Tapi, begitulah potret rivalitas di bulutangkis era kekinian. Bahwa, persaingan sangat cair. Tidak ada jaminan pemain unggulan selalu menang melawan pemain yang tidak diunggulkan.Â
Rumusnya adalah, siapa yang paling siap di lapangan baik secara teknik, fisik dan mental, dia yang akan memenangi pertandingan.
Dan yang jelas, kemenangan Kosetskaya atas Yamaguchi di China Open 2019 tersebut menjadi sinyal. Bahwa pemain-pemain asal Eropa, utamanya di tunggal putri, kini harus diwaspadai.
Bahwa, Eropa kini bukan hanya Carolina Marin sebagai tunggal putri Eropa paling top. Juga ada nama Line Kjaersfeldt dan Mia Blichfeldt (Swedia), serta Kirsty Gulmour dari Skotlandia. Kini, Kosetskaya juga masuk dalam daftar tersebut.
Apapun hasil yang ia capai di China Open 2019, kemenangan atas Yamaguchi yang merupakan juara Asia 2019 dan juara China Open 2017, menjadi pencapaian hebat. Toh, Kosetskaya pastinya tidak ingin berhenti di sini. Dia ingin terus melaju di China Open 2019.
Sebuah kebetulan, di putaran II yang akan digelar, Kamis (19/9) besok, dia akan kembali bertemu tunggal putri asal Jepang. Pemain yang di level junior sempat dicoba bermain di sektor ganda ini akan menghadapi Sayaka Takahashi (27 tahun).
Usai kemenangan atas Yamaguchi, Kosetskaya pastinya lebih percaya diri menghadapi Takahashi. Bila mengandaikan bisa membaca pikirannya, dia mungkin berkata: "pemain rangking 1 dunia saja bisa dikalahkan, mengapa tidak dengan pemain rangking 16?".
Andaikan Kosetskaya bisa melaju ke babak perempat final, itu akan menjadi prestasi bagus di turnamen level tertinggi BWF World Tour. Apalagi bila dia bisa melangkah jauh.
Bila itu terjadi, kita hanya bisa berandai-andai. Ya, berandai-andai, kapan kita bisa memiliki tunggal putri top dunia. Pemain yang bisa bersaing di level atas dunia. Kok cuma berandai-andai?
Sebab, dua tunggal putri andalan Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung dan Fitriani, langsung tersingkir di putaran pertama China Open 2019.Â
Kemarin, Gregoria Mariska kalah dari pemain Amerika Serikat, Zhang Beiwen lewat cara yang seperti terus berulang. Gregoria menang di game pertama, lantas kalah beruntun di dua game berikutnya. Dan Rabu (18/9) hari ini, Fitriani dikalahkan pemain Korea Selatan, Kim Ga-eun.