai di sekitarnya untuk mengalirkan air buangan, ternyata juga penuh.
Sementara upaya untuk melakukan normalisasi sungai juga sulit dilakukan karena terkendala banyaknya bangunan warga di sekitar sungai.
Pernyataan dari BPBD Kabupaten Sidoarjo bisa menjadi jawaban. BPBD menyampaikan bahwa banjir di dua desa ini karena alih fungsi lahan dan curah hujan yang tinggi.
Selain itu, juga pengaruh air pasang karena dua desa ini termasuk daerah hilir. Plus, kapasitas sungai di Sidoarjo memang rentan. Bila terkena curah hujan di atas 100 mm/hari sungai-sungai sudah penuh.
Saya juga mendapati penjelasan di salah satu media terbesar di Jawa Timur, Jawa Pos. Dari beberapa ulasannya, saya tertarik dengan penjelasan narasumber pakar geomatika dan geofisika dari ITS. Menurutnya, ada kemungkinan adanya penurunan tanah di dua desa tersebut. Hal ini menyebabkan, air sulit surut karena kawasan itu seperti cekungan.
Apapun beragam penjelasan yang muncul, tulisan ini bukan untuk menyoroti penyebab banjirnya. Namun, lebih untuk memberikan motivasi kepada adik-adik yang sekolahnya kebanjiran itu.
Lebih untuk memberikan pujian kepada adik-adik yang punya semangat belajar luar biasa itu. Juga kepada bapak ibu guru yang juga tidak kalah semangat untuk terus melaksanakan tugasnya mengedukasi murid-muridnya meski dengan situasi yang tidak ideal.
Tentu saja, bagi anak-anak, bila sekolah banjir dan dipulangkan lebih cepat, mungkin menyenangkan. Apalagi bisa main air. Namun, itu bila hanya terjadi sebentar. Tapi bila keterusan, ceritanya tentu akan berbeda.