Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org, Ginting menyebut strategi yang dia rancang, bisa berhasil dia terapkan dengan baik di lapangan. Dia juga menyebut Momota terlihat capek. Karena memang, usia jadi juara di Denmark Open, dua hari kemudian langsung tampil di French Open. Apalagi, dua laga yang dijalani Momota, semuanya berakhir rubber game.
"Saya rasa Momota terlihat capek. Setelah juara di Denmark Open, di sini juga dia mainnya ketat terus dari babak pertama," ujar Ginting.
"Namun, melawan Momota selalu tidak mudah. Di lapangan Momota bisa menyembunyikan rasa capeknya dan mengatur strategi untuk mengatasi hal tersebut," sambung Ginting seperti dikutip dari https://badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail.aspx?/8634.
Toh, meski Momota tidak dalam kondisi bugar, bukan berarti dia mudah dikalahkan. Bukan berarti kemenangan Ginting itu hanyalah kebetulan. Mana ada kebetulan melawan juara dunia beruntun dalam dua tahun terakhir.
Bila dia tidak pandai-pandai mengatur strategi di lapangan, Momota yang capek pun bisa menang. Sebab, pemain Jepang itu bisa bermain smooth tapi mematikan. Karenanya, kemenangan Ginting atas Momota tadi malam, layak diapresiasi. Terlebih bila merujuk betapa mendominasinya Momota di tunggal putra saat ini.
Indonesia punya empat wakil di semifinal
Tak hanya Ginting, laga perempat final French Open tadi malam, juga menjadi momentum bagi Jonatan Christie untuk meraih hasil bagus. Jonatan mengalahkan pemain Denmark, Anders Antonsen. Jojo menang rubber game 17-21, 21-19, 21-16 atas finalis Kejuaraan Dunia 2019 tersebut.
Menariknya, di semifinal, Ginting dan Jojo tidak saling bertemu. Jadwal semifinal mempertemukan Ginting melawan Chen Long. Sementara Jonatan akan kembali menghadapi pemain Denmark. Dia akan bertemu Viktor Axelsen.
Artinya, bila sama-sama menang, Ginting akan bersua Jonatan di final. Dan itu akan menjadi pertemuan ketiga mereka di final. Sebelumnya, mereka pernah bersua di final Australia Open 2019 dan Korea Open 2017. Jojo juara di Australia dan Ginting juara di Korea.
Selain dua tunggal putra, Indonesia punya empat wakil di semifinal. Ganda putra Indonesia, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya, lolos ke semifinal usai mengalahkan ganda Tiongkok, Han Cheng Kai/Zhou Hao Dong 23-21, 21-14 hanya dalam waktu 31 menit.