"Gol itu bermakna segalanya bagi Bobby. Itu gol yang sensasional dan sangat membantu kami. Sangat tenang. Saya sungguh berbahagia dengannya," ujar Klopp.
Menariknya, Klopp membenarkan bila diantara penyerang-penyerangnya, seperti berbagi waktu yang tepat kapan menjadi "orang pada masanya". Baik Salah, Mane, Origi, Shaqiri, dan Firmino, seperti tahu kapan mereka menjadi lakon.
"Hal terbaik dari tiga penyerang kami dan juga pemain lainnya, jika salah satu dari mereka tidak mencetak gol, satu lainnya atau dua lainnya yang mencetak gol. Contohnya Divock Origi, ketika tidak ada yang membicarakanya, ternyata dia mencetak gol penting. Begitu juga Mo Salah dan Mane. Kini, kami membutuhkan Bobby dan dia menjawabnya," sambung Klopp seperti dikutip dari sini.
Masanya Liverpool, juara dunia untuk kali pertama
Meraih gelar juara dunia menjadi pengalaman pertama bagi Liverpool. Artinya, selain Firmino yang merasakan makna "setiap orang ada masanya", Liverpool juga menikmati "setiap klub ada masanya".
Ya, keberhasilan Liverpool meraih trofi FIFA Club World Club 2019 ini merupakan yang pertama. Itu sejatinya pencapaian yang cukup mengejutkan. Sebab, Liverpool sebelumnya pernah beberapa kali tampil di turnamen yang mempertemukan klub juara antar benua ini.
Dulunya, turnamen ini bernama Intercontinental Cup dan mulai digelar sejak tahun 1960. Kala itu, turnamen ini hanya mempertemukan juara Eropa dan juara Amerika Latin.Â
Lantas, baru berganti format baru dengan nama FIFA Club World Cup pada tahun 2005 dengan mengikutsertakan klub juara benua Asia, Concacaf, Afrika, Oceania seperti sekarang.
Nah, setiap kali berkesempatan tampil di turnamen ini, Liverpool ternyata selalu kalah. Dan sebuah kebetulan, The Reds beberapa kali dikalahkan klub dari Brasil.
Di tahun 1981, Liverpool yang diperkuat Kenny Dalglish, Graeme Souness dan kiper Bruce Grobbelaar, kalah telak dari Flamengo, 0-3 di Tokyo. Kala itu, Flamengo dikapteni oleh Zico.Â
Liverpool pun gagal menjadi klub Inggris pertama yang bisa juara di turnamen ini. Sebelumnya, dua klub Inggris, Manchester United dan Nottingham Forest juga gagal.
Lantas, di tahun 1984, Liverpool kembali tampil di turnamen ini usai menjadi juara Liga Champions. Kali ini menghadapi klub Argentina, Independiente. Hasilnya, Liverpool yang mengandalkan Dalglish dan Ian Rush, kalah 0-1 di National Stadium, Tokyo.