Calon lawan berat di Olimpiade, Marcus/Kevin tahun ini kalah tiga kali
Kekalahan Marcus/Kevin ini sejatinya biasa saja. Sekadar bagian dari pertandingan. Toh, keduanya memang pasangan top dunia. Meski, head to head Marcus/Kevin dengan Endo/Watanabe kini menjadi 2-3 untuk ganda Jepang tersebut.
Namun, yang patut menjadi perhatian pelatih ganda putra dan juga PBSI, ganda Jepang tersebut selalu menyulitkan Marcus/Kevin. Bahkan, dalam tiga pertemuan di tahun 2019 ini, mereka selalu kalah dari Endo/Watanabe.
Lalu, pertemuan kedua mereka terjadi di perempat final Thailand Open Super 500 pada awal Agustus lalu. Marcus/Kevin kembali kalah. Kali ini lewat rubber game, 17-21, 21-19, 14-21. Dan pertemuan ketiga terjadi di perempat final Hong Kong Open 2019 kemarin.
Tentu saja, ini menjadi tanda peringatan serius bagi Marcus/Kevin. Utamanya bila dikaitkan dengan ajang Olimpiade 2020 mendatang. Bahwa, Endo/Watanabe, berpotensi menjadi lawan berat bagi mereka dalam upaya meraih medali emas di Olimpiade nanti. Apalagi, Endo/Watanabe akan tampil di rumahnya sendiri.
Merujuk pada peringkat BWF mereka menjelang akhir tahun 2019 ini, keduanya hampir pasti akan lolos ke Olimpiade 2020. Satu negara maksimal hanya mengirimkan dua wakil. Selain Endo/Watanabe, Jepang juga punya Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Namun, untuk ganda rangking 4 dunia ini, Marcus/Kevin malah lebih sering menang dengan head to head 10-5.
Sebenarnya, mengapa Marcus/Kevin selalu kesulitan menghadapi Endo/Watanabe?
Bisa dibilang, permainan ganda Jepang ini memang 'antitesis' dari permainan menyerang Marcus/Kevin. Sebab, Endo (32 tahun dan Watanabe (22 tahun) memiliki kemampuan bertahan yang sangat solid. Agresivitas Marcus/Kevin acapkali terbentur pertahanan rapat Endo/Watanabe. Lantas, ditambah dengan kesalahan sendiri yang berbuah 'poin gratis' untuk ganda Jepang tersebut.
Perihal solidnya pertahanan ganda Jepang ini, pernah dalam laga BWF World Tiur tahun ini, Mohammad Ahsan yang selama ini terkenal sebagai "raja smash", sampai geleng-geleng ketika smash beruntunnya masih bisa dikembalikan Watanabe.
Watanabe juga bisa dibilang pembuka "kran rezeki" bagi Endo yang 10 tahun lebih tua darinya. Endo merupakan pemain lawas. Dia dulu bermain dengan Kenichi Hayakawa. Mereka dikenal sebagai spesialis runner-up. Bayangkan, tujuh kali masuk final super series, semuanya berakhir runner-up. Termasuk kekalahan di final All England 2014 dari Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.