Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sudah Separo Perjalanan, Mungkinkah Liverpool "Unbeatable" hingga Akhir Musim?

3 Januari 2020   16:46 Diperbarui: 3 Januari 2020   16:54 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toh, dengan performa yang lebih stabil dibanding musim lalu, Liverpool punya potensi mengukir rekor unbeatable hingga akhir musim nanti. Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi Liverpool bila ingin juara dan unbeatable.

Pertama, tampil konsisten. Kita tahu, awal kejatuhan Liverpool di musim 2018/19 lalu, terjadi setelah pergantian tahun. Padahal, pada 3 Januari 2019 lalu Liverpool unggul 7 poin dari Man.City. Yang terjadi kemudian, Liverpool kalah di markas City (4/1), lalu ditahan imbang Leicester (31/1) dan West Ham (5/2). Plus, bermain imbang dengan Manchester United (24/2) dan Everton (3/3).

Pada akhirnya, Liverpool disalip Man.City. Timnya Pep Guardiola juara setelah meraih 14 kemenangan beruntun dan menutup musim dengan 98 poin, unggul satu poin dari Liverpool yang menjadi runner-up.

Di musim ini, penampilan Liverpool relatif lebih stabil dibanding musim lalu. Salah satu paramaternya adalah kemampuan Liverpool memenangi laga-laga sulit. Seperti ketika menang 4-0 di marks Leicester City pada 26 Desember 2019 lalu.

Atau juga kemampuan mengubah kemungkinan hasil imbang menjadi menang seperti ketika menang lewat gol di menit-menit akhir saat melawan Aston Villa (menang 2-1) pada 2 November, 2-1 atas Tottenham (27/10), dan menang 2-1 atas Leicester pada 5 Oktober.

Liverpool mengandalkan tim, bukan satu dua pemain

Namun, bekal utama Liverpool untuk memburu gelar juara dan rekor unbeatable adalah penampilan solid sebagai tim. Memang, Liverpool masih mengandalkan trio Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino Namun, bukan hanya mereka yang bisa mencetak gol.

Justru pemain-pemain Liverpool kini seperti bergantian menjalani slogan bahwa "setiap orang ada masanya". Salah, Firmino, dan Mane, bergantian menjadi penentu kemenangan tim. Bahkan, ketika mereka tidak mencetak gol, pemain lainnya tampil sebagai pemecah kebuntuan.

Ketika menang 4-0 atas Leicester, Salah dan Mane 'macet'. Tapi Firmino yang moncer. Di akhir tahun, Mane jadi penentu saat Liverpool mengalahkan Wolverhampton. Dan, dini hari tadi giliran Salah dan Mane yang menjadi goal scorer ke gawang Sheffield,

Karena berbagi gol itu, pemain Liverpool tidak terlalu menonjol dalam daftar top skor. Mane baru mencetak 11 gol, Salah 10 gol, dan Firmino 6 gol. Bandingkan dengan penyerang Leicester, Jamie Vardy yang sudah mengemas 17 gol.

Tapi, Liverpool masih punya banyak pemain lainnya yang masuk daftar scorer. Seperti Divock Origi (3 gol), Virgil van Dijk (3 gol), Trent Alexander-Arnold (2 gol), James Milner, dan Georginio Wijnaldum. Juga ada nama Andrew Robertson da Xherdan Shaqiri. Pendek, kata tugas mencetak gol di Liveprool, bukan hanya striker.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun