Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Arsenal yang Seharusnya Move On, Malah Bernostalgia

16 Desember 2019   10:31 Diperbarui: 16 Desember 2019   10:34 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Freddi Ljungberg, menjadi bagian cerita nostalgia ala Arsenal. Tadi malam, Ljungberg melihat anak asuhnya dihajar Manchester City 0-3 di kandang sendiri/Foto: Dailystar.co.uk

Memang, dalam 'diagram pohon' kepelatihan sepak bola, ketika ada pelatih yang dipecat, maka asistennya yang akan naik pangkat. Meski, Arsenal pastinya paham bila Ljungberg yang kini berusia 42 tahun, belum punya pengalaman melatih sebagai 'orang nomor satu' di tim.

Terlepas nama besarnya, mayoritas fans Arsenal rasanya juga meragukan kualitas kepeletihan Ljungberg. Lha wong Emery yang sudah sarat pengalaman melatih klub top seperti Sevilla, Paris SG dan pernah menjadi juara Liga Europa saja, dipecat di tengah jalan. 

Toh, manajemen Arsenal boleh jadi ingin bernostalgia. Ketika Emery yang notabene 'orang luar' ternyata gagal, mereka ingin menghidupkan kembali aura Wenger di Arsenal. 

Caranya dengan mencomot salah satu mantan anak didik Wenger menjadi juru peracik strategi. Siapa tahu, Ljungberg bisa sukses seperti halnya 'cerita legendaris' Pep Guardiola di Barcelona tahun 2008 silam.

Namun, harapan tinggal harapan. Serangkaian fakta di lapangan menunjukkan, sejak Ljungberg mendampingi Mesut Oezil dan kawan-kawan bertanding, penampilan Arsenal ya tetap begitu-begitu saja. Malah cenderung semakin memburuk.

Faktanya, Minggu (15/12) tadi malam waktu Inggris atau tengah malam waktu Indonesia, Arsenal babak belur. Tampil di kandang sendiri, The Gunners tak berdaya dihajar Manchester City 0-3 di pekan ke-17 Liga Inggris.

Pekan lalu, Ljungberg sebenarnya sempat membuat fans Arsenal mulai bisa tersenyum ketika The Gunners bisa menang 1-3 di markas West Ham United (9/12) di pekan ke-16 Liga Inggris. Itu kemenangan perdana Arsenal sejak ditangani Ljungberg setelah di dua laga sebelumnya ditahan tim penghuni zona degradasi, Norwich City 2-2 (1/12). Lantas dipermalukan Brighton & Hove Albion 1-2 di Emirates Stadium (6/12).

Selain meraih kemenangan perdana, Ljungberg juga mampu membawa Arsenal lolos ke babak 32 besar Liga Europa sebagai juara grup. Itu juga kabar bagus. Petang nanti, mereka tinggal menunggu lawan dari hasil pengundian.

Namun, fans Arsenal ternyata cuma di-PHP. Diberi harapan palsu. Harapan dan percaya kepada Ljungberg, ternyata langsung layu. Bagaimana tidak layu, kekalahan 0-3 di kandang sendiri dari Man.City tadi malam, jelas menjadi hasil mengecewakan. Apalagi, Arsenal kini tercecer di peringkat ke-9 Liga Inggris.

Apakah kekalahan dari City membuat manajemen Arsenal mulai berpikir untuk tidak lagi bernostalgia?

Belum ada kabar terbaru terkait hal itu. Meski beberapa nama pelatih top sudah dikait-kaitan akan melatih tim berlogo meriam ini. Diantaranya mantan pelatih Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino yang kini menganggur. Bila pelatih asal Argentina ini masuk, berarti Arsenal memang akan memulai era baru untuk move on dari kenangan lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun