Nah, Jumat (18/10) tadi malam waktu Eropa atau Sabtu (19/10) dini hari waktu Indonesia, Ucok/Melati akhirnya bisa 'pecah telur'. Mereka bisa mengakhiri rekor buruk kala menghadapi Siwei/Yaqiong. Mereka sukses mengalahkan unggulan 1 itu di perempat final Denmark Open yang berlangsung di Kota Odense.
Tampil di pertandingan terakhir dan baru selesai kurang lebih pukul 01.00 dini hari waktu Indonesia, Ucok/Melati menang lewat rubber game. Oleh netizen, pertandingan selama 55 menit itu disebut "banjir error".
Sebab, kedua pasangan memang beberapa kali melakukan kesalahan sendiri. Seperti pukulan smash yang menyangkut net, service tidak sampai, pengembalian shuttlecok yang keluar, hingga pengambilan keputusan keliru ketika shuttlecock yang dikira keluar ternyata masuk.
Ucok/Melati kalah 18-21 di game pertama. Belajar dari kekalahan itu, mereka mengubah pola main di game kedua.
Mereka sadar, bola tidak boleh terlalu sering diangkat karena bisa menjadi 'santapan' Siwei. Sempat ketat 14-14. Ucok/Melati melesat di angka 18-14. Lantas, Ucok/Melati menang di angka 20-16. Laga pun berlanjut di game penentuan.
Di game ketiga, Ucok/Melati semakin percaya diri. Sementara entah mengapa, Siwei/Yaqiong tidak bermain rapi seperti biasanya. Ganda Indonesia selalu unggul dalam perolehan poin. Satu hingga dua poin. Bahkan, sempat unggul di angka 7-2. Ucok/Melati menutup interval pertama dengan keunggulan 11-9.
Di interval kedua, Ucok/Melatih bisa menjaga jarak poin. Hingga, disamakan di poin 16-16. Toh, Ucok/Melati bisa kembali menjauh 18-16 dan 19-17. Bahkan, unggul 20-18 lebih dulu. Satu poin lagi, Ucok/Melati akan mengalahkan 'musuh tersulit' mereka di lapangan.
Namun, mendapatkan satu poin itu ternyata tidak mudah. Malah, bayangan kekalahan di semifinal All England seakan hadir kembali menyapa Ucok/Melati ketika Siwei/Yaqiong mampu menyamakan skor jadi 20-20.
Tapi, kali ini ceritanya berbeda. Saat adu setting poin, Praveen/Melati kini lebih tenang. Hingga, ketika skor 21-20, shuttlecock pengembalian Siwei dinyatakan keluar lapangan. Siwei sempat mempertanyakan keputusan wasit. Namun, keputusan itu tidak berubah. Ucok dan Melati pun menang 22-20. Mereka berhasil lolos ke semifinal.
Apa kunci kemenangan Ucok dan Melati?
Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org, Praveen menyebut belajar dari kekalahan-kekalahan melawan Siwei/Yaqiong sebelumnya. Mereka mempelajari perihal apa yang membuat pasangan Tiongok itu begitu dominan. Termasuk bagaimana menembus pertahanan world XD number one tersebut.
"Dalam setiap pertandingan kami selalu coba buat melawan, fight terus dan kebetulan baru jebol di sini. Dari enam pertemuan kami coba pelajari celahnya satu-satu, baru di sini akhirnya kami bisa menembus pertahanan mereka. Perasaan kami tentu senang," ujar Praveen.