Satu poin lagi, Ucok dan Melati akan juara. Namun, bila kehilangan poin, poin akan jadi 20-20 yang artinya terjadi setting poin. Apapun masih bisa terjadi. Bisa dibayangkan betapa tegangnya ketika memantau langsung pertandingan ini. Sungguh 'tidak baik' untuk kesehatan jantung.
Di momen ini, saking menegangnya, Praveen sempat memberi wejangan kepada Melati sebelum melakukan service. Komunikasi itu membuktikan bahwa keduanya bisa saling menguatkan. Tidak seperti sebelumnya yang seringkali saling cuek ketika tertekan lawan. "Ayo bisa Mel. Satu poin lagi," begitu kira-kira pesan Ucok.
Adapun hal yang terjadi, diawali service apik Melati, lewat sebuah reli mendebarkan yang memperlihatkan kokohnya pertahanan Melati ketika digempur smash Yilyu. Lantas, diawali drop shot Praveen, bola diangkat oleh Yilyu. Yang terjadi kemudian, sebuah smash super keras Praveen membuat Yilyu bak orang kaget sehingga raketnya lepas dari tangannya. Sungguh cara hebat menutup final. Skor jadi 21-19. Ganda campuran Indonesia juara.
Saking emosionalnya, sembari berteriak meluapkan emosi juara, Praveen sampai membanting raketnya yang nampak langsung bengkok. Sejurus kemudian, dia memeluk asisten pelatih Nova Widianto. Lantas, memeluk Melati Daeva. Sebuah pelukan juara yang ditunggu hampir dua tahun.
Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org, Praveen mengaku sudah siap bila pertandingan final tersebut tidak akan mudah dan melelahkan.Â
Kunci kemenangan kami hari ini yaitu lebih percaya ke partner dan memperbanyak komunikasi di lapangan. Kami terus fokus sebelum angka 21, jangan menyerah. Kami sempat terkejar di game ketiga. Pemain Tiongkok ini merupakan pemain bagus," jelas Praveen mengenai strateginya.
Selamat untuk Ucok/Melati, Bagaimana ke depannya?
Tentu saja, kita bangga dengan gelar yang diraih Praveen dan Melati di Denmark. Namun, kita juga berharap, gelar tersebut tidak membuat mereka cepat puas. Apalagi, mulai pekan ini, mereka akan kembali tampil di French Open.
"Bisa menang hari ini tentu senang sekali, ini merupakan gelar pertama kami setelah satu setengah tahun berpasangan. Dan tentu ini akan membuat kami percaya diri di turnamen berikutnya," kata Praveen.
"Pastinya senang apalagi ini gelar kami yang pertama. Kami akhirnya bisa membuktikan kalau kami bisa," sambung Melati dikutip dari badmintonindonesia.org.Â
Kita boleh berharap, gelar tersebut bisa membuat Praveen dan Melati semakin termotivasi. Mereka masih harus banyak berlatih untuk mengurangi error yang acapkali masih terjadi. Termasuk Praveen yang servicenya beberapa kali menyangkut di net. Dia juga harus bisa lebih menjaga sikap. Lebih disiplin. Demi keberlangsungan kariernya. Demi memberikan kebanggaan untuk Indonesia.
Bila masalah error dan disiplin itu bisa diatasi, saya yakin Praveen/Melati akan menjadi pasangan XD menakutkan. Tiongkok yang selama ini mendominasi ganda campuran, bakal mulai cemas. Betapa tidak cemas Praveen, sang pemilik smash paling dashyat di ganda campuran, bermain bersama Melati yang semakin oke bermain di depan net.