Situasi serupa dialaminya di semifinal. Ketika melawan Sayaka Takahashi (Jepang) di semifinal, Marin juga kalah di game pertama. Tapi lantas bangkit di dua game berikutnya. Begitu juga saat menghadapi Tai Tzu-ying (TTY) di final. Marin kalah 14-21 oleh TTY yang tengah on fire.
Namun, semangat TTY untuk meraih gelar ketiganya di tahun 2019 ini, kalah besar dari semangat Carolina Marin untuk bangkit setelah dihantam musibah cedera. Marin lantas menang 21-17 dan 21-18. Dia pun meraih gelar pertamanya di tahun ini.
Pencapaian hebat Carolina Marin di China Open 2019, tidak hanya menjadi kemenangan pribadinya. Namun, kemenangan pemain dengan postur 172 cm ini menjadi pesan bagi kita. Ada pelajaran hidup dari sukses Marin.
Bahwa, ketika musibah datang tanpa diduga, penting untuk memiliki sikap yang benar dalam menghadapinya. Tak perlu meratapi. Kita hanya perlu introspeksi. Sembari menjaga motivasi untuk tidak kalah, apalagi menyerah.
Sebab, bagi mereka yang optimistis, akan selalu ada kesempatan kedua, ketiga dan seterusnya untuk kembali bangkit. Seperti Marin yang kembali lebih kuat setelah mengalami musibah hebat dalam kariernya. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H