Pelajaran hidup dari kisah sukses Jungkook
Bagi anak muda yang mengidolakan K-pop alias K-popers, Jungkook memang bukan nama biasa. Fans BTS menjulukinya "golden maknae". Bagi ARMY, selayaknya emas, Jungkook juga 'menyenangkan dilihat'. Apalagi, suaranya indah dan juga memiliki berbagai keterampilan yang bagus selain menjadi penyanyi.
Namun, bukan melulu tentang ulang tahun Jungkook itu yang ingin saya ceritakan melalui tulisan ini. Saya lebih tertarik berkisah perihal bagaimana masa-masa awal Jungkook membangun kariernya.
Seperti kita, dia ternyata juga sempat jatuh bangun. Dia pernah merasakan pahitnya penolakan dan kegagalan. Singkat kata, sukses Jungkook ternyata tidak seperti memasak mie instan yang dalam beberapa menit langsung siap saji.
Bulutangkis memang menjadi salah satu olahraga yang digemari di Korea Selatan selain sepak bola. Ada banyak anak muda di sana yang memilih bulutagkis sebagai karier dan jalan hidupnya.
Jungkook pun awalnya berniat seperti itu. Dia mengaku mengidolakan sosok Lee Yong-dae, pebulutangkis top Korea yang pernah meraih medali emas Olimpiade 2008. Bahkan, dia meniru apa saja dari Lee Yong-dae, termasuk gaya kedipan matanya.
Namun, setelah melihat penampilan grup G-Dragon di acara televisi "Heartbreaker", Jungkook lantas punya cita-cita lain. Performa G-Dragon di televisi itulah yang memengaruhinya sehingga ia tertarik menjadi penyanyi. Toh, jalan untuk menggapai mimpi menjadi penyanyi itu tidaklah mudah.
Pernah ditolak ketika mengikuti audisi di televisi
Selayaknya cerita drama dalam film bahwa tidak selalu keinginan bisa langsung tercapai karena muncul kegagalan dan penolakan, Jungkook pun pernah mengalaminya.
Pada tahun 2011 silam, di usianya yang masih 14 tahun, Jungkook pernah mengikuti audisi acara pencarian bakat di Korea Selatan bertajuk "Superstar K Season 3" yang diselenggarakan di Kota Daegu. Yang terjadi, dia tidak terpilih.