Itu hat-trick ke-55 dalam karier Ronaldo dan yang kesembilan bersama Portugal. Tapi yang jelas, lewat tiga gol tersebut, Ronaldo seolah mengirim pesan kepada publik Italia, termasuk pelatih Juve Maurizio Sarri bahwa dirinya masih garang di depan gawang.
Dan memang, kabar Ronaldo hatt-trick itu langsung menjadi kabar besar di Italia. Website football-italia.net menjadikan berita itu sebagai headline. Di berita berjudul "Ronaldo hits Portugal hat-trick", football-italia menampilkan komentar dari pelatih Portugal, Fernando Santos tentang kondisi Ronaldo.
"Ketika jumpa pers (sebelum pertandingan), semua orang menanyakan kondisinya (Ronaldo). Saya tidak perlu menjawabnya. Saya tidak pernah meragukannya. Lapangan memberi bukti bahwa Cristiano baik-baik saja," sebut Santos dikutip dari https://www.football-italia.net/146450/ronaldo-hits-portugal-hat-trick.
Secara tidak langsung, komentar Santos itu seolah ditujukan untuk Maurizio Sarri. Bahwa, Sarri belum mampu mengoptimalkan sisi terbaik dari Ronaldo seperti tekadnya ketika diperkenalkan sebagai pelatih Juve. Meski masih memimpih klasemen Liga Italia, tetapi penampilan Juve tidak istimewa.
Faktanya, dalam 12 laga, Juve tidak pernah mampu menang dengan skor besar meskipun melawan tim-tim papan bawah. Juve hampir selalu menang dengan selisih 1 gol. Hanya sekali, mereka menang dengan skor 2-0 saat mengalahkan SPAL pada 28 September lalu. Selisih gol mereka juga hanya 11 gol. Bandingkan dengan Inter (14 gol) atau Lazio (15 gol). Padahal, Juve kini bersaing ketat dengan Inter Milan. Kedua tim hanya dipisahkan 1 poin.
Mengganti Ronaldo di tengah pertandingan, mungkin menjadi solusi  Sarri untuk memenangkan pertandingan. Seperti saat mengalahkan AC Milan 1-0 akhir pekan kemarin di mana gol penentu dicetak Paulo Dybala yang menggantikan Ronaldo.
Namun, situasi seperti itu bisa menjadi 'bom waktu' bagi Juve yang bisa meledak kapan saja. Bagaimanapun, Juve masih butuh Ronaldo. Seperti kata bek Juve, Leonardo Bonucci.
"Nanti saat kembali ke Turin, kami akan bertemu dan berbicara dengannya. Masih ada banyak pertandingan yang tentu saja kami membutuhkan kemampuan terbaik Ronaldo. Saya tidak meragukan komitmennya untuk mencapai semua target bersama Juve," ujar Bonucci dikutip dari football-italia.net.
Terlepas dari semua itu, waktu Ronaldo di lapangan memang tidak akan lama lagi. Dengan pada 5 Februari tahun depan sudah berusia 35 tahun, masa pensiunnya semakin dekat. Tapi yang pasti, Ronaldo tentu tidak ingin menutup lembar ceritanya di lapangan dengan cerita biasa. Apalagi kisah mengecewakan.
Dia ingin terus menunjukkan bahwa dirinya belum habis. Dan bilapun masa pensiunnya tiba, sebagai penikmat bola, kita hanya perlu berterima kasih atas semua 'pertunjukan' yang telah dia lakukan di lapangan.
Rasanya baru beberapa tahun lalu menyaksikan dari layar TV ketika dia melakukan debut untuk Manchester United. Lantas meliuk-liuk melewati bek-bel Bolton Wanderers. Tapi memang, seperti kata Pramoedya, bila lapangan itu bak pasar malam, pada akhirnya pengunjungnya juga akan pergi. Satu demi satu pergi. Begitu juga Ronaldo nanti. Salam.