Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Mundur dari Macau Open, Pilihan Cerdas untuk Berhemat Tenaga demi Turnamen Besar

1 November 2019   06:23 Diperbarui: 1 November 2019   06:31 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hemat tenaga, Praveen Jordan dan Melati Daeva memilih mundur dari Macau Open 2019. Padahal, mereka berpeluang meraih hat-trick gelar/Foto: bolasport.com

Bila diibaratkan pekerja seni, nama Praveen Jordan (26 tahun) dan Melati Daeva Oktavianti (25 tahun) kini bak 'artis' yang tengah 'laris diberitakan'. Naik daun. Begitu kata orang dulu. Viral. Ujar generasi sekarang.

Mereka-lah pebulutangkis Indonesia yang wajahnya paling sering wira-wiri di pemberitaan. Apa saja tentang mereka, bisa menjadi viral. Di media sosial, mudah menemukan video tentang mereka. Mulai dari smash Praveen yang bikin shuttlecock rusak parah, tiup lilin ulang tahun, hingga pegangan tangan ketika naik podium.

Itu tidak lepas dari keberhasilan mereka jadi juara di tur Eropa: Denmark Open dan Prancis Open 2019. Setelah 'puasa gelar' hampir dua tahun sejak dipasangkan pada awal 2018, siapa sangka mereka bisa meraih juara beruntun hanya dalam dua pekan.  

Hebatnya, dalam perjalanan meraih dua gelar tersebut, Praveen dan Melati mengalahkan dua pasangan Tiongkok yang menjadi 'penguasa' ganda campuran dalam dua tahun terakhir. Wang Yilu/Huang Dongping yang berstatus world number 2, mereka kalahkan di Denmark. Lalu, world number 1 dan juara dunia 2018, 2019, Zheng Siwei/Huang Yaqiong, mereka bekuk di Prancis.

Mundur dari Macau Open meski berpeluang juara, sebuah keputusan tepat

Pendek kata, Praveen dan Melati sedang bagus-bagusnya. Bahkan, keduanya berpeluang meraih hat-trick alias tiga gelar beruntun di turnamen Macau Open Super 300 yang digelar pekan ini. Mereka diplot sebagai unggulan 2. Apalagi, tidak ada dua pasangan top Tiongkok.

Pesaing terberat 'hanyalah' ganda Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai yang mereka kalahkan 21-14, 21-7 di Prancis. Singkat kata, peluang hattrick gelar terbuka lebar di Macau.

Toh, Praveen dan Melati rupanya tidak mau "aji mumpung". Mereka tidak mau latah. Mumpung karena penampilan sedang bagus, lantas terus-terusan tampil di turnamen. Pasangan ganda campuran didikan PB Djarum ini memilih mundur dari Macau Open 2019.  

Kabar tersebut dikonfirmasi PP PBSI melalui akun media sosial Instagram, @badminton.ina, Senin (28/10/2019). Dalam unggahannya, PP PBSI menyampaikan bahwa Praveen/Melati memutuskan mundur dari turnamen BWF World Tour Super 300 tersebut setelah meraih dua gelar juara secara beruntun pada Denmark Open 2019 dan French Open 2019.

Lah, berpeluang juara lagi, kok malah memilih mundur. Tentu itu bukan keputusan sederhana. Namun, menurut saya, itu keputusan terbaik yang bisa diambil.

Praveen dan Melati paham, bahwa mereka bukan robot yang bisa setiap pekan bisa berpeluh keringat di lapangan. Mereka bukan mesin yang bisa santuy tampil di lima pertandingan setiap hari (bila sampa final).

Mereka tahu bila tampil beruntun dalam tiga pekan, efeknya bisa kurang bagus bagi kondisi fisik dan mental mereka. Ada kejenuhan. Karenanya, istirahat menjadi pilihan terbaik.

Apalagi, mundur dari Macau Open bukanlah kesia-siaan. Justru, mereka mengambil jeda demi target lebih besar. Sebab, pekan depan, Praveen dan Melati sudah ditunggu turnamen yang lebih besar. Ada Fuzhou China Open Super 750 yang digelar 5-10 November. Berlanjut Hong Kong Open Super 500 yang digelar 12-17 November 2019.  

Hemat tenaga atur target prioritas demi Olimpiade

Bayangkan, seandainya Praveen dan Melati tetap tampil di Macau Open 2019, mereka akan tampil di lima turnamen beruntun dalam lima pekan. Mungkin mereka bisa menambah gelar. Namun, kelelahan bisa berakibat buruk. Semisal cedera sehingga harus menepi dari lapangan.

Bila sudah seperti itu, performa mereka yang sedang bagus-bagusnya, bisa lenyap tak berbekas. Padahal, Olimpiade 2020 semakin dekat. Karenanya, penting untuk menjaga stamina dan mental agar tetap dalam kondisi terbaik.

Dalam hal ini, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) memang harus jeli dalam memilihkan turnamen untuk atlet-atletnya. Bila turnamenannya "kurang penting", pemain jangan dipaksakan tampil.

Hal ini tidak hanya berlaku bagi Praveen dan Melati, tetapi juga semua 'artis papan atas' di PBSI yang berpeluang tampil di Olimpiade 2020. Seperti Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon, tenaga mereka harus dihemat. Begitu juga Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie.

Toh, peringkat mereka di rangking BWF hingga bulan Oktober ini sudah bagus. Mereka memenuhi syarat untuk tampil di Olimpiade 2020. Tingga konsisten di sisa waktu "kualifikasi" hingga April, dengan tampil bagus di turnamen-turnamen besar.

Jangan sampai, hanya demi memburu banyak gelar di turnamen BWF World Tour sepanjang tahun 2019 ini, lantas terus bermain tanpa jeda. Kalaupun gelar demi gelar bisa diraih, bagaimana bila malah 'kehabisan batere' saat tampil di Olimpiade 2020 sehingga tidak sesuai harapan.

Harus diingat, Olimpiade adalah 'segalanya' bagi atlet. Kejuaraan terpenting. Meraih medali di Olimpiade, apalagi medali emas, akan menjadi pencapaian tertinggi bagi seorang atlet. Dan tentu saja, kebanggaan bagi negara.  

Karenanya, terpenting sekarang adalah menjaga momentum atlet. Tidak hanya penampilan di lapangan. Tapi juga kondisi mereka. Seperti Praveen dan Melati, setelah lama jatuh bangun, mereka kini bangkit di saat yang tepat. Kini tinggal menjaga kondisi mereka agar bisa 'meledak' di Olimpiade nanti.

Begitu juga Marcus/Kevin yang sudah meraih tujuh (7) gelar di sepanjang tahun ini. PR PBSI adalah bagaimana menjaga mereka agar terus 'lapar gelar' hingga Olimpiade nanti. Apalagi, selama ini, Marcus/Kevin acapkali kurang beruntung bila tampil di kejuaraan besar.

Ambil contoh di BWF World Championshop alias Kejuaraan Dunia yang merupakan turnamen BWF grade paling tinggi. Nyatanya, dalam tiga kali tampil di turnamen tahunan tersebut, mereka belum pernah juara. Hingga kini, Marcus/Kevin masih belum berstatus "world champion.

Indonesia punya lima wakil di perempat final Macau Open 2019

Lalu, siapa saja pemain-pemain Indonesia yang tampil di Macau Open 2019?

PBSI lebih banyak mengirimkan pemain-pemain 'pelapis'. Sepeti Chico Aura Dwi Wardoyo di tunggal putra. Ruselli Hartawan di tunggal putri. Lalu pasangan Siti Fadia Silva dan Ribka Sugiarto di ganda putri.

Tidak ada nama Jonatan Christie dan Anthony Ginting. Juga tidak ada nama Fitriani dan Gregoria Mariska Tunjung. Termasuk juga Marcus dan Kevin. Bahkan, PBSI tidak mengirimkan pemain di sektor ganda putra.

Tetapi memang, sejak awal, PBSI tidak mengirimkan mereka ke Macau Open 2019. Hanya Praveen dan Melati yang masuk dalam daftar tampil. Makanya nama mereka ada dalam daftar seeded (unggulan). Namun, lantas memilih mundur.

Bagaimana hasil yang dicapai pemain Indonesia?

Hari ini, Jumat (1/11), Macau Open 2019 akan mempertandingkan babak perempat final. Kabar bagusnya, Indonesia masih memiliki lima wakil. Mereka akan berjuang meraih 'tiket tampil' di semifinal.

Mereka yakni Chico Aura di tunggal putra. Ruselli di tunggal putri. Siti/Ribka dan Della Destiara/Rizki Amelia di ganda putri. Serta pasangan Hafiz Faizal dan Gloria Widjaja di ganda campuran.

Untuk ganda putri, Indonesia sudah memastikan satu tempat di semifinal. Sebab, Siti/Ribka akan menantang senior mereka, Della/Rizki. Ini akan menjadi ulangan final Indoensia Masters 2019 Super 100 di Malang pada 6 Oktober lalu. Kala itu, Siti (18 tahun) dan Ribka (18 tahun), menjadi juara.

Pada akhirnya, semoga pemain-pemain Indonesia bisa tampil maksimal di babak perempat final Macau Open 2019 nanti. Sementara bagi pemain-pemain yang beristirahat, mereka bisa 'men-charge batere stamina' agar kembali terisi penuh saat tampil di Fuzhou China Open dan Hongkong Open nanti. Salam bulu tangkis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun