Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liverpool dan Awal Kelam Tim Inggris di Liga Champions

18 September 2019   06:19 Diperbarui: 18 September 2019   07:50 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juara bertahan Liga Champions, Liverpool, gagal mengawali 'kampanye' mempertahankan gelar dengan hasil manis. Pagi tadi, Liverpool kalah 0-1 di markas Napoli/Foto: Sky Sports

Liverpool dan Chelsea. Dua tim Inggris ini tengah jadi sorotan banyak orang. Keduanya mencuri perhatian para pecinta bola di awal bergulirnya Liga Inggris musim 2019/20.

Liverpool jadi omongan karena selalu menang. Si Merah menjadi satu-satunya tim peserta Liga Inggris yang nilainya sempurna dalam lima pertandingan. Start hebat itu membuat banyak orang yakin, Liverpool bisa mengakhiri 'puasa' (teramat) panjang jadi juara Liga Inggris.

Sementara Chelsea jadi obrolan karena penampilan apik anak-anak muda alumni akademi mereka. Tiga pemain muda, Fikayo Tomori (21 tahun) Mason Mount (20 tahun), Kevin Tamaraebi 'Tammy" Abraham (21 tahun), tampil hebat. 

Ketiga anak muda ini bahkan mulai dianggap penerus trio legenda Chelsea. Tomori dianggap penerus John Terry. Mount disebut sebagai pewaris Frank Lampard yang kini melatih Chelsea. Dan Tammy dibandingkan sebagai kembarannya Didier Drobga.

Namun, segala puja-puji untuk Chelsea dan Liverpool itu seolah tak berbekas di awal Liga Champions musim ini. Rabu (18/9) pagi tadi, keduanya gagal mengawali Liga Champions dengan hasil manis. Chelsea dan Liverpool kalah di pertandingan pertama.

Liverpool kalah di markas Napoli
Liverpool yang berada di Grup E, kalah 2-0 ketika away ke San Paolo, markas Napoli. Meski menurunkan tim terbaik, termasuk trio Mo Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino, sang juara bertahan Liga Champions tak mampu mencuri poin.

Laga kedua tim sempat berimbang. Saling serang. Namun, di 10 menit terahir, Napoli menghajar Liverpool. Eksekusi penalti Dries Mertens di menit ke-82 dan sontekan Fernando Llorente di menit ke-92 memanfaatkan miskomunikasi bek-bek Liverpool, membuat Napoli merusak 'kampanye' Liverpool untuk mempertahankan gelar.

Bukan kali ini, Liverpool tumbang di markas Napoli. Di Liga Champions musim 2018/19 lalu, Liverpool juga kalah 0-1 ketika away ke San Paolo. Kala itu, mereka bertemu di matchday II Grup C pada 4 Oktober 2018. Napoli yang dilatih Carlo Ancelotti, salah satu pelatih paling sukses di Liga Champions dengan tiga gelar juara, sulti ditaklukkan Liverpool.

Dikutip dari UEFA, pelatih Liverpool, Juergen Klopp menyebut kekalahan dari Napoli kali ini dengan satu kata "hurts". Ya, menyakitkan. Menurut Klopp, Liverpool sejatinya tampil bagus. Bahkan, lebih bagus ketimbang ketika Liverpool kalah dari Napoli di musim lalu.

"Ini (kekalahan) menyakitkan. Kami bermain jauh lebih bagus dibanding tahun lalu. Ini pertandingan terbuka dan kami mendapatkan banyak peluang dari serangan balik. Namun, kami tak mampu menyelesaikannya. Kami masih mengontrol pertandingan di babak kedua tetapi kemudian mereka mendapatkan penalti," ujar Klopp dikutip dari UEFA.

Toh, meski kalah, fans Liverpool sejatinya tak perlu panik. Sebab, Liverpool masih jauh dari kata tamat. Masih ada lima pertandingan. Terdekat, di matchday II pada 3 Oktober mendatang, Liverpool akan menjamu tim Austria, FC Salzburg. Tentu saja, Liverpool harus mengalahkan Salzburg yang pagi tadi menang besar, 6-2 atas tim Belgia, RC Genk. Salzburg pun kini memimpin klasemen grup E.

Ada alasan mengapa fans Liverpool tak perlu panik. Ketika Liverpool juara musim lalu, mereka juga sempat terseok-seok di fase grup. The Reds sempat kalah tiga kali. Semuanya terjadi di laga away. Sementara tiga laga di Anfield, semuanya bisa dimenangi. Liverpool bahkan baru memastikan lolos di pertandingan terakhir ketika mengalahkan Napoli 1-0.

Toh, fans Liverpool tentu tak mau kembali "olahraga jantung" hingga laga terakhir untuk menunggu tim mereka lolos. Apalagi, grup Liverpool sekarang sejatinya lebih ringan bila dibandingkan musim lalu. Bila musim lalu, ada Paris Saint Germain, Napoli dan Red Star Belgrade, kini pesaing terberat Liverpool sejatinya hanya Napoli. Di atas kertas, Salzburg dan Genk, belum selevel dengan Liverpool dan Napoli.

Kalaupun ada yang perlu dikhawatirkan fans Liverpool adalah masih cederanya sang kiper utama, Alisson Becker. Mereka tak sabar melihat kiper Timnas Brasil ini kembali bermain. Kiper pengganti, Adrian memang melakukan beberapa saves (penyelamatan) di markas Napoli. 

Namun, untuk ketenangan dan kesigapan, Alisson tak tergantikan. Faktanya, dari tujuh laga yang telah dijalani, Liverpool hanya mampu sekali clean sheet alias tidak kemsukan gol.

Chelsea kalah di kandang sendiri, pemain rebutan penalti
Awal kelam tim Liga Inggris di matchday pertama Liga Champions musim 2019/20 seakan menemukan pembenaran di Stamford Bridge. Di Grup H, Chelsea kalah 0-1 ketika menjamu tim Spanyol, Valencia. Tim tamu mencetak gol di menit ke-76 memanfaatkan set pieces bola mati.

Di laga ini, pelatih Chelsea, Frank Lampard kembali mengandalkan pemain-pemain mudanya. Sayangnya, Fikayo Tomori, Mason Mount dan Tammy" Abraham, belum mampu tampil ganas seperti di Liga Inggris. Malah, Mount mengalami cedera di menit ke-16 dan digantikan Pedro.  

Ironisnya, Chelsea sebenarnya berpeluang menyamakan skor. Di menit ke-87, berkat rekaman VAR (Video Assistant Referee), wasit Cuneyt Cakir dari Turki menghadiahi Chelsea penalti setelah bola mengenai tangan bek Valencia. Yang terjadi, Ross Barkley gagal memanfaatkan penalti tersebut. Sepakannya melangit di atas gawang.

Lucunya, dari rekaman pertandingan, sempat terjadi perebutan diantara pemain Chelsea perihal siapa yang akan mengambil penalti. Willian Borges dan Jorginho yang biasanya menjadi eksekutor penalti Chelsea, sempat berdebat dengan Barkley.  

Namun, Barkley, gelandang asal Inggris ini dengan percaya diri mengambil bola sembari berujar ke Willian. Dia seolah berkata kepada Willian dan Jorginho, "sudah percayakan kepadaku". Eh malah gagal. Saya penasaran melihat reaksi Willian, Jorginho maupun Frank Lampard usai Barkley membuang peluang mencetak gol dari penalti itu.

Toh, dalam wawancara seusai pertandingan, Lampard secara khusus tidak menyoroti insiden rebutan menendang penalti itu. Dia lebih tertarik mengulas cederanya Mason. "Dia cedera engkel. Tentu itu menyebalkan karena dia bermain bagus dan mengawali pertandingan dengan baik malam ini," keluh Lampard.

Kekalahan ini membuat Chelsea harus bekerja keras di matchday berikutnya. Chelsea akan away ke markas tim Prancis, LOS Lille. Di pertandingan pertama pagi tadi, Lille kalah telak 0-3 di markas Ajax Amsterdam. Menarik ditunggu bagaimana respons Chelsea di laga kedua pada 3 Oktober mendatang.

Bila merujuk kontestan di Grup H, grup ini terbilang sangat berimbang. Tidak ada tim yang sangat difavoritkan untuk mendapatkan dua tiket lolos ke babak knock out. Sebab, Chelsea, Ajax, Valencia, dan Lille sejatinya memang berimbang. Meski, secara nama besar, Ajax dan Chelsea memang lebih difavoritkan untuk lolos.

Menariknya, setelah sama-sama kalah di matchday awal Liga Champions, Liverpool dan Chelsea akan bertemu di LIga Inggris akhir pekan ini. Chelsea akan menjamu Liverpool di London pada pekan keenam Liga Inggris. Menarik ditunggu, siapa tim yang akan lebih cepat move on dari awal kelam di Liga Champions?  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun