Bukan tidak mungkin, skenario 'pertolongan' dari tim lain ataupun para mantan itu bisa kembali terjadi pada pekan depan. Bukan dalam bentuk Wolverhampton mengalah ketika menjamu Liverpool (23/1). Namun, bisa berwujud kengototan dari Sheffield United dan West Ham United kala bersua City dan Leicester (23/1). Â
Bantuan lainnya adalah perihal keputusan wasit yang debatable maupun VAR yang acapkali jadi kontroversi. Liverpool dituding kerap diuntungkan VAR. Sampai-sampai, oleh para hatersnya, nama Liverpool dipelesetkan menjadi LiVARpool.
Meski, dalam ulasan sebelumnya, saya menulis perihal data yang menyebut bila Liverpool tidak selalu diuntungkan VAR. Bukti terbarunya, tadi malam, dua gol mereka ke gawang United, dianulir. Salah satunya karena VAR.
Â
Pun, tim-tim lain seperti City maupun Leicester, tidak selalu dirugikan oleh VAR, tetapi juga pernah mendapatkan keuntungan dari VAR. Meski, kadang ketika mereka dirugikan, ulasannya dibesarkan. Padahal, intinya, samo mawon. Podho waeh. Sama saja.
Pada akhirnya, bila semesta sudah membantu Liverpool. Bila tim-tim pesaing tampil labil dan kerap meraih hasil di luar dugaan. Dan bila para mantan "sudah bersatu membantu", rasanya Liverpool memang akan jadi juara Liga Inggris. Bukan lagi nyaris seperti musim lalu.Â
Rasanya, fans Liverpool tidak akan lagi menjadi korban bully-an karena saking lamanya tidak pernah jadi juara Liga Inggris. Sampai ada meme tentang apa saja yang terjadi dari ketika Liverpool juara Liga Inggris kali terakhir pada 1990 silam, hingga 2019.
Tapi, rasanya tidak elok bila merasa weruh sak duruning winarak (tahu sebelum kejadian terjadi). Malah pamali. Paling bagus ya, mari menikmati penampilan Liverpool di Liga Inggris musim ini. Apakah mereka memang bisa juara. Apakah mereka mengukir rekor poin terbanyak. Dan, apakah bisa tidak terkalahkan hingga akhir musim. Salam. Selamat beraktivitas di awal pekan.