Memutuskan mundur dari kerja kantoran demi menjadi "tukang nulis" freelance, membuat saya bisa merasakan beberapa "kemewahan". Salah satu bentuk "kemewahan" yang tidak bisa saya rasakan bila bekerja kantoran adalah waktu luang untuk menjemput anak pulang sekolah.
Kini, karena "jam kerja" lebih fleksibel bahkan tidak perlu absen di kantor, saya bisa mengatur waktu sendiri. Kapan bekerja di rumah dan kapan bekerja di luar rumah. Termasuk menjemput si sulung pulang sekolah ketika sore. Di sekolahnya, bocah kelas 3 SD ini memang sudah melakoni jadwal sekolah seharian (full day school).
Nah, ketika menjemput dia, selain mengobrol perihal aktivitasnya di sekolah di hari itu, saya membiasakan mengecek botol air minumnya. Saya ingin tahu, berapa banyak air yang ia minum dari botol minuman yang dibawa dari rumah sedari pagi. Dengan dibawakan bekal makan siang, seharusnya ia minum air dalam jumlah cukup.
Kenapa saya membiasakan mengecek botol air minumnya?
Sebab, ketika menjemput dia, sebelum sampai di tempat parkir, saya cukup sering melihat pemandangan teman-teman sekolahnya yang pulang dengan menenteng tempat makan dan juga botol air.
Tempat makannya mungkin kosong alias isinya sudah dimakan. Tapi, pandangan saya tertuju pada botol airnya yang terlihat jelas. Ada yang airnya diminum hanya separoh. Malah ada yang masih nyaris penuh.
Dari situ, saya berkesimpulan. Bahwa, ada banyak anak-anak sekolah (di sekolah anak saya dan mungkin juga di sekolah lainnya) yang juga tidak banyak meminum air putih selama hampir seharian di sekolah.
Bahkan, menurut Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG), Diana Sunardi di acara hydration talk pada akhir September lalu, sebanyak 70-80 persen penduduk Indonesia sudah cukup minum. Namun, satu (1) dari empat (4) orang Indonesia belum cukup minum. Artinya, masih ada 25 persen orang Indonesia yang belum cukup meminum air.
"Sedangkan untuk anak-anak, satu dari lima anak-anak dan remaja di Indonesia, belum cukup minum," ujar Diana Sunardi.
Pernyataan itulah yang lantas membuat saya berpikir dalam. Saya teringat anak-anak. Lantas, sampai pada pertanyaan, "Apakah dua anak saya, termasuk dalam satu dari lima anak (20 persen) yang belum cukup minum tersebut".
Bahaya bila anak kurang minum air putih
Padahal, minum air putih yang cukup, sangat bermanfaat bagi anak-anak. Utamanya dalam mendukung kinerja berbagai sistem dan organ dalam tubuh mereka. Termasuk dalam menjaga konsentrasi anak.