Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas "Babak Belur" dan Pepatah "Ono Rego Ono Rupo"

11 September 2019   08:48 Diperbarui: 11 September 2019   22:24 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia kembali babak belur di kandang sendiri. Usai dikalahkan Malaysia, tadi malam dipermalukan Thailand 0-3 di Kualifikasi Piala Dunia 2022/Foto: Kompas.com

Bukan hanya saya yang rindu Milla. Usai kekalahan dari Malaysia, beberapa akun Instagram yang selama ini sangat rajin mengabarkan perkembangan Timnas dan sepak bola nasional, juga langsung memunculkan tanda pagar (tagar): #KembalikanLuisMilla.

Beberapa dari mereka lantas memunculkan cuplikan permainan dan gol-gol Timnas ketika dilatih Milla. Betapa pemain terlihat antusias dan semangatnya meledak ketika bermain. Gol-gol yang diciptakan pemain-pemain Timnas juga bermula dari permainan variatif. Ada skema rapi dengan umpan-umpan pendek yang lantas diakhiri kemunculan pemain yang bergerak tanpa bola alias 'coming from behind'.  

Itulah salah satu alasan mengapa saya rindu permainan Timnas di era Luis Milla. Rindu Milla. Sebab, selain terbukti mampu mewarnai permainan Timnas, pelatih berusia 53 tahun tersebut juga piawai menghidupkan suasana dengan pemain-pemain dan bahkan staf pelatih.

Memang, Milla tak bisa membawa Indonesia meraih trofi. Prestasi maksimalnya 'hanyalah' runner-up Aceh World Solidarity Tsunami Cup. Namun, melatih timnas itu memang butuh proses yang bahkan mungkin panjang. Nah, untuk tahu apakah prosesnya sudah jalan, kita bisa melihat dari cara bermain dan antusiasme pemain di lapangan. Dalam hal ini, proses Milla sudah benar.

Masih ingat bagaimana penampilan Timnas di Asian Games 2018 lalu? Indonesia meraih prestasi terbaik dalam penampilan di Asian Games dengan lolos ke babak 16 besar setelah meraih tiga kemenangan di fase grup. Menang atas Taiwan, Laos dan Hongkong. Indonesia bahkan menjadi juara grup, di atas Palestina.

Lho, bukannya Indonesia juga lolos ke babak 16 besar di Asian Games 2014, mengapa edisi 2018 yang terbaik? Sebab, di 2014, kita lolos 'secara pahit'. Meski menang atas Timor Leste dan Maladewa, tetapi Indonesia lantas dibantai Thailand 0-6 di laga akhir grup. Kemudian, dikalahkan Korea Utara 4-1 di babak 16 besar. 

Bandingkan dengan Indonesia di babak 16 besar Asian Games 2018. Sampean (Anda) mungkin masih ingat salah satu momen terbaik bagi sepak bola Indonesia. Ketika Indonesia menghadapi Uni Emirat Arab (UEA). Hingga menit ke-90, UEA unggul 2-1. Dua gol UEA dicetak dari penalti. Normalnya, Indonesia hanya tinggal tunggu waktu menerima vonis kalah.

Yang terjadi, di menit ke-95, Lilipaly mencetak gol penyama skor. Seluruh isi stadion Wibawa Mukti di Cikarang bergemuruh. Itu sungguh momen yang bikin bangga. Betapa pemain punya semangat besar untuk tidak mau kalah.

Sayangnya, kita belum beruntung. Kita akhirnya kalah adu penalti 3-4 sehingga gagal ke perempat final. UEA akhirnya jadi tim peringkat tiga dan meraih perunggu. Bayangkan, kita dulu bisa gagah berani dan tidak kalah melawan tim terbaik ketiga di Asia. Catat: Asia !

Bagaimana penampilan Timnas tadi malam?

Ah, saya tidak tega menulisnya. Tulisan pak Achsanul Qosasih di akun Instagramnya, mungkin bisa mewakili. Pak Achsanul, presiden klub Madura United yang selama ini cerdas dan kritis dalam menyikapi sepak bola nasional, menuliskan kalimat begini "Kita memang kalah segalanya. Yang pasti kekalahan ini bukan salah pemain. Jangan bilang lagi pemain kelelahan Yang pasti, malam ini pemain kebingungan..!!"  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun