Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Marcus-Kevin yang Dipuji, Dibenci, dan Bikin Patah Hati BL Tiongkok

9 November 2019   09:11 Diperbarui: 9 November 2019   13:50 6041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda putra Tiongkok, Li Junhui (kiri) dan Liu Yuchen, batal bertemu Minnions di semifinal. Mereka kalah dari ganda India di perempat final Fuzhou China Open 2019/Foto: Kompas.com

Beruntunglah kita memiliki pasangan ganda putra, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya. Bukan hanya karena mereka menjadi atlet bulu tangkis yang paling sering memberikan kebanggaan untuk Indonesia. Karena mereka kepunyaan Indonesia, kita jadi tak perlu sering bertengkar karena iri.

Ya, andai mereka bukan dari Indonesia, kita sebagai pecinta bulu tangkis, mungkin akan sering bertengkar di dunia maya. Bertengkar karena cemburu mengapa negara lain bisa punya ganda putra sehebat mereka. Sementara kita hanya bisa mengagumi mereka.

Bisa juga bertengkar karena bingung mau memuji atau mencaci. Bagaimana tidak bingung. Mau dipuji tapi punya negara lain. Tapi kalau mau dibenci, lha mereka memang tampil lebih hebat dibanding pemain sendiri.

Gambaran seperti itulah yang acapkali dirasakan oleh para badminton lover (BL) Tiongkok ketika menyaksikan penampilan Marcus/Kevin. Baik ketika memantau penampilan mereka di turnamen BWF World Tour, via tayangan streaming maupun di televisi. 

Termasuk ketika melihat langsung penampilan ganda putra rangking 1 dunia ini kala tampil di Tiongkok.

Kita bisa memantau komentar-komentar para BL Tiongkok lewat forum percakapan bernama "Forum Tiongkok". Forum obrolan seputar badminton di dunia maya ini justru acapkali menjadi ajang pertengkaran mereka bila sudah menyangkut Minnions, julukan Marcus/Kevin. 

Silahkan mengeceknya di mesin pencari Google dengan menuliskan kata kunci "Forum Tiongkok Minnions".

Pendapat mereka terbelah. Ada yang suka. Ada yang nyinyir. Mereka yang nyinyir di Forum Tiongkok, 'menyerang' Minnions dengan tudingan karena kurang punya respek kepada lawan karena acapkali bersikap tengil. Ada BL Tiongkok yang berkomentar begini:

"Mereka kerap meremehkan lawan dengan gerakan-gerakan kecil dan pandangan matanya. Kalau mereka membuang hal-hal ini, maka tidak akan memancing ejekan dari orang lain".

Lucunya, komentar itu langsung direspons oleh BL Tiongkok lainnya. 

"Itu namanya bukan meremehkan lawan. Itu hanya perasaanmu saja. Lawannya saja tidak bagus mentalnya. Kan, mereka juga tidak memaki-maki orang lain". Ada juga yang bilang: "Tidak harus semua orang suka dengan dua Minnions ini kan? Memangnya, forum diskusi punya keluargamu?".

Sementara mereka yang memuji Minnions, menyebut menyukai mereka karena ketika bertanding sangat santai, "Baik defense smash, drive dari tengah lapangan, terlihat begitu mudah bagi mereka".

Namun, muara dari perdebatan para BL Tiongkok itu sejatinya karena beberapa pasangan ganda putra Tiongkok selalu kesulitan mengalahkan Minnions. 

Mulai dari pasangan juara dunia 2018, Li Juhuni/Liu Yuchen, lalu ganda muda He Jiting/ Tan Qiang. Han Cheng Kai/Zhou Haodong. Bahkan, pasangan juara dunia 2017, Zhang Nan dan Liu Cheng sampai harus dipisah.

Para BL Tiongkok pun menyadari hal itu. Lha wong ada dari mereka yang bilang seperti ini: 

"Saya setuju dengan mereka yang membela Minnions. Tidak bisa menang dari mereka lalu bilang mereka sikapnya tidak bagus lah, apanya tidak baik lah. Sebenarnya hanya masalah tidak bisa menang dari mereka saja kan".

Marcus/Kevin lolos ke semifinal Fuzhou China Open 2019, Tiongkok tanpa wakil

Apalagi, Marcus dan Kevin acapkali berjaya ketika tampil di Tiongkok. Tengok fakta ini, sejak tahun 2016, Marcus/Kevin selalu bisa juara di Tiongkok. Mereka juara China Open Super 1000 tahun 2016, 2017, dan 2019 pada September lalu.

Di tahun 2018, meski gagal di China Open, tapi mereka bisa juara di Fuzhou China Open Super 750. Dan, di final, mereka mengalahkan ganda putra tuan rumah, He Jiting/Tan Qiang lewat laga dramatis. sempat kalah 25-27 di game pertama yang membuat fans Tiongkok heboh, eh ternyata itu hanya bentuk "prank" dari Minnions. Di game berikutnya, Marcus/Kevin menang cukup mudah 21-17, 21-15 dan jadi juara.

Nah, pekan ini, di Fuzhou China Open Super 750 yang tengah berlangsung, Marcus/Kevin bisa kembali membuat patah hati para BL Tiongkok yang kurang suka dengan mereka. Minnions sudah mengalahkan He Jiting/Tan Qiang di putaran II (7/11) lewat rubber game yang alurnya persis seperti di final tahun lalu.

Tadi malam, Jumat (9/11), Marcus dan Kevin memastikan lolos ke semifinal. Mereka mengalahkan pasangan Jerman, Mark Lamsfuss/Marvin Emil Seidel di perempat final dengan skor 21-14, 21-19.

Nah, yang bikin BL Tiongkok semakin kecewa, pasangan Jerman non unggulan ini justru bisa mengalahkan ganda tuan rumah. Lamsfus/Seidel mengalahkan Han Chengkai/Zhou Haodong yang merupakan unggulan 7 lewat kemenengan cukup mudah, 21-17, 21-18 di putaran kedua.

Para BL Tiongkok sempat berharap, laga semifinal yang akan digelar Sabtu (9/11) akan menyajikan laga seru antara Marcus/Kevin dan Li Junhui/Liu Yuchen. Ya, pertemuan mereka akan membuat gengsi Fuzhou China Open 2019 naik.

Karena memang, keduanya jadi musuh bebuyutan dalam tiga tahun terakhir. Meski, Marcus/Kevin lebih sering mendominasi pasangan berjuluk "dua menara" itu. Di antaranya lewat kemenangan di final All England 2017, Indonesia Masters 2018 dan Japan Open 2018. 

Ganda putra Tiongkok, Li Junhui (kiri) dan Liu Yuchen, batal bertemu Minnions di semifinal. Mereka kalah dari ganda India di perempat final Fuzhou China Open 2019/Foto: Kompas.com
Ganda putra Tiongkok, Li Junhui (kiri) dan Liu Yuchen, batal bertemu Minnions di semifinal. Mereka kalah dari ganda India di perempat final Fuzhou China Open 2019/Foto: Kompas.com
Namun, yang terjadi, 'skenario' perjumpaan Minnios melawan ganda tuan rumah juara dunia 2018 itu ternyata tidak kesampaian. Di luar dugaan, Li Junhui dan Liu Yuchen yang akhir pekan kemarin juara di Macau Open Super 300, malah kalah. Mereka dikalahkan ganda India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, 19-15, 15-21.

Jadinya, bukan Li/Liu yang akan menghadapi Marcus/Kevin di semifinal. Melainkan ganda India. Entah bagaimana respons para BL Tiongkok melihat pemain andalan mereka malah dikalahkan pemain non unggulan. Dan yang membuat BL tuan rumah semakin gundah gulana, Tiongkok tak punya perwakilan ganda putra di semifinal. 

Ya, meski memainkan enam pasangan ganda putra yang menjadi jumlah wakil paling banyak dibandingkan negara lain, ternyata tidak satupun ganda putra Tiongkok yang mampu lolos ke semifinal. Hasil ini jelas mengecewakan bagi Tiongkok. Mereka malu di rumah sendiri.

Laga semifinal ganda putra lainnya mempertemukan pasangan Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda melawan pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik yang kemarin mengalahkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di laga ulangan final All England Open 2019.

Marcus/Kevin jadi satu-satunya harapan Indonesia

Tampilnya Marcus/Kevin di semifinal Fuzhou China Open Super 750 ini seperti mengulang cerita lama. Cerita yang acapkali berulang. Bahwa, seberapa banyak pun jumlah pebulutangkis Indonesia yang dikirim ke turnamen BWF World Tour, pada akhirnya Minnions-lah yang menjadi harapan terakhir memenangi gelar.

Ya, Marcus/Kevin kini menjadi harapan terakhir untuk meraih gelar di turnamen ini. Kemarin, tiga wakil Indonesia terhenti di perempat final. Selain Hendra/Ahsan, dua wakil lainnya, yakni tunggal putra Jonatan Christie dan pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva, gagal lolos ke semifinal.

Jonatan (unggulan 7) dihentikan pemain Denmark unggulan 4, Anders Antonsen dua game langsung dengan skor cukup jauh, 16-21, 11-21. Sementara Praveen/Melati (unggulan 7) takluk dari pasangan Jepang unggulan 4, Yuta Watanabe/Arisa Higashino.

Bagaimana peluang Marcus/Kevin?

Harus diakui, ganda putra India yang menjadi lawan mereka di semifinal, tidak bisa diremehkan. Penampilan pasangan muda ini terus menanjak sejak dilatih pelatih asal Indonesia, Flandy Limpele mulai tengah tahun ini.

Sebelum menundukkan Li/Liu di perempat final, Rankireddy (19 tahun) dan Shetty (22 tahun) juga membuat kejutan di putaran II. Mereka mengalahkan juara Asia 2019 asal Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe lewat rubber game.

Apalagi, ganda putra India ini pastinya penasaran ingin mengalahkan Marcus/Kevin. Selama ini, mereka selalu kesulitan kala bersua Minnions. Terbaru, akhir pekan kemarin, Minnions mengalahkan mereka di final French Open Super 750 dengan skor 21-18, 21-16. Bagaimana kali ini?

Saya tentunya berharap, Marcus dan Kevin bisa menang dan lolos ke final. Lantas, sukses mempertahankan gelar. Bila seperti itu, saya akan penasaran menunggu bagaimana reaksi para BL Tiongkok di Forum Tiongkok. 

Salam bulu tangkis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun